Pembicaraan Serius

1.1K 188 34
                                    

DIMOHON BACA SEJENAK!!!

Don't forget to like, comment, and follow.

Apresiasi dari kalian memberikan semangat tersendiri untuk penulis abal-abal ini.

Seperti biasa, aku masih tidak menerima "NEXT AND LANJUT" comments.
Sempet gereget kemarin lusa, nemu komen begituan, mungkin dia pembaca baru atau mmg engga baca sama sekali catatan kecil dari aku.

Memang ada beberapa penulis yg malahan seneng bgt di bom komen "NEXT atau LANJUT" ada sebagian juga kaya aku yg emosi ngeliat readers-nya komen begituan, termasuk aku salah satunya.

Penulis engga bakal bosen-bosen ngingetin kok, karena itu juga yg bikin mood aku baik.

Jadi aku harap readers tercintah akoh mengerti.

Kita sama-sama membangun story ini dengan Cinta dari kalian.

Semoga kalian masih bisa diajak kerjasamanya yaa.

HAPPY READING
.
.
.

☕☕☕☕☕

"Temani saya ngopi," Yuki membulatkan matanya terkejut

"Tapi pak_

"Tidak ada penolakan Yuki!" suara mengintimidasi, membuat Yuki merinding seketika.

Al berjalan menuju pantry dan membuka kulkasnya, lalu kembali ke singgasananya.

Yuki mengernyit melihat satu kotak ukuran kecil susu UHT yang barusan boss-nya kasih untuknya, apa boss-nya itu berfikir dirinya masih anak-anak.

"Saya tidak tahu kamu suka kopi atau tidak, di sana banyak jenis minuman bersoda dan beralkohol, tentunya itu tidak baik dikonsumsi di pagi hari, jadi apa salahnya jika saya mengambil susu kotak milik Alvaro untukmu," Yuki terkagum-kagum seketika, mendengar rentetan ucapan panjang yang keluar dari bos yang sudah terkenal bak prizer berjalan.

Perlahan Al menyecap kopi hitam buatan Yuki. Setelah menenggak beberapa tegukan, reaksi mengejutkan yang Yuki dapat. Al mengernyit menikmati kopi buatan Yuki, sedangkan Yuki sudah was-was dibuat bos-nya.

"Rasanya sama seperti kopi buatan Asep, si office boy yang saya coba beberapa minggu lalu."

Yuki mendengus sebal, pikirannya mengingat kopi yang pernah ia buat di pantry kantor, kopi teruntuk boss-nya, sewaktu Mang As izin setoran ke toilet.

"Itu buatan saya pak, Mang Asep yang nganter."

"Kok bisa?"

"Yaa bisa. Saya kebetulan ada di pantry, sekalian saya buatkan."

Suasana kembali sunyi nan hening,..

Yuki mulai risih sedari tadi, karena tidak ada pembicaraan satupun yang keluar.

"Kamu punya pacar?"

Dan, DWARRR,..
pertanyaan menohok yang Yuki dapatkan.

"Bapak mau ngejek saya kan, karena saya jomblo?" dengus Yuki, sedangkan Al sudah mengerutkan keningnya, Al berpikir, sensitif sekali wanita dihadapannya ini.

Berhenti di KamuWhere stories live. Discover now