26 - Lebih Buruk

180K 24K 2.8K
                                    

Semakin hari keadaan di antara Raka dan Agatha semakin memburuk dan kacau. Sikap Raka sejak dulu memang selalu datar pada siapapun termasuk pada Agatha. Namun sekarang berbeda, laki-laki itu menunjukan jelas ketidaksukaannya pada Agatha.

Setiap bertemu di sekolah, maka Raka akan meliriknya tajam kemudian berlalu begitu saja. Kadang juga Raka memberikan kata-kata pedas ketika melintasi Agatha yang di hukum di lapangan setiap pagi karna terlambat.

Gadis itu semakin sering terlambat karna Raka tidak membangunkannya seperti beberapa waktu lalu. Agatha tidak masalah dengan hal itu, namun yang sedikit mengganggunya adalah Raka yang menyindirnya di depan umum.

Didepan para anggota OSIS bahkan murid-murid yang terlambat bersamanya.

Tidak sampai di sana, di rumah pun mereka seperti tidak saling mengenal. Raka menepati perkataannya untuk tidak saling mengurus satu sama lain serta ikut campur urusan masing-masing.

Tidak ada lagi sarapan bersama, makan siang, dan makan malam. Agatha maupun Raka menyiapkan makanan untuk diri mereka sendiri, dan hal lainnya pun seperti itu.

Meski berada satu atap, tapi mereka jarang bertemu. Raka jarang berada di rumah dan Agatha pun sama. Mereka hanya di sana ketika malam untuk tertidur sisanya mereka berada di luar. Agatha dan Raka semakin seperti orang asing.

Bahkan Raka juga menaruh semua uang jajan Agatha untuk sebulan di atas meja. Padahal biasanya Raka akan ngotot ingin memegang dan mengatur keuangan Agatha agar dia tidak boros.

Tapi anehnya Agatha bisa merasakan jika Raka menguarkan aura permusuhan untuknya.

Dia di buat bingung oleh Raka. Makin ke sini Agatha semakin mempertanyakan kesalahan yang di perbuatnya pada Raka. Sebenarnya apa yang membuat laki-laki itu jadi membencinya seperti ini?

Jika karna kejadian tempo hari, rasanya tidak masuk akal. Agatha tau Raka bukanlah tipe orang yang suka melebar-lebarkan masalah. Raka termasuk orang pandai yang tidak mudah percaya dengan sesuatu yang di dengar tanpa bukti yang jelas.

Agatha juga tau Raka bukanlah orang yang baperan, untuk apa Raka marah karna Agatha berniat memanfaatkannya? Hal itu terus terfikirkan oleh Agatha. Jika itu alasannya, Agatha rasa Raka terlalu kekanakan.

Dia fikir ada alasan lain yang membuat Raka jadi seperti ini. Tapi apa?

Agatha menghela nafas pelan. Benar dugaannya jika jarak mereka semakin menjauh. Ini terasa cukup menyakitkan.

"Agatha, lo bengong mulu deh belakangan ini. Ada masalah?" Mia menghadap ke tempat duduk Agatha, memandang wajah lesu sahabatnya.

Cici mengangguk. "Iya. Gak biasanya lo 3L gini."

"3L?" beo Mia bingung.

Cici menyengir. "Lemah, letih, lesu, lunglai."

"ITU EMPAT CACING!"

Cici melongo sesaat kemudian memasukan kepalanya ke dalam tas dengan malu. "Njir, salah itung gue."

Mia mendengus kecil dan menatap Agatha lagi. "Ayo cerita ke kita, Tha. Jangan pendem sendiri masalah lo."

"Bener. Ada apa emangnya? Lo berantem lagi sama Mami lo?" Cici mengeluarkan kepalanya dari tas. "Soalnya kita gak boleh main ke rumah lo udah hampir 3 bulan. Mami lo marah besar banget, ya?"

Agatha hanya menggeleng pelan.

Cici dan Mia berpandangan hingga tak lama kemudian Cici menjentikan jarinya. "Hampir aja lupa, gue ada berita besar buat lo dan pasti lo bakal bahagia denger ini, Tha!"

Agatha hanya melirik teman sebangkunya itu tanpa minat. "Apa?"

"Sagara sama Irenenen putus!" pekik Cici semangat. "Alhamdulilah, gak sia-sia gue buat puluhan akun hatters buat neror akun mereka."

My Roommate Is a Badgirl Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang