"Saya juga nggak sudi punya anak nggak berguna seperti kamu!! Gila lagi."

Lantas cowok itu mengadahkan kepalanya menatap pria tersebut. "Marvel nggak gila!!"

"Apa? Hahahaha. Kamu fikir saya tidak tahu? Kamu itu mempunyai sakit mental yang bisa saja kamu menjadi gila nantinya!"

"MARVEL ENGGAK GILA!!!"

"KAMU ITU GILA DASAR BODOH."

"MARVEL NGGAK GILA!!"

Cowok itu terus menjambak rambut nya sendiri sambil menggumamkan perkataan itu.

Rosi yang melihat itu terkekeh sinis. "Kalau bukan gila apa? Nggak waras? Hah. Saya pergi dari sini."

"Ingat. Jangan pernah lagi menginjakkan kaki di rumah saya dan menampakkan muka di keluarga saya. Paham kamu?"

Marvel tak menjawabnya ia masih menggumamkan kata kata itu dan terus menjambak rambutnya sendiri.

Rosi tersenyum smirk. "Gila. Memang pantas kamu seperti itu."

Setelah mengatakan hal yang membuat Marvel menjadi lebih tertekan pria paruh baya itu pergi meninggalkan Marvel seorang diri disana.

Marvel lagi dan lagi masih meraung.

"Nggak. Marvel nggak gila!!!"

"Marvel sehat."

"Marvel nggak gila."

"Marvel sehat."

"MARVEL NGGAK GILA!!"

"MARVEL NGGAK GILAA!!"

Hah.

Hah.

Cowok itu terbangun dari mimpi nya yang memang dulu menjadi kenyataan yang dia hadapi.

"ARGHH!!"

Cowok itu mulai duduk dan menyembunyikan wajahnya di kedua lututnya, sambil menjambak jambak rambutnya.

"Gue nggak gila. Nggak mungkin gue gila."

"ARGHH."

***

"Pagi Mah, Pah." sapa gadis berbaju rapi itu.

"Hm. Kamu rapi? Mau kemana?" tanya Agra melihat putri nya berpakaian rapi.

Eca menggaruk kepalanya yang tak gatal. "Emhh ke mana yaa?"

"Mau ke rumah temen."

"Pagi pagi?" tanya pria itu lagi.

Eca mengangguk.

"Di anter siapa?"

"Nanti Kasa jemput, dia mau nganterin."

MARVEL (END)Место, где живут истории. Откройте их для себя