21. Diskusi

84 13 6
                                    

_

"Sejak pertama kali melihat mu, aku sudah terpesona. Pemilik topi hitam berjalur merah menarik perhatian kaum hawa. Mata coklat berkilat memancarkan keindahan dunia. Imut iya, ganteng iya, galak juga iya. Hanya 1 di dunia, tiada duanya. Berhati baik dan lembut layaknya kapas. Semua yang berkaitan dengan dirimu sungguh sempura. Aku memang memang tahu aku tidak sesempurna dirimu, tak mampu bersanding. Tapi, maukah kau menjadi pacarku?"

"Gak."

"Buset, dah. Itu mau nembak atau pidato?" Taufan meringis, abang sulung mereka kembali diminta menjadi pasangan orang. Baru kali ini dia mendengar orang yang berbicara panjang lebar hanya untuk sesuatu yang tidak penting.

Walau pada akhirnya akan selalu ditolak.

"Entah kenapa aku merasa semua yang dikatakan perempuan itu bohong," celetuk Blaze dengan muka datar yang dibuat-buat

"Keindahan dunia yang sangat memancarkan neraka," timpal Solar. Sanking butanya cinta, orang jadi hanya bisa melihat yang positifnya saja.

"Dia belum tahu bagaimana rasanya dibanting bang Hali," kata Blaze lagi menepuk dadanya bangga.

"Sungguh sedap." -Taufan.

"Sekalian kena mental," ledek Solar.

"Mental kan gak terlihat, gimana caranya kena?" Tanya Thorn polos.

Everybody be like : O_o"

"Aku gak nampak bang Adudu hari ini." Ice tiba-tiba berucap mengalihkan topik.

"Tumben kau mention bang Adudu, biasanya gak pernah." Gempa menguap, ia kekurangan tidur. Setelah pulang dari kantor polisi, Gempa langsung bersiap-siap menuju sekolah.

"Tiba-tiba kepikiran aja gitu. Soalnya kalo dipikir-pikir, beberapa hari ini bang Adudu gak nongkrong bareng bang Probe sama Kak Ayuyu."

Taufan dan Blaze menatap heran adik mereka yang satu itu. Ah, tidak biasanya Ice peduli dengan orang lain yang tidak mempunyai urusan dengannya.

"Iya sih, mereka kan nempel terus kek karet." Solar mengangguk setuju. Ayuyu dan Probe beserta kedua saudaranya pun sudah lama tidak menampakkan diri di sekolah.

"Btw kalian tau gak kalau permata ruby hilang?" Tanya Taufan memulai gosip, mulai mendeteksi kedatangan kawan-kawannya.

Gempa memutar bola mata, tampak sekali kalau abangnya ingin menukar topik.

Solar yang 24 jam mengecek sosial media lantas mengangguk cepat. "Tau! Berita ini baru dipublikasikan pada publik sekitar pukul 5 pagi oleh si ketua polisi sendiri. Mereka menyelidiki 1 jam lalu menyatakan kasus ini ulah TNV."

"Darimana kau tau?" Pancing Gempa.

"Apakah kau tidak termasuk publik?" Kata Halilintar yang barusan kembali dari lapangan, langsung menyambar tempat duduk.

Solar pucat seketika. "A-ahh-"

"Tapi kemarin kami ketemu TNV," cerocos Taufan langsung tanpa basa basi.

"Apa?!" Pekik keempat saudara Boboiboys. Tak hanya itu, Frostfire, Fang, Yaya, Gopal, Ying dan Tiah juga menghampiri mereka dengan raut terkejut.

Taufan ikut pura-pura kaget dengan kedatangan kawan-kawannya. Ia ingin memastikan bahwa mereka berenam juga termasuk anggota TNV, atau mungkin GOT. Taufan tampak bodoh, bukan berarti tidak mengetahui apa pun.

"Beneran?!" Gopal menggebrak meja heboh, untung kantin sedang sepi.

"Iya!" Taufan membalas heboh.

"Ah, masa? Mana buktinya? Kok kalian masih hidup?" Tanya Frostfire beruntun tak percaya.

Permata [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang