Merbabu 2

16 5 6
                                    

Sorry..
Lama updatenya..

Semoga masih setia sama Mentari ya,
Slow update ya guys...
Yuk follow dulu akun saya
caseyathaya

🌧🌧

-Ketika suatu hari teman memilih menyakitmu, jangan sedih. Ingatlah saat kalian baik-baik saja, jangan ingat saat ia menyakitimu-

☆☆☆


Kulangkahkan kaki di jalanan setapak gunung Merbabu, dengan ditemani Indra dan dua temannya yang ternyata berasal dari salah satu kota Jawa Tengah, aku mulai tau karena kami berbincang saat naik, sesekali juga mencari jalan setapak yang bisa di lewati. Salam dari para pendaki yang lain setiap mendahului kami, membuatku semangat untuk melanjutkan sampai ke puncak. Walau, aku sering berhenti karena lelah.

Entah, aku sudah tidak mood di pendakian kali ini, gegara melihat sahabatku Yana yang dengan santainya ia menggantikan aku berdekatan dengan Rizki. Sungguh licik, hingga aku tidak tahu lagi pergerakan mereka, aku tertinggal di belakang yang terkadang juga berjalan bersama dengan Nika dan Yogi dan ketiga temannya, aku tidak begitu akrab malah lebih akrab dengan Indra dan kedua temannya.

Sampai di pos dua, hujan turun. Kami kebingungan karena tidak membawa persiapan apapun, jas hujan pun tidak membawa bahkan tenda juga tidak.

Melihat kelompokku kebingungan akhirnya Indra dan kedua temannya membantu kami, mereka mengeluarkan jas hujan yang di bawa dan mencari ranting pohon untuk membuat tenda. Sungguh, alam sepertinya tahu kesedihanku menurunkan hujan agar tak tahu jika aku menangis.

Para lelaki akhirnya mencari beberapa ranting pohon yang agak besar untuk membuat tenda, sedangkan aku hanya duduk bersama Nika di bawah pohon rindang, tidak membuat hangat tetap saja basah hanya dengan memakai jaket tipis kami. Memanglah kami ini hanya pedaki abal-abal yang pengen exis di masanya.

Hujan tak berhenti, dan ditambah dengan angin kencang yang membuat tenda berterbangan dan memaksa para lelaki untuk memperbaikinya dulu, akhirnya kami putuskan untuk tidak meneruskan pendakian, hanya sampai di pos dua saja. Karena cuaca yang tidak mendukung.
Hujan Badai diatas gunung diantara pohon pohon tinggi, tak membayangkan akan seperti ini hingga kami hanya duduk melingkar dengan perapian sederhana yang di bawa oleh Indra dan kedua temannya. Mereka pendaki yang sudah profesional, membawa segala alat yang pasti akan sangat di gunakan.

"Mentari, mau bikin mie?" Tanyanya padaku saat duduk di sampingku.

"Jangan cuma aku, yang lain juga lapar," kataku.

"Ya udah,  masak di makan bersama, muter ya, kopi mau?" Tanyanya lagi.

"Iya," sahutku

"Ada sereal juga kok," ujarnya. "Tapi harus masak air dulu, semoga parafinnya cukup ya, kalau pakai kayu bakar sepertinya mencari yang kering akan susah," ujarnya kembali.

Aku hanya mengangguk tanda setuju, sudah tidak mood, dipendakian malam ini. Lagi lagi pendakian kedua ku ini gagal sampai ke Puncak Gn. Merbabu.

Usai Indra menghidupkan parafin dan meletakkan panci diatasnya, lalu membuat minuman panas untuk kami, ia berkata, "Diminum muter ya, seteguk seteguk yang penting semua kebagian dan nyaman, nih kamu dulu." Ia menyerahkan satu cup gelas besar untukku, lalu aku menyesap sedikit dan ku usap bekasku lalu memutar kuberikan kepada Nika. Sedangkan Indra yang membuat ia tak meminumnya.

Kisah Putih Abu-Abu [Mentari] ✅Where stories live. Discover now