Sky Story

86 13 2
                                    

Hai guys, Aku kembali, seperti biasa vote dan komen, semoga kalian suka❤

Ambil sisi positif atau baiknya aja yah, kata-kata kasar jangan ditiru karena itu gak baik! Dan ingat cerita ini hanya fiksi.

Happy reading 🌸

~~~~~~~~~~~~

"Gue jarang banget ke sini, mungkin ini bisa dibilang pertama kalinya gue  kesini setelah Bunda gak ada." Wajah Langit seperti menerawang lebih jauh dan Bening mendengarkan dengan baik apapun yang dikatakan oleh Langit.

"Bunda meninggal waktu umur gue sepuluh tahun, disaat itu gue jadi anak pembangkang, susah diatur dan gak mau terima semua kenyataan yang udah terjadi. Ditambah Papa gue yang menikah lagi dan gue pun punya Ibu tiri sekaligus kakak tiri, ya..., Meskipun begitu gue tetap gak berubah malah gue makin memburuk."

Langit menatap birunya langit, kisah keluarganya aneh banget gak ada senang senangnya sama sekali, gak seperti burung-burung yang terbang di atas langit, mereka tampak harmonis, ibu burung yang lagi mencari makan dan rela gak makan demi anaknya yang hanya rebahan di atas sangkar. Terkadang Langit iri sangat iri sama kehidupan harmonis nya keluarga burung itu apalagi harmonisnya keluarga orang yang pernah Langit lihat.

Bening melihat Langit yang ada disampingnya, wajah Langit sama sekali gak ada kelihatan sedih. Namun, Bening tau walaupun ia kelihatan baik-baik saja, percayalah di dalam hatinya ia sedang menangis dengan keras.

Bening menekuk kan kedua kakinya dan menenggelamkan wajahnya di atas lutut, wajahnya miring ke kiri melihat wajah Langit yang lagi menatap ke atas pohon tepatnya di sarang burung, tampak Ibu burung lagi mengasih anaknya makan.

"Seminggu yang lalu, Ibu tiri gue ketahuan selingkuh dari Papa dan membuat Papa saat itu jadi marah besar, Papa menceraikan Ibu tiri gue dan mengusir mereka berdua."

"Gue seneng banget mereka berpisah, lagian perempuan itu gak tulus dan mau harta Papa gue doang."

Langit cuma remaja yang masih labil yang seharusnya diperhatikan malah dibiarkan. Langit sedari dulu tidak butuh pengganti Bundanya, Bundanyalah satu-satunya yang tersimpan di hati Langit, ia tak perlu pengganti lain dan juga gak perlu orang dengan embel embelan Ibu tiri.

Langit tersadar dari lamunan dan kejujuran kisah pilu keluarganya yang telah ia ceritakan, suara sapi lah yang telah membuyarkan lamunan Langit, hahaha ada-ada saja.

Langit melihat ke samping kanan, terlihat Bening yang lagi menatapnya juga, sadar akan dari tadi ia hanya berbicara gak jelas tentang keluarganya, ia pun membuka suara. "Sorry ya, gua malah buka aib keluarga gue," kata Langit yang merasa gak enakan sebenarnya.

Bening kembali duduk dengan normal dan tegap, lalu ia tersenyum tipis, ia yakin Langit itu ingin menangis namun ditahannya. Langit itu kuat bukan lemah buktinya ia bisa membuat dirinya terlihat baik-baik saja padahal sedang tidak baik-baik.

"Santai aja, gue ngerti perasaan lo. Yah, beginilah hidup, kunci untuk bahagia itu cuma satu doang yaitu bersyukur. Terkadang kita harus melihat ke bawah untuk bisa bersyukur, banyak orang lain yang mempunyai masalah yang lebih rumit daripada kita. Jadi apapun itu, jika lo anggap dunia ini gak adil, itu salah. Allah maha adil dan semua akan indah pada waktunya."

Bening mengatakan itu pada Langit, ia mengatakan itu dengan hati yang tulus, Langit ini temannya, dan dia harus memposisikan diri menjadi teman yang baik.

"So, jangan sedih lagi dong," ujar Bening dengan lucu, seperti menghibur anak kecil dan itu membuat Langit tersenyum kembali.

"Udah santai aja sama gue, kalo ada masalah cerita aja Insyaallah gue bakal jadi pendengar yang baik."

BeningTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang