Before Action

106 26 30
                                    

Yuk vote dan spam komen

Selamat membaca 8)

Ambil sisi baiknya aja yah man teman. Sisi buruknya jangan, hihi

Tengkyu^^

••••••••













"Aku suka sama kamu Langit, jauh sebelum kamu kenal sama Bening," jujur Nivea sambil meraih tangan Langit tetapi Langit langsung melepaskannya dengan sopan.

Langit menatap Nivea. "Seharusnya lo tau gue sukanya sama siapa?"

"I-iya aku tau," jawab Nivea sedikit gugup. Iya dirinya tau sekali siapa perempuan yang Langit suka tentu perempuan itu adalah Bening. Dia tau dulu Langit suka gonta-ganti cewek namun, itu hanya sementara setelah adanya Bening, dia yakin Langit hanya suka sama Bening dan tak ada yang lain.

"Kalo lo tau, jadi gak apa-apa kan gue gak nerima perasaan lo?" tanya Langit. Ia melihat cewek dihadapannya ini, Langit sebenernya kasihan tapi apa boleh buat? Ia gak mau menyakiti perasaan orang lain lagi dan hanya Bening lah yang masih ada dihatinya dan tak tergantikan.

"Hiks, Langit aku suka sama kamu! Aku gak suka kalo kamu deket sama Bening!" Suara Nivea meninggi dan membuat Langit terkejut.

Tidak hanya Langit tetapi Bening juga ikutan terkejut, Bening berdiri tak jauh dari Langit dan Nivea. Bening baru pertama kali melihat Nivea seperti itu.

"Emang kenapa? Lo gak ada berhak buat ngatur hidup gue." Langit mendekat ke arah Nivea dan menatap Nivea dengan penuh keyakinan. "Dan ingat satu hal, di hati gue cuma ada Bening," ucapnya dan Langit pergi dari hadapan Nivea namun, tiba-tiba langkahnya terhenti karena Nivea berseru.

"Langit!" Serunya.

"Kalo lo nerima perasaan gue, gue bakal ngasih tau lo siapa yang sudah menjebak Bening," ucapnya bersidekap dada.

Langit mengepal tangan sempurna, dia sudah tebak pasti Nivea juga membantu dalang dibalik kasus Bening tentang pencurian uang itu.

Langit balik menghadap kebelakang tepatnya dimana Nivea berdiri. Ia geram, Nivea yang dulunya seperti malaikat tetapi sekarang ia terlihat seperti iblis.

Langit senyum miring. "Gue gak butuh!" Jawabnya tegas dan membuat Nivea tersentak kaget, Nivea kaget karena jawaban Langit jauh diluar ekspektasi nya.

"Gue gak akan nerima perasaan lo, apapun itu alasannya dan dengan lo kaya gini gue semakin yakin gak bakal nerima perasaan lo," terus terang Langit.

Nivea menahan tangisannya, kata-kata yang dilontarkan oleh Langit sungguh menusuk kedalam hatinya.

Sudut bibir Nivea terangkat satu. "Oh gitu ya? Lo mau aja sama cewek miskin itu! Cewek yang gak jelas asal usulnya, dia dekat lo sebab uang lo aja Lang-----."

"STOP! lo gak pantas menghina Bening, asal lo tau Bening gak pernah sekalipun nyentuh uang gue! Dan juga harus lo tau, Bening itu cewek pekerja keras, dia bekerja paruh waktu sebagai pelayan kafe, menyempatkan waktu untuk belajar! Dan sisa waktunya dia sempatin buat melatih bela dirinya agar kalo ada perlombaan dia bisa menang dan dapat memenuhi kebutuhan hidupnya!"

"Dan cewek miskin itu harusnya lo! Masih minta uang orang tua, sadar dong," amarah Langit yang tak terkontrol lagi.

Bening ingin sekali melerai mereka berdua, tetapi kakinya sangat berat untuk melangkah, pikirnya ini hanya khusus interaksi antara Langit dan Nivea dan kalau dia ikut takut masalah malah makin besar.

Nivea merunduk. Dia membendung tangisnya lagi.

"Lo bilang suka sama gue? Itu cuma obsesi Nivea, lo harus bisa bedakan mana rasa suka dan mana yang cuma obsesi semata," lanjut Langit. Dia melihat cewek di depannya yang sudah tidak berkutik dan tidak menghina Bening lagi.

BeningTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang