Chapter 10 || Who is she?

3K 204 4
                                    

Hallo, Wellcome back><

Harap tekan tombol bintangnya terlebih dahulu.

Sudah?

Silakan membaca sambil tinggalkan jejak komentar...

===========

"Hallo, Kakek. Aku mau ke vila, boleh?" tanya Vallen pada seseorang yang berada ditelpon.

"Tidak perlu. Kakek tidak ada di vila," ucap orang yang dipanggil kakek oleh Vallen.

Johanson Rodriguez, adalah kakek Vallen yang suka menyendiri karena ingin mencari ketenangan dibalik hiruk-pikuk dunia. Bahkan, Johan rela tinggal di vila dekat pegunungan seorang diri dan hanya ada beberapa penjaga dan paramaid disana.

"Ok, aku tidak kesana. Tapi, aku akan ke tempat Kakek berada sekarang," ucap Vallen.

"Sure?" ucap Johan dan Vallen langsung mematikan sambungan teleponnya sepihak.

Vallen tahu tempat apa yang kakeknya tuju, jika kakeknya sedang tidak ada di vila. Oleh karena itu, Vallen memutuskan akan kesana sekarang demi bertemu kakek kesayangannya itu.

"Ray, kau tahu kan tujuan kita kemana?" tanya Vallen karena ia yakin kalau Raymond mendengar percakapannya tadi.

"Hm, Aku tahu," tanggap Raymond seraya menganggukkan kepalanya.

"Kau tahu bagaimana hari ini ku lalui?"

"Ya, dari semalam kau tak pulang ke rumah, tidak memberikan kabar dan tiba-tiba saja sudah minta jemput di tempat kerja."

"Ck, jangan bercanda, Ray!" kesal Vallen.

"Hei! Sejak kapan aku bercanda?! Memang begitu kan?"

Vallen mengerucutkan bibirnya lantaran kesal dengan sikap Raymond. Memang benar apa kata pria itu. Tapi, bukan itu yang Vallen maksud!

"Kau tahu kabar Vallove?" tanya Vallen karena malas berdebat masalah tadi.

"Tidak."

"Kau ini, aku kan sudah bilang untuk mengawasinya."

"Aku tahu. Tapi, tidak setiap waktu kan?"

Vallen menghela nafas sejenak kemudian memejamkan matanya. "Aku tidak ingin dia kenapa-napa."

"Kau benar." Raymond mengangguk membenarkan apa perkataan gadis itu.

"Cepatlah. Ada yang ingin sekali ku bicarakan dengan pria tua itu," titah Vallen pada Raymond untuk mempercepat laju kendaraannya.

"Dia Kakekmu, Vallen. Dasar tidak sopan," cibir Raymond, tetapi hanya dianggap angin lalu oleh Vallen.

==========

Seorang pria sedang berjalan dengan santainya namun masih terlihat berwibawa. Walaupun ia hanya memakai kaos oblong berlapis jaket jeans berwarna gelap.

Menyusuri lorong dan melewati banyak ruangan dengan mata yang selalu menatap tajam. Saat sampai dan memasuki ruangan yang ia tuju, ia pun langsung diberi pertanyaan tanpa basa-basi.

SECRET MURDERER Donde viven las historias. Descúbrelo ahora