19. KOKOHNYA PERKUMPULAN

2.1K 227 3
                                    

SELAMAT MEMBACAA
RAMEIN VOTENYA YAA

****

Kalian, menetap, ya? Terus menjadi kisah yang indah untuk di abadikan.

****





Hari sudah menunjukkan sore yang menjelang malam. Membuat bangunan istimewa yang lumayan besar itu perlahan ramai dengan kedatangan anggota-anggotanya secara silih berganti. Perkumpulan Venzaros telah menciptakan tempat yang sangat terang dengan keberadaan mereka. Di halaman, mereka menggelar tikar dan menyiapkan dua sampai tiga alat pemanggang beserta makanannya. Tak lupa juga mereka membuat api unggun yang berada di tengah-tengah kursi yang berjajar melingkar rapi. Rencananya, malam ini mereka mengagendakan kegiatan bakar-bakar layaknya seperti party ketika menyambut tahun baru.

Mereka membagi tugas sama rata. Tidak lupa dengan tawa konyol mereka, malam yang ramai ini terasa sangat menyenangkan. Algan betugas membuat minuman kali ini, cowok itu berteriak. Mengabsen mereka semua, "Yang mau kopi hitam, kopi susu, teh, berapa?"

"Gue, kopi bang!"

"Kopi susuuu!"

"Gada yang mau teh di sini!"

Mendengar pesanan mereka secara bersamaan itu membuat Algan sontak berbalik badan. Tangannya berkecak pinggang marah dengan penampilan kain lap yang menyampir pada bahu kanannya. Cowok itu berteriak lantang, "WOI! Gue suruh nyatet anying! Lo pikir lo semua cuman satu sampai lima anak doang?!"

"Aduh, mamang Algan marah-marah mulu. Nggak cocok jadi penjaga angkringan," Byanca menertawai Algan puas, kemudian mengambil ponselnya yang berada di saku jaletnya, "Sini, biar gue aja yang nyatet!"

Urusan minuman sudah selesai. Mereka kembali sibuk dengan aktivitasnya masing-masing. Kini, giliran Satya dan Ardo yang membuat bumbu sosis bakar dengan banyak sekali pertengkaran di luar nalar. Membuat siapa saja muak mendengar celotehan mereka berdua.

"Jangan di kasih gula, pinter! Ini udah di kasih kecap!" Gerutu Satya emosi melihat Ardo yang ingin menuangkan satu sendok gula ke dalam mangkok yang sudah berisi caos sambal dan kecap manis.

"Santai dong, Sat!" Balas Ardo tak kalah kesal. Jelas saja dia tidak tahu semua hal tentang memasak, masih saja di paksa untuk membantu Satya. "Udahlah, minggat aja gue!" Kesalnya sembari mendorong Bryan menggantikannya untuk membantu Satya.

Malam yang ramai, dengan kehebohan para laki-laki remaja itu selalu terlihat lucu. Meskipun ada dua perempuan di antara mereka, yaitu Aurey dan Byanca, namun tetap saja mereka tetap yang paling ramai. Segala umpatan kesal terdengar di mana-mana karena pergerakan yang tidak sesuai.

Di dekat api unggun, terdapat Arka yang duduk pada kursi sembari memangku gitar yang ia mainkan. Mata cowok itu menatap tenang ke arah api unggun yang berkobar, sembari menciptakan alunan petikan gitar yang tenang. Ia tidak melamun, hanya sedang menikmati kehangatan pada malam yang ramai di markas perkumpulannya sendiri itu. Perkumpulannya malam ini memang lengkap, tetapi wakil ketuanya juga masih saja belum datang.

Sebelumnya Leo mengirimi pesan kepada mereka semua melalui grup chat, mengatakan bahwa dirinya akan datang sedikit terlambat karena suatu urusan, entah urusan apa. Yang jelas, sudah terhitung waktu lama, wakil ketuanya itu tak kunjung datang untuk ikut menikmati agenda bakar-bakar mereka.

ALGARKATahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon