Chapter 28 || This is date twenty one

ابدأ من البداية
                                    

"Apakah aku perlu izinmu untuk kesini?" tanya balik Rendy.

Vallen menggaruk tengkuknya, "Tidak," cengirnya.

"Kau baru saja dari ruangan Tuan Adzriel?" tanya Rendy.

"Hm, aku tadi baru saja mengajukan permohonan."

"Permohonan."

"Permohonan untuk libur di akhir pekan."

Rendy menaikkan sebelah alisnya, ia bingung kenapa Vallen sampai membuat permohonan seperti itu.

"Bukankah setiap akhir pekan atau hari libur lain setiap pekerja memang diliburkan?" tanya Rendy.

"Benarkah? Termasuk sekretaris pribadi?" tanya Vallen sedikit terkejut.

"Kau tak tahu?"

"Shit! Dia mempermainkan ku!" kesal Vallen.

"Sepertinya kau lebih baik menggunakan hari liburmu untuk membaca ulang peraturan-peraturan agency ini," ucap Rendy sedangkan Vallen hanya tersenyum kecil sembari menganggukkan kepalanya.

Ya, ia malu! Sangat malu sekali! Kenapa ia tak tahu hal seperti itu? Ia kira sebagai sekretaris pribadi akan tetap bekerja dengan bosnya walau hari libur. Sungguh menjengkelkan!

==============

Rendy sekarang berada di ruangan Adzriel. Ia saat ini sedang menunggu bosnya itu menyelesaikan beberapa dokumen penting. Setelah itu baru lah ia akan memulai pembicaraan.

"Kau memanggilku?" tanya Rendy saat mengetahui bahwa Adzriel sudah selesai dengan pekerjaannya.

"Ya," respon Adzriel.

"About?"

"Tonight, it's time to change the day."  {Malam ini sudah waktunya pergantian hari.}

"Tanggal dua puluh satu," ucap Rendy sembari menatap Adzriel.

Adzriel menganggukkan kepalanya sekali dan langsung saja keluar dari ruangan tersebut diikuti oleh Rendy.

"Ingat, siapkan semuanya. Aku tidak mau melepaskan buruan lagi," tegas Adzriel.

"Baik, Tuan," ucap Rendy. "Tapi, kalau kita kehilangannya lagi, apa yang akan kau lakukan?"

"Kita lihat saja dahulu."

================

Ternyata malam ini suasana lebih mencekam dari sebelumnya. Seorang berpakaian serba hitam dan masker yang melekat di wajahnya, yang tentunya sudah menjadi ciri khas orang itu. Sekarang ia mulai mendekat ke arah seseorang yang akan menjadi targetnya malam ini.

"Arah jam tiga," gumamnya pada diri sendiri. "Sedikit bermain-main sepertinya seru," ucapnya sambil tersenyum menyeringai.

Orang itu berjalan dengan angkuhnya mendekat kepada sang target yang barusaja keluar dari sebuah club malam. Entahlah apa yang dilakukan seorang pria tersebut, tapi yang pasti ia akan menjadi sasaran malam ini.

"Hallo, Tuan," sapanya pada pria itu.

"Iya? Anda berbicara dengan saya?" tanyanya pada seorang yang berpakaian serba hitam tersebut. Tak lupa juga sebuah masker yang menutupi wajahnya dan kupluk hodie yang senantiasa menutupi kepalanya.

SECRET MURDERER حيث تعيش القصص. اكتشف الآن