22. Ngasuh bocil.

72.5K 13K 11.3K
                                    

Part 17 tembus sampe 16k komentar, untuk part ini targetnya 8k aja, bisa gak sih anak anak?

.
.

Konfliknya masih jauh, yg kemarin cuma berjanda zheyenk 🙏🏻😀

Konfliknya masih jauh, yg kemarin cuma berjanda zheyenk 🙏🏻😀

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Itu aku yg edit sendiri, hahah omegat senang sekali. Puji dong 😔👍🏻)

22. Ngasuh bocil.

Damarez mematik satu batang rokok yang terjepit dibibirnya. Begitu terbakar, asap rokok langsung berhembus disekitarnya. Cowok menekan tombol hijau pada satu kontak seseorang.

"Halo?"

"Kak Ajaaa! Eya mau boba!"

Damarez tertawa kecil menanggapi betapa gemasnya Teya saat mengadu padanya. Ia menghembuskan asap rokoknya lalu menjatuhkan hasil bakarannya ke tanah.

"Iyaa ayo beli. Kakak beliin yang banyak."

"Temen Eya jelek semua! Nda punya otak!"

"Heh! Kenapa kenapa? Kamu dimana? Aku dibelakang sekolah."

"Ini lagi jalan kesana. Pokoknya mereka jelek!"

"Iya iyaa mereka jelek. Jangan cemberut gitu dong, nanti ilang cantiknya."

"Kesel banget sama mereka! Jadi tadi Eya pukul aja kepalanya pake vas bunga."

"Hehh! Gak boleh gitu. Siapa ngajarin kaya gitu?"

"Papa. Kata papa kalo ada yang nakal, pukul aja."

"Oh iya bener sih. Tapi...kan...bentar, yang kamu pukul cewek atau cowok?"

"Cowok. Mukanya jelek. Kaya pulu pulu."

"Hahah. Bagus sayang. Itu baru pinter."

"Iyaa Eya emang pinter. Mama juga bilang gitu," Teya tersenyum percaya diri ketika mengucapkan itu.

Teya tertawa menggemaskan. Suara tawanya terdengar dari ponsel yang masih terhubung. Damarez ikut tersenyum namun juga heran entah apa yang gadis nya itu tertawakan.

"Kak Ajaa keren dari sini," ujarnya.

Damarez menengok ketika mendengar suara langkah kaki. Ia menaikkan alisnya ketika matanya bertemu dengan mata Teya. Damarez membuang rokoknya ke tanah lalu menginjaknya.

"Keren apanya?"

"Kaya mesin press hehe, banyak asap," ujarnya polos tanpa dosa.

"Untung sayang," gumamnya kecil.

Sambungan telepon terputus. Teya berlari kearah Damarez yang berjarak sekitar 5 meter. Laki laki itu menatap gadisnya yang terlihat bahagia dan tertawa ketika berlari kearahnya.

DAMAREZ (SEGERA TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang