Part 3🌹

126K 13.6K 978
                                    

Vote sebelum baca🖤

Nara menatap buku nikah di dalam genggamannya dengan tatapan melongo

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Nara menatap buku nikah di dalam genggamannya dengan tatapan melongo.

Gadis cantik itu merasa semuanya terlalu mudah. Tidak seperti di kehidupan sebelumnya yang dibumbui banyak drama kumenangis.

Lantas menoleh ke samping dan langsung disuguhkan wajah bahagia Isaac. Senyuman menghiasi bibir pria itu sedari tadi bak seorang anak kecil yang baru saja mendapatkan hadiah dari orangtuanya. Sorot matanya begitu berbinar dan bahagia. Pun dengan wajahnya yang berseri-seri.

Nara meringis melihat tingkah konyol Isaac. Sangat menggelitik lambungnya. Namun, di lain sisi ia juga senang mengetahui pria itu masih sangat mencintainya seperti dulu.

Isaac menatap Nara secara tiba-tiba. "Amour, apakah kau menginginkan sesuatu sebagai hadiah pernikahan kita?"

Nara mengetuk dagunya dengan jari telunjuk. "Hadiah ya.." gumamnya.

"Iya. Kau boleh meminta hadiah apapun padaku karena aku pasti akan membelikannya untukmu, semahal apapun itu."

"Memangnya kau punya uang sebanyak itu? Bukankah kau baru saja kehilangan uang 200 juta dolar untuk membeliku?" Heran Nara.

"Tenang saja, amour. Suamimu ini kaya raya dan punya banyak perusahaan yang tersebar di berbagai negara."

Nara sudah tahu tapi ia tetap memperlihatkan wajah terkejutnya. "Benarkah?"

"Iya." Isaac mengangguk seraya menyugar rambutnya songong.

Nara terkekeh geli melihat hal tersebut. "Kalau begitu aku mau makanan terenak di sini sebagai hadiah pernikahan kita."

Isaac terdiam. Menatap Nara dengan tatapan tak percaya. "Hanya itu hadiah yang kau inginkan?"

"Iya."

"Tidak boleh! Kau harus meminta hadiah yang lain. Yang paling mahal!" Desak Isaac.

Sopir yang berada di depan mendesah iri mendengar perkataan Isaac pada Nara.

"Ckck! Memangnya kau tidak takut dibuat miskin olehku?"

Isaac merangkul bahu Nara. Kemudian, melayangkan sebuah kecupan di pipi gadis itu. "Aku tidak akan jatuh miskin semudah itu, amour."

"Ya sudah. Karena kau memaksa aku ingin toko perhiasan, beberapa gaun rancangan designer terkenal yang bernama Ivy, mansion, apartemen, jet pribadi, mobil, motor, sepeda, pulau pribadi, restoran, hotel, taman bermain, saham perusahaan, dan mall. Cukup itu saja hadiah pernikahan untukku." Kata Nara dengan senyuman tak berdosanya sedangkan sopir menghentikan mobil secara mendadak akibat terlampau terkejut. Alhasil, kepala Nara pun membentur tempat duduk di depan.

"MULAI HARI INI KAU DIPECAT! KELUAR DARI MOBILKU SEKARANG JUGA ATAU AKU AKAN MEMATAHKAN TANGANMU!" amuk Isaac karena melihat istrinya terluka.

Nyali sopir langsung menciut mendengar ancaman Isaac. Kemudian langsung turun dari mobil tanpa bantahan karena ia sangat mengetahui jelas temperamental tuannya.

Jika ia tak segera menuruti, maka Isaac tidak akan segan-segan mematahkan tangannya.

Isaac memang sangat kejam. Sifat itulah yang membuat Nara meragukan Isaac sebelumnya.

Isaac begitu terang-terangan menunjukkan sifat aslinya di depan Nara. Memukuli orang, membentak, berteriak, mengancam orang, bahkan sampai membunuh orang di depan mata gadis cantik itu.

Sifat lembut dan penuh cinta yang Isaac tunjukkan padanya malah terlihat seperti ilusi dan sandiwara. Membuat Nara menanamkan pemikiran untuk tidak tertipu drama Isaac apalagi sampai jatuh hati meskipun pada akhirnya ia tetap jatuh hati pada Isaac dan terlambat menyadarinya.

"Kenapa kau diam saja? Apakah begitu sakit? Kita ke rumah sakit sekarang juga!"

Nara tersentak kaget mendengar cerocosan Isaac. "Aku tidak apa-apa. Yang ku inginkan sekarang hanyalah makanan. Perutku sudah lapar." Ringisnya sembari memeluk perut sendiri.

"Baiklah. Kalau begitu aku akan menyuruh para maid di rumah untuk mempersiapkan makanannya. Kau ingin makan apa, amour?"

"Terserah."

Nara menyandarkan punggungnya ke belakang seraya menatap Isaac yang kini mulai sibuk menelpon.

Bibirnya menyunggingkan senyuman manis melihat wajah tampan Isaac.

'kali ini aku tidak akan melepaskanmu untuk pria sampah seperti George. Maafkan kebodohanku sebelumnya, Isaac."

Bersambung...

13/11/21

firza532

Sweet HusbandWhere stories live. Discover now