Extra Part 2: Hari Kelahiran Earl🌹

36.4K 3.5K 144
                                    

Waktu terus berlalu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Waktu terus berlalu. Perut Nara semakin membesar sehingga Isaac kian posesif dan protektif.

Saking protektifnya, Isaac tidak membiarkan Nara ke kamar mandi sendirian.

Tingkah berlebihannya membuat Nara kesal bukan main tapi apalah daya. Dia tak bisa membantah perkataan Isaac karena pada akhirnya, pria itu akan membuatnya menyesal dan bersimpati.

Tidak ada cara lain bagi Nara selain menerima perhatian berlebihan Isaac dengan berlapang dada. Lagipula Nara tidak ingin mereka bertengkar karena masalah sepele.

Mengenai kandungan Nara, dokter memprediksikan Nara akan melahirkan empat hari lagi.

Isaac sudah menyiapkan segala kebutuhan Nara. Mulai dari pakaian ganti, tempat melahirkan, peralatan bayi, dan hal penting lainnya.

Nara tersenyum sendiri membayangkan wajah serius Isaac saat menyiapkan semua kebutuhan untuk persalinan nanti.

"Hayoloh! Kenapa senyum-senyum sendiri?" Celetuk Krasnaya mengagetkan.

Nara menoleh sebal ke arah sahabatnya. "Memangnya kau tidak suka melihatku tersenyum?"

Pertanyaan ketus Nara membuat mata Krasnaya membola kaget. "Bukan itu maksudku, Ra."

Nara mendengus pelan. "Makanya diam saja! Jangan menganggu khayalanku tentang Isaac!"

Krasnaya menjitak kepala Nara gemas. "Dasar bucin! Padahal tiap hari bertemu tapi tetap saja suka berkhayal." Cibirnya.

"Masalah buatmu?!"

Krasnaya mengangkat tangan menyerah mendengar nada ketus Nara lagi. "Hari ini kau sangat aneh. Perlu ku panggilkan Tuan Isaac supaya kau kembali bersifat normal?"

Nara meraup wajah gusar. "Maaf. Tanpa sadar aku melampiaskan rasa sakitku padamu."

"Rasa sakit? Kau sakit apa?!" Tanya Krasnaya heboh.

Nara meringis pelan. "Sakit perut."

"Kau hendak melahirkan?!" Krasnaya kian heboh. Menatap wajah Nara dan perut buncit Nara bergantian.

"Bukan! Kata dokter kan aku melahirkan empat hari lagi."

Krasnaya menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "Iya juga sih." Gadis itu menyandarkan punggungnya ke sofa. "Ra, apa yang akan kau lakukan kalau pria yang kau cintai lebih mementingkan karirnya dibandingkan mementingkan dirimu?"

"Pak Galih lebih mementingkan karirnya dibanding dirimu? Apa yang sebenarnya terjadi? Coba ceritakan padaku!" Tebak Nara tepat sasaran.

Krasnaya menatap Nara pasrah. "Tadi Pak Galih berkata ingin melanjutkan S3 nya di Amerika. Tentu saja aku tidak setuju dan berusaha membujuknya supaya membatalkan niatnya tapi Pak Galih sangat keras kepala. Pak Galih tetap bersikeras melanjutkan pendidikannya di sana. Aku harus bagaimana, Ra? Aku tidak ingin pisah dari Pak Galih tapi aku juga tidak sanggup menjalani LDR."

Sweet HusbandWhere stories live. Discover now