Bagian lima belas..

1.6K 182 43
                                    

Mari baca

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Mari baca...

******

Blam...

Srettt..

Tubuh Jimin luruh ke lantai, dirinya tak habis pikir dengan apa yang baru saja dia lakukan. Mencium pipi Jungkook.

Entah setan apa yang merasuki dirinya. Ditambah, ia juga melihat wajah Jungkook yang terkejut. Dia jadinya merasa bersalah dan sungkan kan.

Capek dengan apa yang dia pikirkan, Jimin memilih untuk bangun dari duduk nya dan berjalan menuju ke kamar mandi untuk bersih diri.

"Hah...ya Tuhan, smoga tak ada apapun yang buruk terjadi.." doa Jimin yang sama sejak beberapa waktu lalu.

Di lain tempat, tepatnya di sebuah agensi kelas dunia. Lebih tepat lagi disebuah ruangan sang pemilik atau pemimpin tertinggi di agensi itu, terdapat dua namja seumuran yang yang sedang berbicara serius, tepatnya hanya satu orang yang serius sedang yang satu lagi terlihat melamun

"Hah....tampaknya aku sia-sia berbicara dengan patung tak bernyawa seprrtimu, Namjoon-ssi.." Hoseok menatap tajam kearah tamu nya yang terlihat tersentak.

"Maaf Hoseok-ssi, aku..aku memikirkan satu hal tadi..maafkan aku.." Namjoon merasa tak enak.

"Aku rak suka jika ada orang yang tak serius. Kalau memang masih ingin memikirkan hal lain, silahkan keluar dari ruangan saya..dan anda bisa datang disaat anda sudah bisa tak memikirkan hal aneh itu lagi.." Hoseok akan sangat serius jika berbicara masalah pekerjaan.

"Maafkan aki Hoseok-ssi..aku hanya"

"Didalam gedung milikku ini hanya produser lah yang bisa mencampurkan pekerjaan dengan apa yang dia alami, karena biasa mereka bisa mendapatkan inspirasi..tapi anda bukan bagian dsri yang saya katakan tadi.." Hoseok menatap tajam kearah Namjoon.

Pria Kim itu mengutuk dirinya sendiri. Padahal tadi ia sudah memantapkan diri untuk membicarakan kerja sama yang ingin ia bangun dengan agensi ini

"Apa kau masih kepikiran dengan mantanmu yang kata ibumu orang miskin itu????" Namjoon seketika menatap Hoseok tajam.

"Tak perlu setajam itu menatapku. Apa kau juga menatap ibu mu setajam kau menatap ku??? Kalau tidak.. berarti kau anak mama..." Hoseok terlihat tidak ada sedikitpun rasa takut pada pria yang lebih tinggi darinya itu.

"Aku...aku merasa bersalah padanya..dan aku ingin memperbaikinya.."

"Oke..seperti ya untuk.hari ini, aku akan buka sesi curhat untukmu.. tak apalah, untuk buang suntuk karena aku belum menjaili si Jodoh..." Namjoon menyerngitkan alis karena kalimat Hoseok.

"Dengan cara apa kau memperbaikinya??? Apa dia masih mau berjumpa denganmu.. dengan seorang pria yang mana orang tua pria itu menginjak habis harga dirinya hanya karena tak memiliki harta, tak terlahir dengan sendok emas, tak memiliki gelar chaebol???" Hoseok seakan menancapkan belati tajam di hati Namjoon.

HealingWhere stories live. Discover now