Part 43🌹

27.5K 3.3K 98
                                    

Jangan lupa follow firza532

Nara tertawa kecil kala teringat kejadian tadi malam

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Nara tertawa kecil kala teringat kejadian tadi malam. Dimana Isaac kelabakan mencarinya, padahal ia pergi ke dapur untuk mencari makanan karena perutnya keroncongan.

"Heh! Kenapa kau tertawa sendiri seperti orang gila?" Teguran Krasnaya membuatnya tersentak kaget.

"Apa yang membuatmu tertawa?"

Nara berdehem sejenak. "Tiba-tiba aku teringat kejadian lucu saat di Amerika kemarin."

Krasnaya menoel pundak Nara. "Kejadian apa itu sampai membuatmu tertawa sendiri? Apakah Tuan Isaac memberimu kejutan saat di sana?"

"Eh, kenapa kau bisa menebaknya?"

Krasnaya tersenyum menggoda. "Memang siapa lagi yang bisa membuatmu tertawa sendiri seperti orang gila."

Nara terkekeh geli.

Obrolan mereka terpaksa terhenti kala dosen masuk ke dalam ruangan. Pak Galih.

"Aku heran." Bisik Krasnaya.

Nara menatap sahabatnya tak mengerti.

"Heran kenapa aku tidak pernah bosan menatap wajah Pak Galih. Seakan-akan ada magnet yang selalu menarikku untuk melihat wajah tampannya."

Nara mencubit pipi Krasnaya gemas. "Dasar bucin."

Krasnaya menyengir. "Krasnaya! Nara! Jangan sibuk mengobrol atau keluar saja dari kelas saya."

Kedua perempuan itu meringis mendengar teguran dari Pak Galih. "Maaf, pak." Sahut mereka kompak.

"Sekali lagi saya melihat kalian mengobrol, jangan salahkan saya mengusir kalian dari kelas."

Glek!

Nara dan Krasnaya pun menelan saliva kasar mendengar perkataan serius Pak Galih.

Setelah itu, bibir mereka pun terkatup rapat karena takut diusir keluar.

Detik demi detik terlewatkan, kelas Pak Galih pun berakhir. Pak Galih langsung bergegas keluar dari kelas. Barulah Nara dan Krasnaya menghela nafas lega.

"Ternyata pacarmu killer juga." Desah Nara pelan.

"Sebenarnya dia sedang marah padaku."

Nara mengerjap pelan. Pantas saja Pak Galih seperti itu tadi!

"Kenapa dia marah?"

"Dia tak sengaja memergokiku saat berduaan dengan Hansel."

"Wah! Kau selingkuh di belakang Pak Galih?"

Krasnaya mengibaskan kedua tangannya. "Tentu saja tidak."

"Lalu?"

"Hansel hanya sahabatku saja. Malam itu aku menolak ajakan dinner Pak Galih karena terlanjur janji menemani Hansel mencari hadiah untuk adiknya. Namun siapa sangka aku bertemu dengan Pak Galih saat sedang menemani Hansel."

"Pantas saja Pak Galih marah padamu." Decak Nara.

"Kenapa? Bukan kah dia terlalu berlebihan?"

"Astaga, Krasnaya. Mana ada orang yang rela melihat kekasihnya bersama pria lain, apalagi setelah menolak ajakannya."

Krasnaya mengerutkan kening. "Bukan kah aku hanya menemani Hansel mencari hadiah untuk adiknya? Tidak seharusnya 'kan Pak Galih marah padaku?! Lagipula kami tidak melakukan apapun."

Nara menghela nafas. "Coba posisinya dibalik," Memberi jeda sejenak. "Bayangkan kau mengajak Pak Galih dinner tapi dia menolak ajakanmu. Di saat kau sedang jalan-jalan, kau malah menemukannya bersama wanita lain. Bagaimana perasaanmu?"

Krasnaya tersentak.

"Kau pasti akan kesal, marah, dan sakit hati bukan?"

Krasnaya mengangguk dengan wajah lesunya.

"Sekarang sudah tahu bukan kenapa dia marah padamu?"

Krasnaya mengangguk lagi.

Nara menepuk kedua bahu sahabatnya. "Tunggu apalagi. Cepat kejar Pak Galih dan minta maaf padanya."

"Oke. Terima kasih sarannya, Ra. Aku pergi dulu. Byee!"

Nara tersenyum melihat kepergian Krasnaya. Berharap di dalam hati Krasnaya akan segera berbaikan dengan Pak Galih karena ia tak ingin sahabatnya menyesal di kemudian hari seperti dirinya dulu.

Wanita cantik itu bergegas memasukkan semua alat tulisnya ke dalam tas tanpa menghiraukan keadaan di sekitarnya.

Yang ia inginkan sekarang hanyalah pulang secepat mungkin ke rumah dan setelah itu rebahan.

Tubuhnya terasa sangat lelah. Butuh istirahat.

Nara keluar dari kelas dengan langkah besarnya.

"Nara!"

Namun langkahnya terhenti seketika mendengar namanya dipanggil.

Lantas menoleh ke belakang dan mendapati seorang pria tampan berjalan menghampirinya.

"Kenapa?" Tanyanya tanpa basa basi.

"Bukumu terjatuh." Ujarnya seraya menyodorkan buku yang dimaksud.

Nara mengambil buku tulisnya. "Terima kasih," katanya sambil tersenyum.

Pria itu mengangguk dan membalas senyumannya.

Nara hendak melanjutkan perjalanannya yang tertunda tapi pergelangan tangannya dicekal oleh pria tadi. "Kenapa lagi?" Kesalnya.

"Namaku Logan."

Kening Nara mengernyit. "Aku tidak menanyakan namamu."

Logan tersenyum. "Ingatlah namaku."

"Hah?! Untuk apa?!"

Logan melepaskan cekalannya dan mengedipkan sebelah matanya ke arah Nara. "Untuk apa saja karena aku akan selalu ada untukmu." Berlalu meninggalkan Nara begitu saja.

Nara memicingkan mata kesal melihat tingkah absurd teman satu kelasnya. "Dasar buaya!" Gumamnya.

"Sampai kapan kau akan terpesona karena ketampanannya, amour??"

Nara tersentak kaget dan refleks berbalik mendengar nada suara penuh kecemburuan Isaac. "Kenapa kau bisa berada di sini?" Cetusnya hingga membuat wajah Isaac kian suram.

Bersambung ...

9/2/22

firza532

Sweet HusbandWhere stories live. Discover now