1.8

2.3K 180 90
                                    


★ IT'S NOT HOME ★

Sidang pertama perceraian terpaksa ditunda mengingat Heechul dan Sooyeon harus terlebih dahulu menyelesaikan masalah Jeonghan. Dengan uang yang cukup untuk diberikan kepada pihak pengadilan, mereka tutup mulut dan tak bertanya lebih jauh mengapa sidang harus ditunda.

Seorang dokter kandungan dari rumah sakit swasta ternama dipanggil secara pribadi untuk memeriksa kondisi Jeonghan dan janinnya. Memastikan keduanya baik-baik saja.

"Sebelumnya, pernah mual atau pusing?"

Jeonghan menggeleng menjawab pertanyaan Dokter Yoona.

"Perutmu terasa nyeri saat beraktivitas?"

Lagi, Jeonghan hanya menggeleng.

"Kondisi Jeonghan baik. Janin-nya juga normal dan sehat. Sama sekali tidak ada yang perlu di khawatirkan." Yoona menjelaskan sembari merapikan peralatan medis miliknya, kepada Sooyeon yang duduk disamping Jeonghan.

"Kami tidak bisa mengantarnya ke rumah sakit karena akan menimbulkan kecurigaan. Jadi, bisakah kau yang setiap bulan rutin kemari untuk memeriksa Jeonghan?"tanya Sooyeon kepada dokter yang dulunya pernah tergabung dalam satu grup bersamanya dan Yuri, namun memilih beralih profesi dan meninggalkan dunia entertainment.

"Kau bisa percayakan privasi putrimu padaku." Yoona mendekat kemudian berbisik, "Tidak akan digugurkan?"

Sooyeon menarik Yoona keluar dari kamar Jeonghan. Membiarkan putrinya beristirahat, dan agar lebih leluasa berbincang dengan temannya itu.

"Jeonghan ingin demikian, tetapi Heechul menentang."

"Aborsi sudah legal di negara kita. Dengan usia Jeonghan dan statusnya sebagai pelajar, aku ragu mempertahankan janin itu akan berakhir baik baginya. Dan, aku sudah mendengar tentang perpisahanmu dengan Heechul."

Heechul memang bukan pria baik, atau ayah yang baik. Tetapi sejauh ini dialah satu-satunya orang yang bisa bertindak waras dalam menangani masalah Jeonghan.

Bahkan Sooyeon sendiri pun hampir angkat tangan jika saja Heechul tidak menghubunginya dan memaksa untuk menemani Jeonghan. Karena bagaimana pun juga, Jeonghan itu putri mereka.

"Selama janin itu sehat dan tidak membahayakan nyawa Jeonghan, kami sepakat untuk mempertahankannya." Sooyeon menepuk tangan Yoona, "Jangan khawatir, kami akan baik-baik saja."

Yoona mengangguk paham, "Kalau begitu aku pergi."

Sepeninggal sang sahabat, Sooyeon kembali memasuki kamar Jeonghan. Putrinya itu langsung mengambil posisi duduk melihat kehadirannya.

"Bagaimana?" Sooyeon memilih duduk di sofa single seberang kasur. "Laki-laki itu, sudah membalas pesanmu?"

Jeonghan diam, menundukkan kepala tanpa berani beradu pandang dengan sang bunda.

"Jadi kau ditinggalkan?"tebak Sooyeon. "Kenapa Jeonghan? Kenapa kau harus menerima uluran tangan dari laki-laki yang tidak bertanggung jawab?"

Pertanyaan itu dilontarkan dengan nada pelan, namun menusuk tepat ke hati Jeonghan. Kecewanya seorang ibu yang anaknya rusak akibat ulah lelaki tak bertanggung jawab.

"Karena aku yang memulainya,"lirih Jeonghan.

Junhui benar, Jeonghan kini tidak berhak membela diri terhadap kesalahan fatal yang tak pantas mendapat pembenaran.

"Bunda, maaf."

Maaf sama sekali tidak pantas diberikan. Kendati demikian, Jeonghan tetap berharap Sooyeon akan memaafkan kesalahannya. Meskipun sangat sulit untuk diterima.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Nov 23, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

It's Not Home | SVT GS Ft Super GenerationWhere stories live. Discover now