Efek Pendakian

20 3 1
                                    

- kesan pertama menyenangkan yakin lah akan banyak kesan kesan menarik selanjutnya di perjalanan hidup yang akan dilewati -

***

Aku terbangun pukul empat sore. Dan kudapati teman ku sudah tidak ada di kamarku. Ya mungkin sudah pulang karena melihat ku tertidur lelap.

Aku segera bangun dan mandi dengan air hangat agar badan ku kembali segar untuk besok bisa kembali masuk ke sekolah.

Seperti biasa teman ku setiap Maghrib mengajak ku ke masjid. Dan kesempatan itu aku gunakan untuk meminta maaf kepada nya karena telah mengabaikannya saat dia bercerita.

" Lan.. maaf ya aku tadi capek sekali sampai kamu bercerita aku ketiduran. " kata ku kepada Wulan teman kecilku.

" Hihi. Iya gak papa mbak.. wulan saja yang gak tau diri datang pas mbak pulang dari naik gunung. " kata wulan dengan tersenyum

" iya capek banget sumpah. Tapi aku bakalan naik gunung lagi lah seru lo.. " kata ku pada Wulan sebelum sampai ke Masjid.

Aku dan Wulan memang bersahabat sejak kecil dan Wulan lebih kecil dariku. Kami sering berangkat ke Masjid bersama dan bermain dirumah bersama. Sudah menjadi tempat saling curhat apapun itu.

***

Hari senin pagi bangun rasa nya kaki masih seperti patah tulang mau buat jalan saja rasa nya nyeri semua. Dan badan pegal pegal semua. Mata ngantuk dan harus terpaksa dibuka karena harus sekolah. Aku berangkat seperti biasa pukul enam lebih lima belas menit agar tidak terlambat dan ketinggalan bis.

Sampai di kelas ku lihat kelas masih sepi. Padahal jam waktu itu hampir pukul tujuh pagi dan akan melakukan upacara hari Senin.
Bel berbunyi aku segera turun bersama sahabat sahabatku. Tak kulihat Yana saat itu. Tapi memang dia biasa terlambat masuk kelas.

Di barisan kami masih saja ngobrol. Dan Yana benar benar tidak ada di barisan. Kelas kami barisan nya sedikit sekali padahal seharusnya ada 40 anak satu kelas.

Setelah selesai Upacara kami naik. Rasa capek luar biasa harus aku tahan untuk mengikuti pelajaran sampai pukul setengah tiga.

Di kelas aku sangat lah ngantuk gak fokus kepada semua mapel. Begitu juga teman temanku yang ikut dalam pendakian. Banyak sekali anak yang bolos pada hari itu. Dan sebagian besar yang bolos adalah anak anak yang ikut dalam pendakian.

Sampai pada jam terakhir pelajaran PPkn dan yang mengajar adalah bapak kepala sekolah. Bapak masuk dan siap memberi materi kepada kami. Saat bapak melihat satu kelas kami sepi kemudian meng absen satu demi satu. Mulai lah bapak kepsek bertanya kepada kami kenapa hari ini banyak sekali yang tidak masuk. Ketegangan sudah mulai dikelas kami. Tidak ada yang berani menjawab pertanyaan pak kepsek tadi. Sampai salah satu teman ku berkata.

" kemarin habis naik gunung pak,jadi banyak yang tidak masuk" kata temanku

" kenapa?"tanya pak kepsek

" karena capek pak" jawab temanku

Pak kepsek auto marah dan menggebrak meja guru. Kami yang ada dikelas semua langsung kaget. Mataku yang tadi nya hampir terpejam langsung sehat kembali tidak jadi ngantuk. Tidak ada yang berani menatap pak kepsek dan seisi kelas tertunduk dan diam.

" siapa yang mengajak naik gunung?" tanya pak kepsek

" kami bersama pak Andre pak" sahut kami

Ketakutan kami adalah pak kepsek akan menegur pak Andre. Padahal sebenarnya bukan kesalahan pak Andre karena kami yang meminta.

Setelah marah marah,pak kepsek kemudian memberikan materi disisa waktu jam pelajaran terakhir. Bel berbunyi kami sangat senang sekali dan ketegangan yang kami rasakan langsung hilang sirna dengan keriangan kami.

Kisah Putih Abu-Abu [Mentari] ✅Where stories live. Discover now