43. kangen mama..

33 2 0
                                    

♪ ♪ ♪

"Warna yang terlihat, palsu. Warna hidupnya, hanya tentang hitam dan putih"

Setiap hari, walau hanya sebentar Mecca menyempatkan diri mengunjungi Ray dirumah sakit. Seperti sekarang, dia tengah berada di satu ruangan dengan Ray, Mecca duduk dikursi yang berada disamping kasur rumah sakit

Selama itu dan Mecca masih belum tau Ray sakit apa sampai sampai hampir seminggu berada disana

"Ray"

Ray mengangkat sebelah alisnya "kenapa?"

"Gue mau tanya, jawab yang jujur, jangan bohong ataupun ngalihin topik"

Ray tersenyum dan mengangguk "Iya, tanya apa?"

"Lo..-"

"Apa? apa?"

"-..Sakit apa sih sebenernya?"

Ray diam

Mecca menghembuskan napas "gapapa ngomong aja, kalo ini rahasia.. gue akan jaga baik baik, janji"

"Beneran gak akan bilang ke siapa siapa kan?" tanya Ray memastikan

Mecca mengangguk pasti "iya"

"Ini rahasia, udah bertahun tahun, cuma bunda yang tau, gue.. gue sakit-"

♪ ♪ sabar.. ♪ ♪

Didalam mobil, arah pulang dari rumah sakit, Mecca duduk diam sambil memandang ke luar jendela, tidak menyangka apa yang Ray katakan tadi

Hampir tiga tahun, berarti sejak Ray duduk di bangku sekolah menengah atas kelas satu, dan dia bisa menyembunyikan itu semua dengan sangat rapi. Walau dirinya pun hampir tiga tahun, tapi tetap saja terkejut

Apa Ray tidak merasakan gejala gejalanya? Apa Ray selalu menangis setiap malam seperti dia? Apa Ray sering mengeluh sakit? Apa Ray sering keluar masuk rumah sakit? Itu lah yang Mecca pikirkan sekarang ini

Mecca melamun sampai tidak sadar jika sudah sampai di depan rumah dan Lino sedari tadi pun memanggilnya tapi Mecca tidak dengan

Lino memegang pundak Mecca "Mecca, Mecca, kenapa ngelamun, hm?"

Mecca tersadar dari lamunannya "Eh? Astaga maaf Lino aku gak denger"

"Ngelamun apa?"

"Gak kok, udah ya aku masuk dulu" ucap Mecca langsung keluar dari mobil dan melangkah menjauh

"Iya"

♪ ♪ ♪

Beberapa hari belakangan Mecca tinggal kembali dirumah lama nya bersama Rifka dan Arif

Mecca membuka buka ponselnya, sudah lama dia tidak berfoto ria ala ala artis, haha

Hanya dengan ponsel yang ditaruh di jendela dan menyalakan timer juga flash, nanti pun tetap diedit di aplikasi lightroom

Cekrek

"Sip, lihat dulu"

Mecca melihat dirinya sendiri, wajah berseri seri berganti dengan datar, kenapa jadi jelek begini? Pikirnya

Memutuskan untuk mencobanya lagi, beberapa kali hasilnya pun tetap sama, jelek.

mecca_althesyatamarani

Disukai agashaka dan lainnya

Hoppla! Dieses Bild entspricht nicht unseren inhaltlichen Richtlinien. Um mit dem Veröffentlichen fortfahren zu können, entferne es bitte oder lade ein anderes Bild hoch.

