Bab 7. Ayah

10K 1.1K 82
                                    

Pagi itu, semua orang yang ada di vila Jaemin, bangun dengan pening di kepala mereka. Para senior mungkin dimaklumi karena mereka semalam meminum banyak alkohol, kecuali Jeno. Dia pusing karena kurang tidur. Orang yang tidur sekamar dengannya dan juga merupakan pemilik vila tersebut, terus mengeluarkan suara-suara aneh dan akan muntah di ranjang jika Jeno tidak menyeret tubuhnya dan melemparkannya ke dalam kamar mandi. Membiarkan Jaemin pingsan di sana dan tertidur di lantai kamar mandi.

Sementara para junior, merasa pusing karena mereka bergadang semalaman untuk menonton film. Selain halaman yang luas dan kolam renang di belakangnya, vila ini juga memiliki ruangan untuk menonton film bersama. Mirip seperti bioskop pribadi, tapi tidak besar dan juga tidak kecil.

Di dalam kamar Haechan dan Mark tampak tidak terlalu baik. Satu orang tidur di atas tempat tidur, sementara yang lainnya tidur di lantai.

Mark, orang yang tidur di lantai bangun saat sebuah bantal jatuh di atas kepalanya. Dia melirik ke atas dan memindahkan bantal tersebut ke samping. Merenggangkan badannya yang terasa kaku dan menggeleng. Mencari kesadarannya yang hampir hilang semalam.

Semalam?

Tiba-tiba bayangan penuh gairah muncul di kepalanya. Mark segera bangkit dan berlari menuju kamar mandi yang ada di kamar tersebut. Menghidupkan air di wastafel dan mencuci wajahnya dengan kuat seperti dia tengah mencuci baju. Menggosoknya dengan kuat dan menimbulkan warna merah di sana.

Mark melihat dirinya di cermin. Sungguh menjijikan!

Cukup dengan memotret semua tindakan Haechan dan menjadikan foto-foto tersebut sebagai hiasan dinding kamarnya. Dia tidak boleh melewati batas!

Semalam sudah berlebihan. Mark tidak bisa melihat matanya sendiri di cermin. Terlalu memalukan.

Dari luar kamar mandi, terdengar suara serak Haechan. Mengetuk-ngetuk pintu kamar mandi.

"Mark? Masih lama? Aku ingin mandi."

"Tidak."

Dengan itu, dia mencuci wajahnya dan mengeringkannya dengan handuk putih yang terlihat masih baru.

Di ruang tengah, Mark melihat yang lain duduk di berbagai tempat di ruangan itu. Haruto dan Junkyu terlihat masih mengantuk, masing-masing duduk di kursi Bean Bag. Tak jauh dari mereka, dua gadis yang ikut liburan bersama mereka baru selesai membersihkan diri dan duduk di sofa, kemudian mulai merawat diri dengan banyak produk perawatan wajah dan kulit.

Di lantai depan televisi, Yuta, Jaehyun, dan Jeno sedang duduk di sofa panjang sambil menonton Doraemon.

Mark merasa canggung dengan mereka semua. Dia ingin kembali ke kamar, tapi mengingat Haechan dan kejadian semalam, dia tidak menjalankan rencana itu dan memilih melawan kecanggungan tersebut dan duduk tak jauh dari Jeno.

"Ah, Jeno bangsat. Kau membiarkan aku tidur di kamar mandi. Bajingan! Seumur-umur tidak ada yang berani melakukan itu pada Tuan Muda Jaemin. Brengsek!"

Saat mereka sibuk dengan urusannya masing-masing, tiba-tiba Jaemin muncul dengan wajah dan pakaian yang berantakan. Dia keluar dari kamarnya dan langsung menghajar Jeno. Menarik rambut lelaki itu dan menimpa tubuhnya berharap Jeno akan penyet di bawah tekanannya.

"Kau yang mabuk dan menyusahkanku. Masih untung aku tidak menendangmu keluar dari kamar."

Jeno menjawab dengan susah payah. Dia mendorong tubuh Jaemin yang menimpanya.

"Diam, bajingan. Brengsek. Cabul."

"Apa-apaan dengan kata cabul?"

Keduanya terus bertengkar seperti kucing dan anjing. Tidak ada yang mau mengalah dan mundur dari situasi tersebut.

The Real Obsession | MARKHYUCK (END)जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें