Hasutan ayah?

752 147 27
                                    

Jangan lupa tekan tanda bintang, isi kolom komentar dan follow penulisnya supaya kalian dapat notifikasi kalo penulis abal-abal ini update.

Masih tidak menerima"NEXT/LANJUT" komentar.
Langsung bakal gue hapus kalo Nemu komentar sejenisnya.

Ayoo sama-sama membangun mood penulis abal-abal ini biar sering-sering update.

Happy reading

🌺🌺🌺🌺🌺

“Kamu yakin dengan Al?”

Yuki menoleh memperhatikan Ayahnya yang tiba-tiba bersuara di tengah-tengah kesunyian makan malam.

“Tolong pertimbangkan lagi, ayah tidak mau kamu salah memilih.”

“Apa ayah malu seandainya Yuki beneran menikah dengan Al? apa ayah malu mempunyai cucu sambung?” pertanyaan itu, pertanyaan yang sudah Yuki pendam entah dari kapan.

“Tidak, ayah hanya takut kamu salah melangkah. Kita berbeda, kita dan dia berbeda. Mengapa harus kamu? Sedangkan dia bisa memilih wanita yang lebih segalanya dari kamu?”

Yuki membiarkan ayahnya berbicara tanpa perlu ia cela, ia ingin mendengar keluh kesah dan semua pertanyaan dari ayahnya yang selama ini bungkam dengan hubungannya.

“Ayah minta tolong, kamu pikirkan lagi.”

Ayah pergi meninggalkan meja makan.

Suasana sunyi masih terasa setelah kepala rumah tangga itu pergi. Delvan hanya diam menyimak, ia tidak bisa memberikan saran ataupun masukan, karena baginya itu bukan ranahnya. Sama halnya dengan mamah, sepertinya perjuangan untuk membantu putrinya dalam mendapatkan restu belum membuahkan hasil atau bahkan belum mendapatkan kemajuan, melainkan kemunduran.

Yuki termenung duduk bersila di karpet kamarnya.

Ia tidak menyangka ayahnya akan sekeras ini, apakah belum cukup perjuangan kekasihnya? Sebenarnya apa yang ayahnya pikirkan tentang penolakan ini.

Lamunannya buyar ketika suara bising yang berasal dari ponselnya terdengar.

“Hai, belum tidur?”

Yuki tersenyum memandang sosok pria yang muncul di layar ponselnya.

“Belum ngantuk, gimana Alvaro, masih rewel?”

“Enggak, tapi terpaksa panggil Ida untuk menginap di rumah.”

“Loh, jadi sister Ida ada di rumah? Terus anak-anaknya gimana?”

“Dia bawa, aku izinin kok, cuman sama yang paling kecil, anak pertamanya di rumah sama ayahnya.”

Yuki mengangguk paham, ngomong-ngomong Alvaro, bocah itu mengalami demam mendadak sehabis jatuh dari sepeda barunya, Al kecil terlalu bersemangat ketika bisa mengendarai sepeda roda dua sehingga menyebabkan jatuh dan tiba-tiba badannya panas sore tadi. mungkin bocah itu lelah.

“Kamu kenapa?”

“Hah? Enggak apa-apa kok?”

“Jangan bohong, aku tahu.”

“Enggak kok, beneran deh.”

“Soal ayah yaa?”

Di seberang sana Al menghela napasnya, ia cukup tahu permasalahan kekasihnya sekarang.

“Soal ayah biar jadi urusan aku, kamu jangan terlalu memikirkannya.”

Di dalam hati Yuki berucap, gimana enggak mau di pikiran, orang ayahnya minta ia menjauh dan berpikir seribu kali tentang hubungannya.

Berhenti di KamuOn viuen les histories. Descobreix ara