34. hanya rencana

40 3 0
                                    

♪ ♪ ♪

Agas mengangguk "apa?"

"Gue bakalan menetap disini selama satu tahun setengah kalo boleh dan Lo bantuin gue perhatiin Ray sama Lino, laporin semua kegiatan gak biasa mereka ke gue, kalo salah satu dari mereka deket sama cewek juga Lo harus bilang"

"Itu doang?"

"Iya, gampang kan?"

"Kampang" ucap Agas "eh mulut gue typo, gampang maksudnya"

"Kamu mau pulang? Padahal ibu berharap kamu netap disini" ucap Mila yang baru datang

"Oh nggak buk, kalo boleh saya mau tinggal disini selama satu setengah tahun"

"Boleh, boleh banget"

Mecca tersenyum, kini matanya beralih menatap Agas "Agas, bantuin gue lagi"

"Apaan?"

"Ayo anterin gue shopping, kalo gue tinggal disini, mau pake baju apaan, masa iya daun, tapi pake duit Lo dulu kapan kapan gue ganti, soalnya gue sama sekali gak pegang duit"

"Ayo"

"Ibu! Cema musuhin aku!"

"Mampus"

"Yaudah buk aku mau pergi dulu ya, nanti balik lagi" pamit Mecca

"Mau kemana?" Tanya Citra

"Mau shopping, kenapa? Mau ikut?"

Citra tersenyum "Buk, boleh ya?"

"Gak gak ibu gak ada uang, pasti kamu pingin apa apa nanti"

"Cuma ikut doang buk, serius"

"Gapapa buk, izinin aja" ucap Mecca

Mila menatap Citra yang masih menatapnya "iya boleh"

♪ ♪ ♪

"Lo ngapain manggil kita? Gue lagi nyari Mecca tadi" ucap Alvin

Kini mereka tengah berada di rumah pohon, Alleta memintanya agar berkumpul sebentar membahas kunci

"Cek cek, jadi gini.. beberapa hari lalu gue sama Faura dipanggil Mecca, Mecca kasih gue kunci ini, dia bilang gini 'buka laci nakas kamar gue kalo Lo gak ngeliat gue seharian' gitu kan Fau?"

Faura mengangguk "iya, waktu kita tanya kenapa gitu dia gak jawab sama sekali. Jadi, ayo kita buka siapa tau ada alasan atau bahkan dimana Mecca ada sekarang"

Mereka semua turun dari rumah pohon menuju rumah Mecca

Tok tok tok

Alleta mengetuk pintu "kak Rifka" panggilnya

Terdengar sautan dari dalam juga langkah kaki yang mendekat membukakan pintu, Rifka lah orangnya

"Kak, gue mau kekamar Mecca"

"Masuk aja"

Masuk kedalam, membuka sebuah kamar berpintu hijau gelap yang pasti milik Mecca, menuju nakas samping tempat tidur

Semua tidak terkunci tapi hanya satu yang terkunci, Alleta membukanya dengan kunci yang Mecca beri

"Ini nih, kertas selembar doang" ucap Alleta sambil memegang kertas tersebut

"For all
01010011 01001000 01000101 01001110 01000001.
01000010 01010101 01000001 01010100   01000100 01001001 01000001   01010000 01000101 01010010 01000111 01001001   01001011 01000001 01010010 01001110 01000001   01000100 01001001 01000001   01011001 01000001 01001110 01000111   01000010 01010101 01000001 01010100   01000111 01010101 01000101   01010000 01000101 01010010 01000111 01001001"

"Nih gue bacain ya" tawar Alleta, siap siap akan membacakannya tapi begitu melihat isinya langsung tidak jadi "gak jadi deh, nih"

Mereka melihat kertas itu, langsung tidak minat membacanya

"Apaan banget tuh, angka satu sama nol doang"

"Hooh, kagak bisa gue goblok"

"Kenapa kalian gak bisa baca, aku bisa kok" ucap Geysha

"Lo bisa? Buruan bacain" suruh Alvin

Geysha menatap Tio, Tio mengangguk "oke nih ya dengerin karna aku gak mau ngulang"

"Untuk semua
SHENA.
Buat dia pergi karna dia yang bikin gue pergi"

"Udah gitu doang?" Tanya Alleta dan Geysha mengangguk

"Gak puas, gue kira mau dikasih tau apaan"

♪ ♪ ♪

Selepas berkeliling di mall yang besar dan terletak jauh dari rumah Mila. kini mereka duduk dikursi dekat dengan mobil Agas sambil memakan es krim

"Mau beli apa lagi?" Tanya Agas

Mecca menggeleng "Gak ada, balik yuk" ajaknya

"Ayo" kata Citra menyetujui

Mobil Agas berhenti tak jauh dari rumah Mila, ketiganya masuk kedalam rumah itu langsung berpapasan dengan Mila

"Itu apa tu yang dipegang Citra? Kamu beli Cit? Pake uang siapa? Hah?" Tanya Mila

"Ibu kepo ih"

♪ ♪ ♪

Sore ini, Mecca dan Agas berjalan jelan santai mengelilingi pedesaan

Diam tak mengeluarkan suara sedikitpun mereka berhenti dan duduk dibatu yang berada dipinggir sawah

Mecca memejamkan matanya menikmati semilir angin ditambah matahari hampir tenggelam membuat Mecca de javu dengan kejadian dimana Ray membawanya ke danau untuk melihat sunset

Entah kenapa tiba tiba dadanya sesak dan ingin menangis, rindu pada mamanya yang paling Mecca rasakan, rasanya dia menyesal menjadi dewasa karna dewasa sangat tidak enak

Jika dia bisa mengulang waktu maka Mecca akan memanfaatkan masa kanak kanak nya dengan sebaik mungkin tapi itu tidak mungkin

Semua hanya kenangan yang tidak dapat diulang

♪ ♪ ♪

Yang chapt aslinya kehapus jadi kali ini chapt nya pendek, huhuu

Dont forget to vote and coment✨

👌

Bertanda tangan Reysha 💚

MECCA [SELESAI]Where stories live. Discover now