30 - Ancaman Raka

203K 24.4K 5.1K
                                    

"GAK MAU SEKOLAH!!" teriak Agatha seraya memegang pinggiran kepala ranjang dengan erat, berusaha menahan tarikan di kakinya yang cukup kuat. "RAKA LEPASIN KAKI GUE!" pekiknya.

Di pagi hari yang indah ini, tempat tinggal Raka sudah terisi dengan keributan yang cukup memusingkan. Sudah lebih dari 15 menit Raka meladeni gadis menyebalkan itu.

Laki-laki itu memutar matanya. "Lo udah bolos kemarin, hari ini sekolah," katanya tajam kemudian Raka menaikan satu alisnya. "Oh, atau lo mau uang jajan lo gue potong?"

Agatha langsung mendelik kesal. "Dih, kok bawa bawa uang jajan lagi?!" gadis itu memelototi Raka. "Lo itu belum gue maafin, gak usah sok-sokan ngatur gue," ketusnya.

Raka tidak memerdulikan dan kembali menarik kaki Agatha agar mau turun dari ranjangnya, dia agak kesulitan sebab tenaga Agatha berbeda dengan cewek pada umumnya. Raka sendiri bingung, sepertinya Agatha yang menyemili beton baja, bukan dirinya.

Helaan nafas Raka terdengar ketika kaki Agatha malah menendanginya. "Gak usah banyak tingkah. Lo itu udah mau lulus, berhenti buat masalah. Hari ini sekolah, titik," ucapnya tegas.

"HUAA GAMAU SEKOLAH! JANGAN PAKSA GUE RAKA ANJING!" Agatha memekik emosi, tangannya mulai terasa licin terus memegang kepala ranjang. Namun Agatha tetap mempertahankan dirinya.

"LEPASIN KAKI GUE OY SETAN!" Agatha mulai kehabisan tenaga, Raka sepertinya jelmaan titan hingga kekuatannya begitu besar.

Berfikir sejenak, Agatha menemukan ide cerdas di kepalanya. "Gue bakal cipok lo kalau gak lepasin gue!" ancamnya. "Gue serius demi tikusnya Glen. Gue bakal hisap bibir lo sampe bengkak kayak di sundul tawon. Mau lo?"

Raka berdecak. "Agatha," desisnya penuh peringatan. "Ini masih pagi, jangan mulai."

Agatha menoleh dan menyeringai. "Lo kangen gue godain kayak gini kan? Ngaku lo Raka, gak usah pura-pura. Gue tau lo udah mulai jatuh cinta sama pesona gue."

Melihat kepercayaan diri Agatha membuat Raka menyorotnya datar. Gadis ini tidak berubah sama sekali meski mereka hampir satu minggu tidak bertegur sapa. Namun anehnya hal itu membuat Raka sedikit senang.

Dulu, dia sangat ingin mengubah karakter Agatha yang urakan dan kasar. Namun entah mengapa akhir-akhir ini dia lebih menyukai Agatha yang seperti itu di banding Agatha yang terlihat tidak bersemangat dan sedih seperti satu minggu ini.

Agatha mengedip beberapa kali begitu merasa tidak ada yang memegang kakinya lagi. "Kok di lepas? Nyerah lo?" tanya Agatha, dia mencebikan bibirnya. "Gitu aja nyerah, dasar cowok."

Raka menyeringai melihat Agatha yang melepaskan genggaman tangannya dari kepala ranjang. Dengan cepat dia menyeret kaki Agatha hingga gadis itu memekik terkejut kemudian mengangkat tubuh kecil itu ke bahunya.

"HUA RAKA TURUNIN GUE! GUE CIPOK BENERAN TAU RASA LO!" gadis itu memukuli punggung Raka dengan ganas namun tidak berefek apapun untuk Raka.

Laki-laki itu tetap berjalan dengan eskpresi tenangnya, membawa Agatha menuju kamar mandi di sudut kamar. Tanpa ragu Raka masuk kedalam kemudian menurunkan gadis itu.

Agatha terhuyung dengan kepala pusing. Jujur, dia paling benci jika Raka menggendongnya seperti tadi, itu membuat kepalanya pening karna berada dalam posisi terbalik.

Seraya memegangi kepalanya, Agatha melirik Raka sinis. "Niat banget sih sampe bawa gue ke kamar mandi. Padahal gue gak sekolah juga lo gak rugi."

Raka menaikan alisnya. "Kemaren ada yang protes karna gue cuekin dan gak gue perduliin," kemudian laki-laki itu menunduk mensejajarkan wajah mereka. "Inget siapa orang itu?" bisiknya.

My Roommate Is a Badgirl Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang