Chapter 2 : Before Death Comes

116K 13K 295
                                    

Jika ada kesalahan dalam penulisan mohon diingatkan ya 😙

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Jika ada kesalahan dalam penulisan mohon diingatkan ya 😙

♾♾♾

Sosok tersebut terperanjat dangan mata yang membelalak sempurna, terlihat menghirup udara di sekelilingnya dengan rakus. Tangannya terulur menyentuh leher, cekikkan ayah asuhnya terasa begitu nyata.

Mata Brianna bergulir ke sekitar dengan kening yang berkerut sempurna.

"Bukankah seharusnya aku sudah mati?" Kematian menyakitkan itu begitu membekas di ingatannya, dan apa ini? "Kenapa aku masih hidup?"

Ia bermimpi? Brianna merasa ini bukan mimpi, ia yakin dirinya sudah tiada setelah perbuatan keji Edwin.

Dengan gemetar, Brianna meraih ponsel yang berada tidak jauh darinya. Mata Brianna kembali membelalak, ini adalah tiga hari sebelum kematiannya.

"Tidak, ini tidak mungkin." Brianna menepuk-nepuk pipinya sendiri, kebingungan dengan keadaan ini.

Kaki Brianna menapak lantai, membuka pelan pintu kamar, berjalan mengendap-ngendap. Kaki Brianna terhenti, ia mencuri dengar pembicaraan orang yang berada di ruang tamu.

Jantungnya berdegup kencang dengan napas yang memburu setelah menguping pembicaraan mereka. Edwin sedang melakukan transaksi yang entah ia sendiri tidak tahu mendetail, dan yang membuatnya terkejut adalah koper itu...itu koper yang di banting Edwin, koper yang tiba-tiba berada di kamarnya dan Edwin menuduhnya mengambil uang yang berada dalam koper tersebut.

Brianna membalikkan tubuhnya, kembali ke kamarnya. Tubuh Brianna luruh ke lantai, pikirannya berkecamuk memikirkan situasi dan keadaan ini.

Setelah berkutat dengan pikirannya, Brianna meneteskan air mata. Ya, mungkin Tuhan berbelas kasih pada Brianna, menunjukkan kuasa-Nya pada Brianna agar menghindari kematian yang beberapa hari lagi mendatanginya.

Menjadi anak adopsi tentu berbeda dengan kehidupan anak yang hidup dengan orang tua kandung. Tapi, seharusnya anak adopsi juga berhak dibesarkan dengan penuh tanggung jawab oleh orang tua asuhnya dan tentu mendapatkan kebahagiaan dan kasih sayang yang memang seharusnya di dapatkan.

Tidak Brianna sama sekali tidak beruntung. Tidak ada kesakitan yang lebih dari ini. Nasib buruk membawanya pada orangtua asuh seperti Edwin. Jangankan memperlakukan Brianna dengan baik, mereka bahkan tidak memikirkan psikologisnya selama tinggal di rumah ini.

Entah mimpi, penglihatan atau apapun itu. Tuhan telah berbaik hati pada Brianna agar menghindari kematian yang di sebabkan oleh kemarahan dan fitnahan yang di tuduhkan Edwin padanya.

Takdir adalah suatu ketetapan Tuhan kepada segala ciptaannya, termasuk manusia. Tidak ada suatu kejadian pun di dunia ini melainkan telah ditetapkan oleh Tuhan. Bagi Brianna, takdir terbagi menjadi dua yaitu takdir yang bisa diubah dan takdir yang tidak bisa diubah.

Double BWhere stories live. Discover now