43 - Maaf

141K 20.8K 8.3K
                                    

Aku balik! Kangen ga kangen gak?!

Absen kota yuk, aku penasaran MRiB udah menyebar di mana ajaa.

Oke, selamat membaca dan maaf karna terlambat update😚

****

Agatha menarik rambut Irene dengan kekuatan penuh hingga gadis itu langsung terseret ke sebelahnya. Bola matanya berkilat marah dan menatap Irene setajam mungkin.

Sebelah tangannya sudah mengepal menahan emosi.

Sementara Irene sendiri justu menyunggingkan senyuman sinis dan melepaskan kasar tangan Agatha di rambutnya.

"Apaan sih lo?! Ganggu aja," ucapnya kesal.

Irene mengabaikan Agatha dan kembali mendekat ke Alhan yang kini memandang Agatha dengan tatapan datar. Hal itu jelas membuat Agatha kembali naik darah dan menarik Irene agar menjauh dari abangnya.

"IH LEPASIN ANJING!" pekik Irene seraya mengernyit sakit.

Dia melihat pergelangan tangannya yang di cengkram erat oleh Agatha. Tenaga gadis itu memang tidak pernah bisa di lawan olehnya.

Menoleh ke belakang, Irene menatap Alhan memelas. "Sayang tolongin aku, cewek gila ini pengen nyakitin aku," ucapnya merengek.

Bola mata Agatha melebar sempurna mendengar ucapan Irene.

"SAYANG?! BANGSAT LO REN!" pekiknya dan dengan cepat menarik kerah Irene penuh emosi.

Tatapan Agatha kini terlihat menyeramkan, wajah gadis itu memerah sempurna dengan rahang mungilnya yang mengatat. Dia menatap kedua bola mata Irene yang kini terlihat meremehkannya.

"Gue masih bisa terima lo buat gue di benci dan di caci maki satu sekolah, gue juga berusaha sabar meskipun lo ambil orang yang gue suka, bahkan gue berusaha nerima meskipun lo ambil sahabat gue, Ren," ucap Agatha datar.

"Tapi yang kali ini gue gak bisa maafin!" tekan Agatha. "Lo tau siapa yang lo cium barusan hah?! DIA KAKAK GUE, KAKAK KANDUNG GUE!" pekik Agatha menggila.

Sudut mata gadis itu sudah berair, namun dia berusaha menahannya. "Lo tau seberapa susahnya gue pengen nemuin dia atau sekedar lihat wajahnya?" tanya Agatha parau. "Gue harus berjuang keras, bahkan ngelawan omongan orang orang terdekat gue."

"Karna apa? Karna gue sayang sama dia, dia orang yang paling gue sayang di muka bumi ini!" ucap Agatha menguatkan cengkramannya di kerah Irene.

"Dan gue gak terima orang kayak lo, sebusuk lo, sehina dan serendah lo ngelakuin ini ke abang gue!" ucapan Agatha barusan berhasil memancing Irene yang sejak tadi mendengarkan tanpa minat.

"Apa lo bilang?" gadis itu membalas tatapan Agatha tak kalah tajam.

Sudut bibir Agatha terangkat. "Lo busuk, lo hina, lo rendahan," ucapnya ulang dengan nada mengejek, namun terdengar serius.

Sejak dulu Agatha hanya membalas perlakuan Irene ketika benar-benar sudah berada di puncak emosinya, dia tidak pernah secara terang-terangan mengucapkan sesuatu dari lubuk hatinya.

Dalam artian, Agatha tidak serius mengucapkan semuanya.

Dia tidak pernah membenci Irene sama sekali.
Namun kini berbeda, Irene sudah membuatnya benar-benar menaruh rasa benci pada gadis itu.

My Roommate Is a Badgirl Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang