"hm?" Yeji yang sedang menyusui Noah menepuk nepuk pipi Jeno. Jeno membuka matanya pelan.

"Jam berapa?" Ujarnya sambil berbaring telungkup.

"Udah mau jam 7, bangun dulu, mandi. Nanti habis nyusuin Noah aku buat  sarapan buat kamu" dengan enggan Jeno terduduk di kasurnya dan menguap. "Jemi mana?"

"Tidur lagi. Nih Noah juga udah merem" Jeno mengangguk.

"Ya udah kamu tidur lagi aja. Biar sarapan aku yang bikin" ujar Jeno sambil meregangkan tubuhnya.

"Hm?"

"Kamu begadang juga, jadi tidur lagi aja. Sarapan mah gampang. Aku bukan Abang yang anti dapur. Nanti aku bikinin sekalian buat kamu. Kamu tidur lagi aja bareng mereka, nanti mereka bangun kamu ga bisa tidur" ujar Jeno setengah mengantuk kemudian berjalan menuju kamar mandi. Ia sesekali menguap.

"Baju kotornya taruh keranjang, mas. Jangan lupa" peringat yeji. "Oke" sahut Jeno dari kamar mandi.

Benar saja, ketika Jeno kembali dari kamar mandi, yeji masih menyusui Noah, tapi matanya sudah terpejam erat. Jeno mendekat, membenarkan kancing piyama milik istrinya, kemudian membawa Noah untuk tidur lagi bersama Jemi.

Jeno menaikkan suhu ruangan kemudian mengambil selimut untuk menyelimuti yeji. Ia mengusap usap rambut istrinya sebelum menyiapkan pakaian untuk dirinya sendiri.

Dengan kemeja berwarna coklat muda yang senada dengan celananya, jeno turun dari kamar dengan membawa tas dan snelli miliknya.

Ia kemudian pergi menuju dapur, mencari bahan makanan apa yang akan ia masak pagi ini. Wah, kulkas nya sangat penuh. Jeno kemudian mengeluarkan selada, telur, tuna kaleng, bawang bombai, dan smoked beef. Ia akan membuat sandwich penuh protein pada pagi hari ini. Tidak ada yeji, tidak ada sayur. Yihaa!

Dengan mengambil roti tawar, Jeno lantas menyusun untuk isian sandwich yang akan dia buat. Jeno membuat empat, dua untuknya dua untuk yeji, jika yeji habis. Tapi jika satu istrinya pasti akan kelaparan nanti.

Dengan kemeja yang ditekuk sampai siku, Jeno nampak terampil membolak balikan roti di wajan. Kemampuan memasaknya tidak sebagus jaehyun apalagi seburuk Mark. Dia biasa saja. Jeno bisa membuat masakan sederhana untuk ia makan sehari-hari.

Di tengah-tengah jeno menyantap sarapan, suara pintu terbuka membuatnya menoleh. Rupanya mertuanya datang.

"Pagi mah" ujar Jeno sembari menyalami ibu dari yeji.

"Pagi, Jen. Kok sarapan sendiri? Yeji mana?" Tanya mertuanya.

"yeji lagi tidur ma diatas"

"Tidur?"

"Jangan diomelin, mah. Jeno yang nyuruh yeji tidur kok. Kasihan soalnya dia semalem begadang gara gara si kembar rewel" ujar Jeno menjelaskan sebelum istrinya kena omel sang mertua.

"iya, tenang aja. Nih mama udah bawain makanan buat kalian sarapan, tapi kayaknya kamu udah masak ya?" Jeno meringis.

"Biar jadi bekal Jeno aja ma. Sebentar, Jeno ambil tempat makan dulu" ujar Jeno sembari mencari letak tempat makan yang disimpan oleh sang istri.

"Sini biar mama yang nyiapin, kamu sarapan aja. Habisin tuh rotinya" Jeno dengan tidak enak hati kemudian memberikan tempat makan berwarna hitam itu pada mertuanya sementara dia kembali duduk di kursinya, menghabiskan sandwich buatannya dalam diam.

"Semalem mereka rewel nyampe jam berapa, Jen?" Tanya mama yeji. Jeno menelan sandwich nya terlebih dahulu sebelum menjawab.

"Noah bangun jam tiga, ma. Minta susu. Kalau Jemi aman. Dia kebo soalnya kalau tidur. Ngga ada yang bisa bangunin" ujar Jeno. Mertuanya tertawa. "Kaya siapa itu?"

ROYALS Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt