Kue Ulang Tahun

4.2K 430 14
                                    

"Pak tadi ongkosnya berapa?" tanyaku pada supir taksi online.

"Tiga puluh rebu, Kar," sahut Tuti.

"Iya, tiga puluh ribu," timpal Bapak taksi online.

"Diskon ya, Pak. Jadi dua puluh rebu?" tawarku.

"Kan udah pake promo, Kar."

"Udah pas harganya sesuai aplikasi."

"Maaf ya, Pak. Temen saya emang agak-agak," ucap Tuti.

"Tiga puluh ribu kan untuk dua penumpang. Nah berhubung bapaknya juga ikut naik, jadi dua puluh ribu," jelasku.

Plak!

Kepalaku dikeplak Tuti. "Lu ada-ada aja!" omelnya.

"Nggak apa-apa dua puluh ribu, tapi adeknya yang nyetir," sahut Bapak taksi online.

"Becanda, Pak. Biar suasananya gak sepi kaya kuburan." Padahal aku sengaja mengalihkan pembicaraan agar Tuti tidak bertanya tentang Milo.

"Kar, lu belum jawab. Kenapa hari ini sering nyebut Milo," ucap Tuti.

Baru aja gua kira aman. Eh si Ntut inget lagi masalah Milo. Hadeuh!

"Kayanya bawaan orok sih, Tut. Ngidam Milo," elakku.

"Kapan lu nikah? Udah hamil aja!" sahut Tuti.

"Gua lupa ngabarin, kalau kemarin udah nikah sama Cha Eun-woo."

"Beuh! Mulai ngekhayal nih bocah!" Tuti tampak kesal.

Sementara aku dan Tuti mengobrol, tak terasa mobil sudah dekat dengan rumahku. Condet. "Di depan gang yang ada gapuranya, Pak," ucapku.

Bapak taksi online itu menghentikan mobil tepat di depan gang. "Gua duluan ya, Ntut," pamitku seraya membuka pintu mobil.

"Duitnya mana?" sahut Tuti.

"Oh iye, lupa. Masih gua kantongin," balasku seraya memberikan uang 15.000. "Pak, temen saya bawa aja ampe Batargebang terus turunin."

"Lu pikir gua sampah! Dah sana! Hus!"

Kututup pintu mobil, kemudian setengah berlari ke dalam gang.

Sesampainya di depan rumah, kulihat pintu depan terbuka lebar. Ternyata, ibu sedang menghias kue di ruang tamu. "Kue pesenan siapa, Bu?" tanyaku.

"Mpok Badriah," balas Ibu sembari melapisi kue Black Forest itu dengan Whipped Cream.

"Kok ada lilinnya?" Ada dua buah lilin berwarna merah tergeletak di atas meja. "Emang si Mpok ulang tahun?"

"Iya, hari ini si Mpok ulang tahun."

"Ya ampyun ... umur udah tua, masih ngerayain ultah. Pake kue pula. Aku aja kemaren ultah ke-17 cuman dibikin nasi uduk."

"Kan kamu yang minta."

"Iya juga sih."

"Yaudah, Bu. Aku ke kamar dulu."

Di dalam kamar, aku langsung menyalakan laptop di atas meja belajar. Lalu, pergi ke kamar mandi untuk cuci muka dan mandi.

Setelah mandi, kusimpan laptop di atas kasur. Kemudian, lanjut menonton drama korea yang semalam sempat tertunda.

_________

"Kar!" panggil Ibu dari luar kamar.

"Ya, Bu?" sahutku sembari rebahan di atas kasur.

Kriet!

Pintu terbuka. "Kar, tolong anterin kuenya ke rumah si Mpok," perintah Ibu.

"Duh, baru aja nonton satu episode," keluhku.

Hantu TampanWhere stories live. Discover now