LV - 38. Semangat!

8.8K 2.2K 235
                                    

Suara sang komentator pertandingan membuat Bearly semakin salah tingkah di tempatnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suara sang komentator pertandingan membuat Bearly semakin salah tingkah di tempatnya. Apalagi penonton juga ikut bersorak meminta Bearly menyemangati Agam.

Sepertinya keputusannya untuk menonton pertandingan salah karena niat awalnya hanya ingin menonton Agam dalam diam, bukan malah menjadi pusat perhatian seperti ini.

“Semangatin! Semangatin! Semangatin!”

Semuanya seolah bekerja sama membuat Bearly keluar dari persembunyiannya. Belum lagi tatapan Agam yang setajam belati itu masih mengarah pada Bearly dengan wajahnya yang datar seperti biasa.

Bearly merasa kikuk sendiri. Di sebelahnya, Sissy sama sekali tidak membantu. Dia malah ikut bersorak meminta Bearly menyuarakan dukungan untuk Agam.

“Ayo, Bear! Keburu makin panas, nih. Mana spf sunscreen gue cuma 50PA++ lagi,” dumel Mario sambil menutupi wajahnya dengan tangan, berusaha menghalangi sengatan sinar matahari yang mengarah ke wajahnya.

Penonton bersorak semakin heboh. Ledekan-ledekan mulai terdengar dan ditujukan untuk Mario yang rempongnya melebihi cewek.

Di antara semua anak kelas 11 IPA 1, sepertinya memang hanya Mario yang sedikit lebih gesrek karena rata-rata anak 11 IPA 1 normal dan terkesan kaku.

Seperti Agam, dia kaku dalam bersosialisasi, tapi sangat luwes saat berpacaran hingga mampu meruntuhkan tembok yang Bearly bangun agar tidak sampai jatuh cinta padanya.

“Ayo, Bear, semangatin Kak Agam biar pertandingan cepat dimulai,” bisik Sissy.

Mengambil nafas dalam-dalam lalu menghembuskannya perlahan, Bearly mulai maju satu langkah. Tidak ada pilihan lain. Mau tidak mau dia memang harus melakukannya jika ingin pertandingan segera dimulai. Desakan-desakan dari para penonton juga semakin menuntutnya untuk melakukan itu.

Dari posisinya berdiri, Agam masih setia menatap Bearly. Dia menunggu Bearly melakukan sesuai dengan yang diminta teman-temannya. Karena sejujurnya dia sangat berharap Bearly akan menyemangatinya.

Walau Agam tahu Bearly akan melakukannya dengan terpaksa, tapi untuk kali ini dia ingin bersikap egois dengan melakukan sesuai dengan keinginannya tanpa memikirkan perasaan Bearly.

“Kak Agam, semangat!” teriak Bearly setelah memantapkan diri.

Dia melempar senyum kaku pada Agam. Bukan karena tidak ikhlas, tapi karena dia gugup ditatap banyak pasang mata.

Agam mengangguk. Dia tersenyum lebar, merasa puas karena harapannya terkabul.

“Ehem!”

“Cie! Cie!”

“Yuk, dimulai! Agam udah disemangatin pacarnya. Yang jomblo cukup jadi penonton aja, ya.”

Pertandingan dimulai setelah itu. Ternyata omongan sang komentator tidak main-main. Dia sampai menjeda pertandingan hanya untuk menunggu Bearly menyemangati Agam.

Dating To Break UpTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang