3. Sandi Morse

190 26 5
                                    

Ku peringatkan lagi, fanfic ini mengambil banyak sudut, tidak jelas dan memusingkan.

Jadi bacanya pelan-pelan...

Happy reading~

~(Ò◇Ó)~

___________________________________

"Honey, apa misimu sudah selesai?" tampak seorang pria berumur memakai suit hitam. Ia bertanya dengan nada manja sambil memeluk istrinya.

Yang dipeluk terkekeh pelan. Menyeruput kopi hangatnya. Menatap puluhan bintang-bintang yang bertebaran di seluruh galaxy.

"Yes, Honey. Aku telah membereskan semuanya, tapi ada satu permata yang tidak sempat ku campur...."

Sang suami tersenyum, tak peduli dengan informasi 'satu permata yang tertinggal'.

"Ah! Tidak apa-apa honey, enam lainnya susah cukup."

"Lalu kau sudah mengirim pesan padanya?"

Sang istri mengangguk anggun. "Sudah... tenang saja."

"Menurutmu apakah mereka akan menerima kita kembali?" Salah satu dari mereka berdua melempar senyum sinis.

"Kalau mereka tidak mau kita paksa saja, Honey. Si bungsu pasti luluh," ucapnya lagi.

"Terserahmu saja, yang penting kita harus segera menghancurkan Amato."

>>>>>>>>>>>>>>

"Baiklah anak-anak! Apakah kalian sudah siap menerima hasil ujian akhir kalian??" Guru perempuan itu bertanya sembari memandang riang seluruh murid yang lulus sebentar lagi, ia akan merindukan mereka semua.

"Tentu bu! Aku pasti yang akan mendapat nomor 1." Gahar- salah satu siswa di kelas 12 IPS berkata dengan pedenya.

Faro- kawan sekelas mereka hanya menumpu wajah dengan tangannya. Gahar diliriknya malas.

"Ya, ya, ya. Serahmu saja." Memang tidak dapat dipungkiri bahwa Gahar sangat pintar dalam bidang apapun. Yang menjadi musuhnya dan sang juara 2 kelas ini.

"Kadang aku bosan dengan pangkatku yang segitu-segitu saja," celetuk Bryan membuat seluruh atensi kelas terarah padanya. Padahal situasi sedang dag dig dug menunggu nilai hasil kelulusan masih saja sempat menyeletuk santai begitu.

"Makanya belajar," sergah Vika.

Sang guru- Miss Beverly hanya menggeleng-geleng kepala.

"Sudah! Sudah! Mari ibu bacakan dari yang paling bawah dulu." Miss Beverly mendelik Jaz yang bernotabe murid ternakal di sana.

Yang dilirik mendengus tak peduli, sudah memprediksi pangkatnya. Yaitu yang terendah.

"Lalu- "

Berlanjutlah guru itu membacakan nama murid muridnya beserta nilai dan rankingnya, tak lupa memberi teguran terakhir.

"Hayooo... siapa kira-kira yang pertama?" Goda Jihan menatap tiga orang yang belum terpanggil namanya.

"Nah! Juara tiga kita! Seperti biasa adalah... FARO!!! Dengan nilai 99,7%, sifat mu itu perlu diperbaiki! Kalau tidak sudah lama para guru menaikkanmu ke juara 1."

"Gak perlu lah bu, saya kan sudah lulus," sahut Faro.

"Juara 2! Haraz! Dengan nilai 99,8%, ibu gemes sama kamu nak! Sudah ganteng, imut, primadona sekolah tapi nilaimu masih 1 persen di bawah Gahar!"

Permata [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang