Bab 2. Berteman

12.8K 1.4K 83
                                    

Pelajaran ketiga telah berakhir. Saatnya jam istirahat kedua. Waktu istirahat kali ini mereka gunakan untuk bermain di kelas atau tidur di ruang UKS. Di kantin hanya menjual minuman di jam istirahat kedua, karena mereka sibuk mempersiapkan makanan untuk siang nanti.

"Haechan. Kau mau kemana?" tanya Jaemin.

Lelaki itu sudah bersiap untuk pergi ketika bel baru saja berbunyi.

"Ke perpus," jawab Haechan. Dia pergi sebelum Jaemin berhasil mencegahnya.

Sekolah baru dimulai selama dua hari, tapi tugas sudah diberikan sejak hari pertama. Haechan membutuhkan beberapa buku untuk mengerjakan tugasnya.

Saat dia sedang melihat-lihat buku, dia bertemu dengan Mark Lee yang juga sedang mencari buku di rak yang sama dengannya.

"Mark? Cari buku Hewan dan Pernapasan juga?"

Mark yang mendengar seseorang memanggil namanya terperanjat. Dia terkejut ada orang yang mau menyapanya. Saat dia menoleh, dia mendapati wakil ketua osis bertanya padanya.

Mark tidak menjawab, melainkan hanya mengangguk. Gerakannya sangat kaku dan terlihat merapatkan tubuhnya.

Mereka berada di kelas yang berbeda, tapi mereka mendapatkan tugas yang sama karena guru yang mengajar pelajaran Biologi adalah guru yang sama.

"Baru saja diberi tugasnya?" tanya Haechan lagi. Dia jarang berbicara dengan Mark, karena lelaki itu sangat pendiam dan sering menghindari interaksi. Pertama kali Haechan berbicara dengannya adalah ketika mereka mulai menjadi anggota osis beberapa hari sebelumnya.

Mark kembali mengangguk. Haechan memperhatikan lelaki ini. Dia terus menghindari tatapan Haechan. Kepalanya menunduk dan selalu terlihat gugup.

"Aku sudah duluan mengambilnya. Bagaimana jika kita buat bersama?" tanya Haechan lagi.

Mark terkejut sampai dia mengangkat kepalanya dan bertatapan langsung dengan Haechan.

"Hm? Mau?"

Mark tertegun sejenak melihat Haechan, saat dia tersadar, Mark langsung menghindari tatapan Haechan dan mengangguk pelan.

Haechan tersenyum dan mengajak Mark untuk duduk di salah satu meja yang ada di samping rak tempat mereka berdiri.

Haechan menunjukkan buku yang dicari Mark sebelumnya. Dia mulai membahas tugas yang diberikan. Mark diam dan fokus mendengarkan apa yang dijelaskan oleh Haechan.

Sebenarnya, tanpa Haechan jelaskan pun dia sudah paham hanya dengan membaca buku tersebut, tapi memiliki seseorang untuk berdiskusi tentang tugas bukanlah hal yang buruk.

"Nah, besok kita bisa langsung mencari sampelnya. Kau mau pergi bersamaku?" tawar Haechan.

Mark kembali terkejut. Dengan cepat dia menolak Haechan.

Ditolak seperti itu, Haechan menjadi pundung. Dia bertanya, "Kenapa tidak mau? Kan bagus jika cari bersama. Menangkap tikus untuk dijadikan sampel bukan hal yang mudah."

Mark menjawab dengan tergagap. "Itu ... ji-jika kau terlihat bersamaku ... orang-orang akan ber-berpikir yang tidak-tidak."

Haechan mengerutkan keningnya. "Maksudmu tentang rumor itu?"

Mark segera membantah. "A-aku tidak mem-membu-"

"Aku tidak bilang kau yang melakukannya."

Haechan dapat melihat Mark bernapas lega setelah dia mengatakannya. Haechan mencoba untuk berbicara kembali dengan Mark.

"Itu hanya rumor. Mereka memang dasarnya tidak suka denganmu. Jangan dipikirkan. Ayo, tangkap tikus bersama. Sebenarnya, aku jijik dengan tikus. Hehe."

Haechan cengengesan setelah mengatakannya. Dia berharap Mark mau membantunya menangkap tikus untuk menjadi sampel percobaannya. Jika dia tidak berhasil menangkap tikus maka dia tidak bisa menyelesaikan tugasnya.

Mark mengangguk setuju dan itu membuat Haechan senang. Mereka membuat janji untuk bertemu esok hari setelah pulang sekolah.

Di angkatan Mark, Haechan adalah orang yang terkenal di sekolah mereka. Saat tes masuk, dia menduduki peringkat kedua dan langsung menjadi bahan perbincangan di kalangan guru dan siswa. Jika Mark bukanlah orang yang culun dan penyendiri, dia bisa mengalahkan kepopuleran Haechan.

Bagi Mark sendiri, Haechan memang sangat menonjol. Ketika mereka berada di osis, Haechan sangat cakap ketika berbicara di hadapan semua orang. Meskipun Mark menjabat sebagai sekretaris, dia tidak pernah mau berbicara di depan semua orang dan Haechan akan mengganti dirinya untuk berbicara tanpa dia minta.

Haechan sangat baik pada semua orang. Dia tidak peduli apakah rumor itu benar atau tidak, karena dia sendiri tidak melihat Mark melakukan perbuatan tersebut. Untuk rumor Mark yang menyukai sesama jenis, Haechan tidak terlalu peduli. Karena itu adalah urusan pribadi Mark.

Keesokan harinya, saat pulang sekolah. Haechan telah menunggu Mark di pintu kelas Mark. Orang-orang yang berada di sana menatap dengan mata yang membesar. Tidak percaya jika orang yang ditunggu Haechan adalah Mark. Mereka mengira Haechan menunggu Jeno.

Akan tetapi, saat mereka mengingat jika keduanya adalah anggota osis, mereka mulai mengabaikan keduanya dan kembali meneruskan perjalanan.

"Kita akan menangkap tikus di mana?" tanya Haechan. Mereka berdua telah tiba di sebuah gang sempit yang kotor. Tempat pembuangan air di sana sangat bau dan jorok.

"Tempat ini sangat kotor," kata Haechan.

Selama dia hidup, Haechan tidak pernah membiarkan tempat tinggalnya kotor dan berantakan. Harus rapi dan bersih. Oleh karena itu, dia sangat benci dengan tikus. Binatang itu suka tinggal di tempat seperti ini.

Mark tidak banyak bicara. Dia melihat beberapa ekor tikus berlari dan melompat di dekat rongsokan yang menumpuk. Setelah memasang jebakan, Mark mengajak Haechan untuk duduk di tempat lain sambil menunggu tikus masuk ke dalam jebakan.

"Sepertinya kau sangat ahli dalam hal ini."

Mark mengangkat wajahnya dan melihat Haechan. Membenarkan kacamatanya sambil menjawab, "Bu-bukan begitu. Di rumahku sangat banyak tikus. Bukan karena kotor, ta-tapi karena di daerah rumahku adalah rumah kumuh, orang-orang sering membuang sampah sembarangan dan tidak ada yang mau mem-membersihkan jalan. Jika sempat, a-aku yang akan membersihkannya."

Mark menjelaskan, sesekali dia terlihat gemetar ketika berbicara. Haechan menahan tawanya ketika melihat tingkah Mark.

"Apa kau gugup ketika berbicara dengan orang?"

Mark menatap Haechan sebentar. Kemudian menunduk. Bulu mata itu terlihat bergetar. Dia mengangguk dengan malu.

Haechan tertawa lucu. "Kenapa gugup. Tidak ada yang akan memakanmu."

Mark menggaruk kuku tangannya. Menjawab tanpa melihat ke arah Haechan. "A-aku terbiasa sendiri. Berbicara dengan orang lain agak su-susah untukku."

Haechan tak bisa lagi tertawa. Situasi Mark sedikit membuatnya merasa kasihan. Dia memegang pundak Mark dan berkata dengan serius.

"Coba biasakan denganku. Bagaimana?"

Tawaran itu sangat menyentuh hati Mark. Sejak dia kecil, orang-orang tidak ingin bermain dengannya karena suaranya yang kecil. Dia juga penakut dan tidak memiliki kepercayaan diri. Orang-orang yang mendekatinya selalu memiliki maksud tersendiri. Mereka mendekat jika butuh dan menjauh jika sudah mendapatkan apa yang mereka mau. Sejak dulu, orang-orang memang sudah menjauhinya, tetapi alasan yang paling parah adalah ketika dia SMA. Dia tidak tahu mengapa orang-orang menyebarkan rumor mengerikan tentangnya, padahal dia tidak melakukan apapun.

Sekarang, orang yang paling populer di sekolah mengajaknya untuk berteman secara tidak langsung. Mark penasaran apa yang Haechan inginkan darinya. Meski dia menduga Haechan sama seperti mereka, dia tetap menerima tawaran Haechan.








Tbc

The Real Obsession | MARKHYUCK (END)Where stories live. Discover now