"Uang jajan Alana masih ada?"

"Ada. Tapi kalo mommy mau ngasih Alana terima dengan ikhlas," ucap Alana sambil terkekeh.

"Itu maunya kamu, bentar mommy ambil uang dulu, kamu abisin sarapannya." Ashilla pun pergi dari sana. Sedangkan Alana kini menghabiskan sarapan seperti yang disuruh sang mommy.

Ashilla kembali lalu memberikan 3 lembar uang berwarna merah kepada Alana, sekalian menambah bekal untuk putrinya.

"Makasih mommy,"

"Sama-sama sayang."

"Ouh iya kak Alan mana? Bimbel?" Tanya Alana.

"Iya. Kak Alan udah pergi dari jam tujuh pagi."

"Ouh gitu. Yaudah mommy Alana pergi dulu yah. Assalamualaikum,"

"Waalaikumsalam,"

"Pak Yanto. Ayo anter Alana ke sekolah. Alana harus eskul, ayo pak udah mau telat." panggil Alana dengan terburu-buru.

"Siap Non," Kini Pak Yanto dan Alana pun masuk ke dalam mobil. Pak Yanto menjalankan mobil dengan kecepatan tinggi karena Alana mengatakan hampir telat.

Alana kini bergegas untuk memasuki tempat renang. Di sana sudah banyak anggota renang yang berkumpul, bahkan sudah berganti baju.

"Telat dua menit. Lari delapan putaran!" suruh Gevano saat Alana baru saja datang.

Alana menganga tak percaya, ia menggerutu dalam hatinya. Alana hanya telat dua menit? Dua menit loh! Dan Gevano dengan tega memberikan dirinya hukuman, sampai delapan putaran. Padahal dirinya baru saja sampai sekolah.

Alana berdecak kesal, dan pasrah saja lalu menjalankan hukuman tersebut. Sekalian pemanasan, pikir Alana.

"Telat empat menit, lari empat putaran!" suruh Gevano saat seorang gadis lain baru saja datang. Dan itu adalah Adelia.

Alana mengepalkan tangannya kuat-kuat. Rasa kesal menyelimuti hati Alana. "Kenapa kak Adel yang telat empat menit cuman empat putaran? Sedangkan Alana yang telat dua menit delapan putaran?!" protes Alana.

"Suka-suka gue lah. Gue ketuanya," jawab Gevano seenaknya. Diam-diam Gevano menahan tawa saat melihat Alana begitu kesal. Gevano hanya rindu dengan Alana.

"Kak Gevan gak adil!"

Delapan putaran sudah terlewati, dan kini Alana duduk mengistirahatkan tubuhnya di pinggir kolam sembari mengatur nafas yang memburu.

"Van! Dua puteran aja cape," lirih Adelia.

"Yaudah,"

Alana membulatkan matanya lebar-lebar mendengar itu. Gevano dengan gampang menyetujuinya. Bahkan itu hanya dua putaran. Sedangkan Alana? Dia delapan putaran bahkan tidak ada pengurangan sama sekali.

"Emang gak adil," cibir Alana pelan.

Semua anggota club renang melakukan pemanasan. Dipimpin oleh Raki dan Damian. Sedangkan Gevano? Ia hanya duduk sambil mengawasi anggotanya.

Ketua kan bebas!

Setelah melakukan pemanasan. Semua anggota menceburkan diri ke dalam kolam yang dalamnya tiga meter, mereka melakukan penyesuaian suhu dengan air kolam yang begitu dingin.

Alana masih diam di atas, ia menatap horor kolam di depannya, bahkan lantai dasar kolam tersebut begitu dalam."Dalemnya tiga meter, sedangkan Alana tingginya 160 cm, ya walaupun 159 genapin aja. Alana bisa tenggelam kalo masuk ke dalam sana." gumam gadis itu. Alana bergidik ngeri membayangkannya.

"Dede gemes ngapain masih di atas. Ayo masuk," suruh Raki.

Alana memainkan jarinya. "Takut," cicit Alana.

Alana [END]Where stories live. Discover now