Disukai agashaka dan lainnya

mecca_althesyatamarani Saya lelah kawan, sudah pede tingkat akhirat eh waktu dilihat muka macam orang galau, pen mat!.

sicntkpcarcwokpiksi t-t-t-t-tap-p-pi niku ayu neng, buta mata? Butuh kacamata 1000 silinder?

shalleta_ MECCA!!!
   |
mecca_althesyatamarani hm?

geyshafry saya tidak mengerti dengan jalan otakmu kawan

alvintergans bdlgwgmkr.ltktahi!

supermodel_internasional bisa nih dijual ke om Santo
   |
mecca_althesyatamarani gas! Nanti duid bagi dua

--

Mecca menutup ponselnya dan memilih untuk tidur, hari sudah larut, dia tidak boleh sering sering begadang

♪ ♪ ♪

Mecca duduk dilatar depan rumah sakit, disamping nya ada Ray dengan infusnya dan tidak lupa juga ada Lino

Sedari tadi ketiganya hanya diam, memandang parkiran yang terdapat banyak kendaraan roda dua maupun roda empat

Sudah duduk dipinggiran, diam diam pula, sudah seperti orang jalanan yang meminta minta

"Mati yuk?" Ajak Mecca

"Jangan gila, Mecca" serkas Lino

"Ayo" ucap Ray menyetujui

"Yaudah yuk Ray kita mati berdua aja, Lino gak mau kok"

"Kalian kenapa sih? Kaya ada masalah aja" ucap Lino sembari terkekeh

"Emang ada" ucap Mecca dan Ray berbarengan

♪ ♪ ♪

"Lino, aku mau minta sesuatu sama kamu boleh?"

Kini, Mecca dan Lino tengah berada di taman bunga. Mecca yang mengajak, katanya ingin jalan jalan tetapi malah berhenti di sini

Tentu Lino mengangguk langsung "Boleh dong, mau minta apa?"

Mecca terdiam. Tadi, dia tidak sadar mengetakan itu, cepat cepat Mecca menatap Lino dan tersenyum "Aku mau martabak, tapi, rasa matcha" pintanya tidak masuk akal

"Hah?" Emang ada?"

Mecca menyedikkan bahunya "Gatau"

"Kayanya gak ada deh, Ka, minta yang lain aja"

Gadis itu bergumam lalu berucap, "Eum?? Yaudah deh. Aku, minta, perjodohannya dibatalin, ya?"

Sontak hal tersebut membuat Lino melebarkan bola matanya "Gak. Yaudah, ayo cari martabak matcha"

Mecca tersenyum miris "Gak jadi, Ino, udah gak pingin"

"Yaudah mau apa? Tapi jangan yang tadi, ya?" Lino menggenggam tangan Mecca yang terasa dingin padahal siang ini cuaca nya panas

"Mau ketemu mama.. kangen sama mama.. mau ketemu, bisa? Aku, cuma mau ketemu mama.." ucap Mecca dengan menunduk

(Anjrid, saya turun air mata bestih)

Lino mengangkat kepala Mecca hingga pandangan keduanya bertemu "Bisa, gak sekarang. Sekarang, mama Mecca suruh Mecca buat bahagia dulu"

Mata gadis itu berkaca kaca, Lino segera menghapusnya ketika air mata itu jatuh

"Ino, kamu mau sama aku aja kan?"

Lino mengangguk "pasti"

Mecca tersenyum lebar "beli kue matcha di toko sebrang yuk, Ino??" Ajaknya bersemangat

Lelaki berbaju hitam itu terkekeh, tangannya terangkat guna mengacak acak rambut Mecca, tak ayal setelah itu ia rapih kan kembali "Ayo"

Lino menggenggam tangan Mecca dan mengajaknya pergi ke toko yang Mecca bicarakan tadi

"Beli dua ya, Ino? Satu matcha satunya yang motif sapi, lucu tau"

"Iya, nanti kita beli apa aja mau kamu"

Seseorang memperhatikan keduanya dari belakang, hanya terlihat ketika keduanya berjalan dengan bergandengan tangan. Shena tersenyum "Bahagia dan maaf, Mecca"

♪ ♪ ♪

Kamis, 23 Desember 2021
14:07 pm.

Bertanda tangan Reysha 💚

2 CHAPTER MENUJU END
👇👇

Tunggu portal terbuka dengan sendirinya
Swipe to the top

MECCA [SELESAI]Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt