kesedihan

586 263 705
                                    

Siapkan hati untuk baca ini yah:)

Vote dan spam komen juga:)

❤ Happy Reading ❤

***

Malam ini, hanya suara dentingan sendok dan garpu yang terdengar. Makan malam yang tidak harmonis dan seperti  tidak saling mengenal satu sama lain. Langit sedari tadi tidak memperdulikan keadaan sekitar, ia hanya fokus dengan makanan yang ia makan.

"Langit," ucap Erlan namun, tidak digubris oleh Langit.

"Langit!"

Panggilan kedua yang sedikit meninggi, terpaksa Langit menatap papanya dengan tajam.

"Apa?"

"Ada hal penting yang ingin papa bilang dengan kamu."

"Bilang aja kali pa, yaelah," ucap Langit memutar bola matanya malas.

"Kamu, akan papa jodohkan dengan anak teman papa yaitu Bella pacar kamu," ucap Erlan.

Langit tersedak, ia mengambil air putih yang disampingnya dan meminumnya. Ia tidak percaya apa yang dikatakan oleh papanya.

"Pa, Langit sudah turuti permintaan papa menjadi pacar Bella supaya perusahaan papa meningkatkan kan? Tapi, kalau dijodohkan Langit gak mau Pa," ucap Langit berusaha untuk tenang.

"Kenapa kamu tidak mau?"

"Karena Langit tidak mencintai Bella."

"Kamu harus mau dijodohkan dengan Bella, supaya kita semakin kaya dan bergelimang harta," ucap Erna- mama tiri Langit tersenyum miring.

Langit heran dengan keluarganya selalu saja memikirkan diri sendiri dan harta yang menjadi kecanduan mereka. Ia seperti dimanfaatkan dan dipergunakan untuk kesenangan keluarganya yang egois.

"Gue gak mau, coba kalian pikirkan bagaimana perasaan gue saat ini, selalu saja di manfaatkan untuk kesenangan kalian!" Ucap Langit emosi.

"Lo yang coba pikir, kalau Lo dijodohkan dengan Bella, harta Bella untuk siapa? Untuk Lo juga kan!" Ucap Luna.

Pikiran Langit sedang kacau saat ini, makan malam yang harmonis dan penuh kasih sayang tiada lagi ia dapatkan. Langit meninggalkan meja makan dan pergi ke kamar. Ia ingin menyendiri terlebih dahulu, pikirannya tertuju dengan bundanya, hanya bundanya lah yang mengerti dengan keadaan maupun perasaannya saat ini.

Hatinya beradu, pikirannya sedang kacau sekarang, matanya memanas dan Langit menagis......

"Hiks, kenapa sih hidup aku seperti ini?"

"Kenapa tidak ada yang mengerti dengan perasaan aku!" Teriak Langit.

"Bunda... Hiks Langit kangen..."

Wajah Langit dibanjiri dengan air mata, ia sedih kenapa tidak ada yang memihak pada dirinya? hidupnya hancur dan tidak ada orang yang peduli dengannya bahkan keluarga sendiri pun tidak memperdulikannya dan hanya memikirkan diri sendiri.

Langit menghapus air matanya menggunakan syal pemberian Bening, baru kemarin ia cuci dan sekarang dikotori kembali. Syal rajut milik Bening yang sekarang dipegangnya sangat lembut, syal ini berwarna biru mengingatkannya dengan ibunda yang menyukai warna biru.

BeningTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang