22 - Gay?

195K 23.5K 3K
                                    

Sebenernya aku bikin cerita ini khusus untuk Soobin TXT dan terinspirasi dari mukanya yang cute tapi cocok juga kalau dingin. Jadi buat kalian yg gak sreg sama castnya aku minta maaf karna gak akan aku ganti:)

Tanpa Soobin, cerita ini tidak ada. Ehehe, sorryy.

---

Lesung pipi nyaa:')

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lesung pipi nyaa:')

***


Mia dan Cici saling berpandangan dengan raut ngeri. Dua gadis itu saling senggol menyenggol seraya menatap Agatha di samping mereka. Gadis itu terus tersenyum dan terkadang tertawa sendiri membuat mereka keheranan.

Agatha memegang pipinya yang memanas. Mengingat kejadian semalam entah mengapa membuat bibirnya tidak bisa berhenti melengkung.

Andai sejak dulu Raka memperlakukannya seperti itu pasti Agatha tidak akan merasa keberatan tinggal bersama Raka. Agatha sangat suka di perlakukan secara lembut.

Cici berdehem pelan. "Tha, lo lagi gak kerasukan setan kan?"

Agatha menggeleng dengan bibirnya yang masih tersenyum. "Enggak kok."

Mia mengangguk dua kali. "Bener sih, mana mungkin setan masukin temennya sendiri."

Cici terbahak-bahak mendengar ucapan Mia. Dia memang yang paling receh di antara mereka, terbukti dari tawanya yang belum terhenti hingga membuat Agatha dan Mia meliriknya datar.

Sudut mata Cici sudah berair. Dia kemudian berdehem dan menormalkan wajahnya. "Eh iya, lo pada inget gak sih cowok yang waktu itu gue ceritain?"

"Yang mana?" sahut Mia sebal. "Tiap hari lo ngomongin cowok yang beda-beda, mana inget gue."

"Yang di Club itu! Cowok kalem yang cuman main hape doang waktu temen-temennya minum." Cici menabok kepala Mia kesal. "Masa lupa sih?"

Mia menghela nafas sabar. "Terus kenapa sama dia?"

"Ternyata dia anak sekolah ini dan seangkatan sama kita! Kemaren gua liat dia waktu pemilihan Ketua OSIS di lapangan!" ucap Cici heboh. "Kalau gak salah namanya Glen Vabratama."

Agatha yang sejak tadi mesem-mesem tidak jelas langsung menoleh pada Cici begitu mendengar nama sahabat Raka sekaligus tetangga mereka itu. Agatha menahan tawanya. Kalem? Seorang Glen?

Cici belum tau saja seberapa aneh dan mesumnya manusia yang memelihara tikus dan banyak cewek itu. Belum lagi, jika tertidur dia seperti traveling ke alam baka.

"Anehnya, kok gue jarang liat dia di sekolah ya." Cici mengetuk dagunya.

"Glen jarang sekolah. Dia lebih parah dari gue bolong absennya," sahut Agatha.

"Dih sok tau lo, gembel." Cici menabok kepala Agatha juga membuat Mia terbahak-bahak dan menepuk-nepuk punggung Agatha pelan, menyabarkan gadis itu.

"Masih gue liatin lo, Ci. Belum aja gue sleding ke mekah." Agatha menatap Cici tajam sedangkan gadis itu hanya menyengir tanpa dosa.

My Roommate Is a Badgirl Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang