Part 27🌹

44.5K 5.2K 219
                                    

‍"Kau tahu? Seluruh hartamu sudah jatuh ke tanganku

Rất tiếc! Hình ảnh này không tuân theo hướng dẫn nội dung. Để tiếp tục đăng tải, vui lòng xóa hoặc tải lên một hình ảnh khác.

‍"Kau tahu? Seluruh hartamu sudah jatuh ke tanganku."

Isaac mengangkat wajahnya tak berdaya.

Seluruh tubuhnya terasa sakit dan seakan hendak lumpuh akibat dihajar habis-habisan oleh George beberapa detik yang lalu.

Belum lagi, bekas luka lama yang disebabkan Kakak tirinya masih belum sembuh. Semakin menambah penderitaannya.

"Dan itu terjadi atas tingkah bodoh istrimu, wanita yang sangat kau cintai dan selalu menjauh darimu."

Tawa mengejek George menggema di dalam ruangan sempit nan dingin itu.

Raut wajahnya sangat meremehkan. Menatap Isaac seperti makhluk hina.

"Dan bodohnya lagi, dia sekarang sedang berbahagia karena mengira aku akan menikahinya. Padahal sebenarnya aku ingin membunuhnya karena dia tidak ada gunanya lagi."

Isaac meronta. Namun, kekangan besi yang membelenggu tangan dan kakinya hanya membuatnya semakin terluka.

George tersenyum puas melihat keadaan menyedihkan Isaac. "Tunggulah video kematian Nara mu itu, sampah."

Menginjak kuat kaki Isaac hingga terdengar retakan. Lalu, berbalik, meninggalkan Isaac begitu saja.

Akan tetapi, sebelum pergi pun, George masih mengatakan kata yang membuat Isaac ketakutan sekaligus marah.

****

"Hei!"

Guncangan kuat di tubuhnya membuat Isaac tersadar dari lamunan.

Nafasnya memburu seperti orang yang baru saja lari jarak jauh. Pun dengan raut wajahnya yang tidak baik.

Nara mengerutkan kening heran melihat reaksi aneh Isaac karena ia pikir, Isaac akan terpesona melihatnya saat keluar dari ruang ganti dengan memakai gaun pengantin.

"Kau ini kenapa? Sakit?" Cetusnya.

Isaac tersenyum. Menutupi perasaannya namun Nara sadar akan perasaan pria itu sehingga berakhir mengusir para karyawan toko yang melayani mereka.

Nara menghampiri Isaac dan duduk di samping pria itu. Menyentuh tangannya lembut dan mengusapnya secara perlahan. "Kau kenapa? Ada masalah apa? Ceritakan padaku supaya aku bisa membantumu."

Isaac membalas genggaman Nara. "Tiba-tiba aku teringat dengan kenangan di kehidupan lampau. Sangat menakutkan."

"Kalau begitu ayo balas perbuatan mereka dengan hal yang lebih menakutkan." Kikik Nara.

"Tentu saja, amour."

"Nasib George sudah mengenaskan. Selanjutnya tinggal saudara tirimu saja 'kan?"

"Iya. Sayangnya aku tidak bisa membalas perbuatannya sekarang karena yang paling penting adalah hari pernikahan kita."

"Tenang. Kita masih punya banyak waktu."

"Ya. Kau benar, amour."

Nara berdiri. "Nah, sekarang. Bagaimana dengan penampilanku? Apakah aku cantik memakai gaun ini?" Perempuan itu memamerkan gaun yang dipakainya pada Isaac. Terlihat seperti anak kecil yang ingin dipuji.

Isaac tertawa kecil. Menangkap tangan Nara dan menciumnya lembut. "Tidak peduli sedang memakai pakaian apa, kau selalu terlihat cantik, amour."

Nara tersenyum bangga.

Tingkah menggemaskannya semakin membuat Isaac tertawa.

"Kau seperti anak kecil, amour."

Nara berkacak pinggang. "Berani-beraninya kau menyamakan ku dengan anak kecil. Kau sudah bosan hidup, hah?!" Tanyanya sok garang.

Isaac yang tak bisa menahan rasa gemasnya sontak menarik tangan Nara sehingga perempuan itu pun terjatuh ke dalam pelukannya.

Nara mengerjap tidak percaya. Kaget oleh perbuatan mendadak Isaac.

"Aku tidak berani lagi, amour." Jawab Isaac dengan ekspresi menggemaskannya.

Nara tak tahan dan berakhir mencubit pipi pria itu. "Suaminya siapa sih ini?! Menggemaskan sekali."

Isaac tersenyum polos. Mengikuti arah permainan Nara. "Suaminya Nara."

Gadis cantik itu memiringkan kepalanya. Menatap Isaac lugu. "Nara yang mana? Di dunia ini bukan hanya satu orang yang bernama Nara."

Isaac mengusap bibir Nara lembut. "Nama lengkapnya Nara Clark Nelson."

Nara tertawa kecil. "Sepertinya aku mengenal orang bernama Nara Clark Nelson itu."

"Oh ya? Kalau begitu bolehkah aku meminta tolong padamu?"

"Minta tolong apa?"

"Tolong katakan padanya bahwa aku sangat mencintainya. Tak peduli apapun yang terjadi, cintaku padanya tidak akan pernah pudar."

Nara memeluk Isaac dan menyandarkan kepalanya di dada bidang suami tampannya itu. "Baiklah. Aku akan menyampaikan perkataanmu padanya dan aku jamin dia tidak akan pernah menyia-nyiakan pria sebaik dirimu."

Keduanya tersenyum. Pelukan mereka kian mengerat.

Perasaan mereka membuncah bahagia hanya karena hal sederhana itu.

Berharap di dalam hati, hari pernikahan mereka akan berjalan sempurna tanpa gangguan siapapun supaya seluruh dunia tahu bahwa mereka sudah resmi menjadi milik satu sama lain.

Bersambung.....

VOTE DULU GENGS

28/12/21

Sweet HusbandNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