Bertemu dan Berpisah

7 5 6
                                    

Hai hai maafkan
Lama nggak update gegara mood lagi down.

Yuk, baca lagi
Sebelumnya follow dulu ya
Karena follow itu gratis.. plis!!
caseyathaya

"Terkadang apa yang kita lihat baik belum tentu akan baik, tetapi apa yang buruk juga belum tentu buruk, perlu di hadapkan kepada situasi dimana kita harus bisa mengerti mana yabg baik dan buruk agar mampu melepas dengan ikhlas."


♡♡♡

*

Sampailah hari itu di Sabtu siang kegabutan geng lima, akan menyambangi kediaman Galih, entah tidak ada maksud apa-apa hanya ingin menggunakan waktu senggang.

Turunlah kami di perempatan jalan yang akan menuju perkampungan Galih, masih dengan berseragam sekolah identias yang pasti jika orang melihat akan tahu kami sekolah dimana.

Terlihat segerombalan cowok anak STM lain dengan seragam identitas warna cokelat mendekat ke arah kami yang sedang berdiri di pinggir jalan menunggu angkot kecil yang menuju ke rumah Galih.

"Nungguin apa sih?" sapa salah satu gerombolan anak-anak muda itu.

"Hm, kata ibu yang di sana tadi ada angkot yang menuju ke kampung banyakan." jawabku karena mereka tidak mencurigakan lebih ke friendly. Atau karena aku terlalu ramah.

"Oh, tapi lama sekali loh," ujarnya masih duduk di atas motornya.

"Nggak papa, lagian kita juga nggak keburu-buru," ucapku tanpa memandang mereka.

"Kita anterin aja yuk, kalian mau kemana sih?"

"Ke tempat teman,"

"Oh, ya udah ayo! Ckup kok, temanmu loh udah ngobrol seru sama yang lain," ucapnya dengan menunjuk Yana dan Nika yang sudah terlibat dengan anak yang tak lain adalah temannya.

"Udah, ayo! Oh ya kenalkan namaku Raditya," ujarnya dengan menjulurkan tangan.

"Hm, aku Aya." jawabku dengan nama yang kupalsukan. Bukan karena apa? Memang sengaja memakai nama palsu.

"Ay, tuh temanmu udah mulai jalan, bonceng gih, santai aja. Aku anak baik, nggak akan juga bawa lari, lagian kamu juga tau kan daerah sini." ucapnya dengan meyakinkan aku, dan memang Yana dan Nika telah bonceng yang lain dan mulai jalan.

Akhirnya, aku pun menuruti, sedangkan Wita dan Tata sudah duluan dengan yang lain beserta Nika dan Yana. Aku menuruti apa yang di katakan Raditya, sepanjang perjalanan hanya ngobrol sewajarnya, tentang sekolah dimana dan meminta ijin akan datang ke sekolahku. Aku hanya mengangguk dan menanggapi biasa saja. Aku jarang bisa berbasa basi dengan orang yang ku kenal.

"Oh ya, gang depan itu berhenti ya! Aku turun sampai situ saja, itu di tempat temanku yang udah nungguin," kataku dengan setengah berteriak karena suara terbawa angin. Dengan menujuk tempat di mana Yana dan Nika sudah menunggu di depan Gang masuk rumah Galih.

"Oh iya," sahut Radit.

Usai aku tunjuk tempat berhenti, ia pun menghentikan motornya lalu aku pun turun, dengan tersenyum. "Makasih ya," ucapku dan di jawab olehnya, "Sama-sama, semoga bisa ketemu kembali."

Kisah Putih Abu-Abu [Mentari] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang