04 - Cewek Nakal

294K 30.3K 1.6K
                                    

Baca doang gak ninggalin komen. Ckck teganya.

***

Agatha menatap sosok didepannya sinis. Terpaksa dia membatalkan niatnya keluar toilet karna orang itu menghadang di pintu. "Ngapain lo di sana?"

Gadis itu terkekeh mendengar suara ketus Agatha kemudian berjalan mendekat. "Ada hubungan apa lo sama Raka? Kenapa dia keliatan gak keberatan lo ada di samping dia?"

"Dih, ngehalu. Lo gak liat muka dia selalu ketekuk liat gue? Buta lo ya ngomong gitu?" Agatha melipat tangannya di depan dada. "Irene ku sayang, Raka sama gue itu gak pernah akur dan lo pasti tau itu."

Irene mengangguk, gadis tercantik di sekolah itu melihat Agatha dari atas ke bawah. "Bener sih, gak ada juga yang bisa di liat dari lo. Dada datar, bokong kempes." Irene berdecak miris. "Mana mungkin Raka tertarik sama lo."

Agatha terbelalak. "Ngomong apa lo barusan?"

"Lo budek ya? Telinga lo mulai kehilangan fungsi kayaknya," gadis itu tersenyum remeh.

Agatha mengepalkan tangan kemudian berjalan mendekat. Tatapan gadis itu menelusuri tubuh Irene kemudian tertawa. "Bukan badan gue yang terlalu datar, tapi lo yang terlalu gendut," katanya membuat Irene melotot tajam. "Gak usah sok-sokan nilai orang. Urus diri lo sendiri. Dasar mak lampir."

Agatha mendorong Irene menyingkir kemudian berjalan pergi dengan senyum puas. Irene yang masih terpaku di tempatnya merasa tidak terima kemudian mengejar Agatha dan dalam satu tarikan, rambut gadis itu berada dalam genggamannya hingga Agatha mengaduh pelan.

"Bangsat! apaan sih?!" Agatha menghempaskan tangan Irene. Teriakannya itu berhasil memancing tatapan penasaran hingga perlahan mereka di kerumuni murid-murid yang lewat untuk menyaksikan pertengkaran mereka yang kesekian.

"Jaga omongan lo ya! Lo gak tau siapa yang barusan lo hina, hah?!" pekik Irene dengan wajah memerah. "Irene Zilona, ratu sekolah! Gue Queen di sini! Berani-beraninya lo ngehina gue!"

"Lo yang mulai duluan, anjing!" Agatha tidak tahan melihat wajah Irene yang menyebalkan hingga dia menghadiahi jambakan di rambut panjang gadis itu. "Gue bakal buat lo botak!"

"LEPAS!" Irene memekik tidak tahan dengan keganasan Agatha. Dia awalnya mencoba membalas namun Agatha dengan telak terus menyerangnya hingga dia kewalahan. "ANJIR RAMBUT BERHARGA GUE!"

Keadaan semakin gaduh membuat Agatha kian bersemangat merontokan rambut Irene. Gadis itu tertawa di atas penderitaan Irene yang sudah tidak bisa melawannya. Padahal sejak dulu selalu kalah, tapi Irene selalu memancingnya.

Memang tidak pernah kapok.

"Agatha!" seruan itu terdengar mengerikan membelah kerumunan yang ada hingga dengan berat hati Agatha melepaskan Irene membuat gadis itu berhamburan memeluk sosok yang baru saja datang.

"Raka, Raka. Kamu liat kan? Dia monster, rambut aku di tarik sampe putus!" Irene histeris dengan mata berair sedangkan Agatha sudah terbahak di tempatnya.

Irene yang menantangnya namun dia juga yang mengadu. Memang dasar nenek lampir!

Suasana yang tadi begitu bising menjadi tenang ketika Raka datang, mereka semua pergi dengan perlahan agar tidak ikut terkena amukan Raka. Bisa aja mereka di hukum, dan Raka tidak pernah tanggung dalam memberikan hukuman.

Raka sendiri diam sejenak sebelum tatapannya turun pada tangan Irene yang melingkar di pinggangnya. Dengan tidak berperasaan Raka mendorong dahi Irene hingga gadis itu refleks melepaskan pelukannya. Irene cemberut sementara tawa Agatha kian kencang.

"Gue gak suka di sentuh, apalagi di peluk," dia menatap Irene tajam hingga gadis itu refleks memeluk dirinya yang menggigil tiba-tiba.

Laki-laki itu kemudian menatap Agatha yang membuang muka enggan menatapnya. Gadis itu masih kesal dengan ucapan Raka tadi pagi. Agatha paling benci di atur tapi Raka berusaha mendisiplinkan hidupnya dan itu benar-benar menyebalkan.

My Roommate Is a Badgirl Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang