14. MUSUH YANG BERTEMU

2.2K 227 7
                                    

SELAMAT MEMBACAAAAA JANGAN LUPA TINGGALKAN VOTENYA


***

"Minggirin motor lo!" Ucap Arka tanpa turun dari motornya. Pagi-pagi seperti ini, ia harus menahan kesal dengan gadis yang saat ini parkir di tempat biasa dirinya dan inti Venzaros memarkirkan motor mereka. Bisa dibilang, tempat itu sudah ia klaim sebagai tempat favorite yang tidak ada siapapun yang boleh menempatinya.

Gadis itu sama sekali tidak ingin beranjak memindahkan motornya, bahkan dia masih tetap duduk di atas motornya dengan pandangan yang sibuk kearah ponsel yang ia genggam. Merasa geram, Arka pun turun dari motornya untuk menghampiri gadis itu. "Lo tuli?"

"Woi paan sih? Parkiran masih luas, Ganggu aja lo!" Sahut gadis itu tanpa mengalihkan pandangannya.

"Na, pindah sana lo!" Titah Algan kepada Erinna. Ya, gadis itu adalah Erinna. Cewek tomboy yang dikenal tidak takut dengan siapa pun. Erinna yang mendengar itu sontak menoleh, baru menyadari bahwa yang sedang bicara dengannya ternyata teman sekelasnya.

"Emang kenapa? Parkiran juga masih luas." Jawab Erinna.

"Yaelah, tinggal mindah aja apa susahnya sih, Na?" Lanjut Bryan.

"Ya sama aja kan? Lo semua tinggal pindah aja apa susahnya?" Dengan pergerakan malas, Erinna memindahkan motornya dan mempersilahkan inti Venzaros sembari mamasang wajah kesal. Lantas, mereka memajukan motornya sejajar rapi.

"Lama," cibir Leo datar seraya menstandarkan motornya. Erinna yang mendengar itu hanya berdecak sebal.

Tidak ada niatan untuk masuk ke-kelas. Seperti biasanya inti Venzaros akan berkumpul di parkiran sebelum bel masuk berbunyi. Beruntungnya hari ini adalah jam olah raga, jadi mereka lebih santai dari pada jam pelajaran yang sebelumnya.

Di obrolan mereka, seperti biasa. Cowok dengan headband hitam yang selalu melekat dikepalanya itu sedari tadi hanya fokus dengan ponselnya. Tidak peduli dengan canda tawa yang diciptakan oleh mereka. Pekikan histeris dari siswi-siswi alay pun, sama sekali tidak mengganggu fokus cowok itu.

"Eh, lama nggak bolos ya kita?" Celetuk Satya.

"Lo mau bolos? Sesat lo! Bikin gue pengen ngikut aja." Sahut Ardo.

"Nggak ada bedanya lo berdua," timpal Bryan.

Satya terlihat memandang lama salah satu siswi yang sedang berbincang dengan temannya di pinggir lapangan. Sesekali ikut tersenyum kala melihat siswi itu yang juga tersenyum. Bryan yang sadar pun segera menjitak leher Satya sedikit kencang. "Nyebut woi, kesambet apaan lo?"

"Ganggu orang aja lo!" Ketus Satya.

"Lo liatin apaan sih, Sat?" Tanya Ardo seraya mengikuti arah pandang Satya. "Wah, cewek cakep tuh, mau lo gebet?"

"Nggak! Tuh cewek nggak ada apa-apanya."

"Bilangnya sih, nggak ada apa-apa nya. Giliran berpapasan sama tuh cewek, jantung udah mekar tujuh rupa!" Ledek Algan dengan tawanya. Ia tahu ketika Satya merasa salah tingkah hanya karena berpapasan dengan beberapa siswi.

"Bener, nggak yakin gue kalo Satya nggak suka sama tuh cewek." Lanjut Bryan.

"Bacot lo semua," sentak Satya memutar bola matanya.

*******

Rooftop sekolah siang ini terdengar sangat berisik karena ocehan salah satu siswi yang sepertinya sedang marah besar kepada seseorang. Segala umpatan ia keluarkan dari mulutnya tanpa merasa ragu.

"Parah banget tuh kakak kelas! Gue tonjok baru tau rasa!" Gerutu Erinna kesal dengan tangan bersedekap. Ya, dia Erinna. Gadis yang jam istirahatnya lagi-lagi diganggu oleh kakak kelas yang merasa tersaingi dengan ke akrab an Erinna bersama inti Venzaros.

ALGARKAWhere stories live. Discover now