17 - Mau Taruhan?

182K 23.1K 2.1K
                                    

Agatha benar-benar di buat ternganga dengan kehidupan Raka yang super membosankan. Di hari minggu yang cerah ini seharusnya Agatha bisa tidur sampai puas, tidur adalah salah satu hobi dan keahlian Agatha.

Namun~ Raka malah menyeretnya untuk berolahraga di taman menemani laki-laki itu berlari. Sejak tadi wajah Agatha sudah tertekuk dan dengan terpaksa ikut berlari di belakang Raka dengan ogah-ogahan.

Pandangan tajamnya tertuju pada laki-laki tinggi yang berlari dengan gerakan tenang dan santai di depannya. Dia terlihat sangat menikmati udara pagi yang segar ini, lain halnya dengan Agatha.

"Raka!" pekiknya kesal. Raka hanya menoleh sekilas dan lanjut berlari hingga wajah Agatha memerah samar. Dia menghentikan larinya dengan kesal.

"Lo bener-bener nyebelin! Setelah bangunin gue subuh-subuh sekarang lo seret gue olahraga ke sini?! Gue gak mau jadi manusia produktif kayak lo, dasar kanebo kering!" teriak Agatha menggebu.

"Kakak," seorang anak kecil menarik-narik ujung jaket yang Agatha kenakan hingga Agatha menoleh dengan wajah bingung.

Agatha adalah salah satu spesies panyuka anak bayi namun pembenci bocil sehingga dia kurang bisa bersikap ramah. "Kenapa?" tanyanya sedikit ketus.

"Maaf banget ya kak, jangan marah. Kakak suaranya kenapa cempreng banget? Emang gak malu teriak-teriak di sini? Apa kakak gak punya urat malu? Maaf kalau benar," anak kecil itu menunduk sopan.

Agatha menganga dan menatap bocah perempuan itu tajam. "Pas pembagian urat malu gue gak dapet, soalnya lagi jajan tahu bulat. PUAS?" Agatha melotot galak.

Anak kecil itu memasang raut sedih yang membuat Agatha ingin melemparnya ke dunia lain. Kenapa wajah bocil selalu mengesalkan?

Agatha panik melihat tanda-tanda kebocoran air mata dari wajah menjengkelkan itu. "Diem lo, sampe nangis gue lempar lo ke rawa-rawa!"

Tak lama kemudian anak itu menangis keras  karna ancaman Agatha. "Huaaa ... kakak ini jahat! Kayak setan!" teriaknya.

Agatha semakin melotot, dia ingin menjambak rambut keriting anak itu namun urung karna teriakan garang ibu-ibu dari belakang. "Heh! Kamu apain anak saya hah?!"

"Anjir!" Agatha merutuk pelan kemudian berlari terbirit-birit bahkan melewati Raka yang langsung tertegun melihatnya. Tadi jangankan berlari, jalan saja Agatha sempoyongan. Namun kini gadis itu berlari kencang seperti di kejar malaikat maut.

Hingga tak lama kemudian langkah Raka terhenti begitu melihat Agatha yang nyungsep ke dalam air mancur dengan posisi nungging. Laki-laki itu terdiam sebentar lalu menghampiri Agatha yang tengah meringis namun masih dalam posisinya.

Beberapa orang di sana menertawakan Agatha yang jatuh dengan posisi tidak estetik. Wajahnya nyemplung ke dalam kolam sedangkan badannya masih berada di luar, sudut bibir Raka berkedut pelan. Mengapa gadis ini sangat ceroboh?

"Lari itu liat-liat, kecebur kan lo," kata Raka kemudian menarik jaket Agatha hingga gadis itu langsung berdiri.

Wajah Agatha memerah. "Kata siapa gue kecebur? Orang gue nyeburin diri kok! Lagian kenapa juga air mancurnya ada di sini sih, ngalangin orang lari aja!" dia memelototi air mancur tidak bersalah itu.

Raka menatap datar Agatha yang kini sibuk marah-marah bahkan menendang air mancur itu dengan emosi. Dia kemudian melepaskan jaketnya hingga menyisakan kaos hitam oblong lalu menaruhnya di atas kepala Agatha yang basah.

Gadis itu menoleh dan memandang Raka yang kini mengeringkan rambutnya dengan jaket laki-laki itu. Wajah Agatha semakin memerah, mengapa dia bisa mengalami kejadian memalukan ini di depan Raka sih?!

My Roommate Is a Badgirl Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang