Naif

282 48 18
                                    

Hari begitu melelahkan bagi pegawai kantoran, seperti yang dialami salah satu member matenrou, kannonnzaka Doppo.

Jika diperhatikan, kehidupan doppo terbilang sangat monoton.

Bangun pagi, berangkat ke kantor naik kereta yang penuh sesak, kerja hingga sore, pulang dengan kereta yang juga penuh sesak, sampai ke apartemen, lalu makan dan setelahnya tidur, Tidak ada variasi.

kecuali jika kerja lembur dihitung sebagai variasi.

Namun hari ini cukup berbeda, rasanya lebih buruk dari biasanya.

Doppo bangun telat, ketinggalan kereta, absennya telat dan bos botakknya lebih ngomel dari biasanya hingga gajinya terancam dikurangi, bahkan dia dipaksa kerja lembur.

Doppo akhirnya pulang jam 10 malam, kereta yang dinaiki juga penuh sesak.






Doppo pov

Ah... Hari ini sangat melelahkan lebih dari biasanya... Haha mungkin sudah nasibku.. Aku memang tidak berguna...

Aku juga membuat hifumi khawatir... Pasti dia sedang bekerja sekarang, tidak ada orang di rumah...

Ah iya, (y/n) kan masih menginap, dia ada di rumah.

Syukurlah, setidaknya aku tidak sendirian malam ini.




















"tadaima..." ujarku seraya masuk ke dalam ruang tamu, terlihat disana (y/n) sedang tidur sambil minum teh bulat.

Tunggu, apa?

"(y/n)... Bangun, jangan minum sambil tidur..." ujarku membangunkan (y/n), aku bahkan ragu apa dia memang tidur? Tapi selang sedotannya terlihat sedang mengalirkan air ke mulutnya.

Setelah mengguncangnya beberapa kali, akhirnya dia terbangun. Dia melirikku bingung "dopp..o? Huaaam~ kenapa kau baru pulang? Aku sangat lelah menunggumu, bahkan aku sudah menghabiskan 5 teh bulat" tanyanya dengan wajah mengantuk, tapi mulutnya tetap minum.

"bukankah sensei sedang melarangmu untuk minum teh?" tanyaku heran, anak ini benar-benar overdosis...

(y/n) terlihat terkejut, namun langsung mengganti ekspresi wajahnya "sok tau, siapa yang bilang begitu kepadamu?"

"sensei"

(y/n) terdiam, sebelum akhirnya berdecih dan membuang tehnya, setelahnya dia terus berdumel tentang larangan minum teh.

Aku hanya tertawa pelan, lalu mengelus pucuk kepalanya lembut untuk menenangkannya. Dia terlihat terkejut, tapi tidak memberontak, dan hanya tersenyum.

ah.. dia sangat mengingatkanku akan adikku.

Setelah itu (y/n) menyiapkan makanan yang sudah hifumi buat, dia menghangatkan lauk dengan microwave, kami pun makan bersama.

Namun selama makan aku terus memikirkan nasibku, dan juga gajiku yang terancam dikurangi... Jika itu terjadi, bagaimana nanti aku membayar apartemen? Aku tidak bisa merepotkan hifumi lebih dari ini...

Aku juga memikirkan keluargaku, aku belum memberi setoran kepada mereka.. Ah.. Bayaran sekolah adikku juga belum dibayar.. Bagaimana ini? Belum juga kebutuhan pokok mereka... Aku belum memberi jatah uang bulanan... Adikku juga perlu laptop... Bagaimana ini.. Ini gawat

Ah... Aku memang tidak berguna...

"doppo"

Seharusnya aku bangun lebih awal.. Lalu berangkat dan terhindar dari telat..

"doppo!"

Jika saja aku memasang alarm lebih cepat... Aku memang tidak berguna...

"DOPPO!!"

Another brother? (insert Male Reader)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang