that's not funny

427 82 9
                                    

"...maafkan..aku..."

"...."

Suasana begitu mencekam di ruang kerja samatoki, terlihat kedua pria dewasa tanpa ekspresi dengan seorang remaja yang berdiri di depan mereka dengan wajah memelas, bahkan kedua pria itu mengalihkan pandangannya dari remaja tersebut.

Kedua pria itu adalah samatoki dan jyuto, dan remaja tersebut adalah (y/n). Sementara rio hanya menghela nafas melihat keadaan tersebut.

Masih ingat kejadian chapter kemaren dimana (y/n) pura-pura mati? Jyuto dan samatoki sudah panik hampir menelpon ambulan saat (y/n) mengejutkan mereka dengan tiba-tiba bangun dan tertawa.

(y/n) mengira mereka akan kesal dan teriak padanya, namun reaksi yang didapat tidak terduga. Samatoki dan jyuto masih terlihat shock, setelah itu keduanya terdiam dan pergi ke dalam tanpa menghiraukan (y/n).

(y/n) juga shock, dia mengira samatoki akan membentaknya seperti biasa, begitupun jyuto. Namun sekarang bahkan keduanya pergi mengacuhkannya.

Kali ini (y/n) menyadari jika candaanya sudah keterlaluan.























"samatoki, jyuto, maafkan aku atas candaan tadi. Aku tau itu mungkin keterlaluan, akan kujelaska-"

"kau tau tapi tetap melakukannya huh?" potong jyuto dingin.

(y/n) terkejut dengan nada dingin yang jyuto lontarkan, "t-tapi itu..! Ugh iya.. Maafkan aku atas hal itu, aku akan menjelaskan-"

"terserah, aku tidak peduli" ujar samatoki tanpa ekspresi.

(y/n) shock mendengarnya, dilihat kedua orang didepannya masih tidak mau melihat ke arahnya. Dia tidak tau kenapa dadanya terasa sakit karena kedua pria didepannya mengacuhkannya.

(y/n) yang tidak nyaman dengan perasaan itu mencoba membuat keduanya menatapnya agar rasa sakit di dadanya hilang.

"setidaknya lihatlah ke arahku jika berbicara!" ujar (y/n), seketika keduanya melihat ke arahnya.

Namun (y/n) hanya mendapat tatapan dingin, perasaan sakit di dadanya kembali 'kenapa? Perasaan apa ini? Dadaku sakit saat samatoki dan jyuto menatapku seperti itu... Tatapan itu...tidak..'

"aku sudah minta maaf!! setidaknya katakan sesuatu sialan!" emosi (y/n) memandang keduanya.

Samatoki kali ini menjawab, namun perkataannya membuat dada (y/n) kembali sakit "bukankah sudah kubilang? Aku tidak peduli"

"...apa yang harus kulakukan agar kalian memaafkanku..." ujar (y/n) sambil menunduk.

Samatoki lalu mengatakan sesuatu, sesuatu yang membuat dadanya seperti tertusuk "mati saja sana, seperti yang kau lakukan sebelumnya"

"samatoki! Itu keterlaluan!" ujar riou yang tidak tahan mendengarnya.

Mata (y/n) melebar shock, dia mundur perlahan. Dadanya terasa ribuan kali lebih sakit dari sebelumnya.

Samatoki terkekeh sinis "hei riou, menurutmu mana yang lebih keterlaluan? Aku dan jyuto khawatir setengah mati dan anak ini dengan seenaknya tertawa?"

Jyuto bahkan ikut berkomentar "Dia menganggap perasaan khawatir kami sebagai lelucon, dia bahkan bisa memalsukan denyut nadinya, lelucon yang hebat"

(y/n) semakin menunduk mendengarnya, terlihat nafasnya tak beraturan. Dia kembali melihat ke arah mereka, namun hanya tatapan dingin yang dia terima. Nafasnya semakin tidak beraturan, dia memegang belakang lehernya lalu berlari keluar.

Riou yang melihat hal itu menatap (y/n) khawatir, dia melihat ke arah samatoki dan jyuto dengan pandangan kecewa "padahal kalian bisa lebih baik daripada ini"































Another brother? (insert Male Reader)Where stories live. Discover now