Saling Curhat

17 7 2
                                    

-Menjadi Pendengar yang baik bagi Sahabat itu lebih baik daripada menjadi pemberi solusi tapi nge-judge-

❤❤❤

"Hai, selamat pagi semuanya," sapaku kepada para squad yang sudah ada dikelas, ya.. Wita, Nika dan Tata selalu paling pagi hadir dikelas. Kalau aku ya kadang kadang, bisa lebih awal datang kalau jatah piket.

"Hei, Mentari. Apa kabar?" Sahut mereka.

"Baik, Yana mana?" Tanyaku.

"Biasalah, telat!" Ucap Wita.

"Untungnya hari ini nggak ada upacara ya?" Kataku dan bergegas meletakkan tas di mejaku dan bergabung dengan mereka sebelum bel masuk.

Kami seperti biasa ngerumpi manja di kelas, ngomongin apa lagi kalau bukan acara ulang tahun kemarin? Hehehe... yang membuat anak geng sebelah makin panas.

Kringg....kringg... kringg....

Bel berbunyi dan kami langsung bubar ke meja masing-masing.

Yana belum terlihat, padahal jam pertama gurunya agak killer. Beberapa menit kelas dimulai, terdengar suara pintu diketuk. Kami pun segera menoleh ke asal suara, dan siapa lagi kalau bukan Yana. Dengan muka tanpa bersalah langsung masuk dan berkata "Maaf,Bu. Terlambat, bangun kesiangan."  Sudah biasa seperti itu, jadi kami pun hanya maklmum.

"Hei, telat lagi ngapa sih?" Tanyaku.

"Tadi malam aku ngewangi mbak tijah jualan pecel lele nya sampai malam, soale rame nah aku jadi kesiangan." Ucapnya kepadaku.

"Oh, ngantuk dong!" Kataku.

"Iyo, engko ngobrol ya, ngomongin apa saja wes ora popo, wingi pacar e Andhika ya kae?" Ucapnya sudah mulai ngajak ngerumpi dipagi hari.

"Huum, cantik kan?" Kataku.

"Cantik sih, tapi yo ayu aku lah.. lagian Andhika ki sebenere nggak ganteng ganteng amat, nek bicara bibir e ngene ki lo.." ucapnya dengan mimik bibir menirukan cara bicara Andhika dan aku tertawa.

"Stt...stttt.. gojek wae lo.." tegur teman bangku depan.

Dan aku kembali fokus belajar, walau Yana mengajakku berbicara terus menerus.

Kring... kringg....
Bel istirahat pertama berbunyi,

Dikelas kami ada yang jualan makanan yang di bawa dari rumah, jika kami malas turun ke kantin atau warung sekitar depan sekolah ya kami jajan diteman kami yang ada dikelas.

Kali ini aku dan teman teman nggak turun, karena istirahat pertama hanya sebentar saja.
Kami hanya duduk di kelas saja, saling bercerita.

"Wita, kemarin kamu kok pas pulang dari tempat Galih diem saja sih? What happen sama Adit?" Tanyaku.

"Nggak papa, baik baik saja. Cuma..." ucap Wita dan tidak meneruskan ucapannya.

"Kenapa?" Tanya Yana dengan jiwa keponya melebihi detektif.

"Katanya kalau kita tuh kalau kemana-mana nggak boleh terus terusan berlima, kata Adit kayak nggak punya pendirian." Ucap Wita.

Kisah Putih Abu-Abu [Mentari] ✅Where stories live. Discover now