9. Perempuan dan Laki-laki.

124 18 1
                                    

Bila ada readers lelaki- daku minta maaf duluan nyehehe~

Bukan maksud menyindir, itu aja.

Happy reading~

_________________________________

tik.. tik.. tik..

Ribuan bulir air berlomba-lomba turun dari langit, membasahi setiap unsur yang di lewati.
Di bawah atap yang sama, ke 36 siswa sedang mendengarkan penjelasan guru.

"-nah. Langkah Historiografi sendiri merupakan kegiatan dimana proses penulisan sejarah yang bertolak dari fakta-fakta yang telah teruji kebenarannya."

"Louis Gotschalk membagi sumber sejarah menjadi dua bagian yaitu sumber Primer dan sumber sekunder."

"Sedangkan Nugroho Notosusanto membagi sumber sejarah menjadi 3 kategori yaitu, sumber tertulis sumber lisan dan sumber benda."

Untuk beberapa murid berbeda. Mereka malah tidur menikmati suasana hujan serta curahan ilmu yang sebagai lagu tidur.

"Sekarang tugas kalian, meringkas bab 3 dan kerjakan halaman 58."

"Baik, Buu."

"Bentar Bu, halaman 58 yang bagian essay atau pilgan Bu?"

"Semua. Soalnya ditulis ya, nak."

"Siap Bu!"

Thorn melirik jam dinding. Seperti biasa, Bu Rainy- guru pelajaran sejarah selalu memberi tugas saat bel pulang sekolah hampir berbunyi.

Maka dari itu, Ice mengemas perlengkapan sekolah miliknya lebih dulu lalu melipat tangan di meja. Tidak peduli jika ia kena hukuman nantinya.

Ada juga yang mencorat-coret buku agar terlihat mengerjakan tugas seperti Tasya.
Memutar-mutar pulpen dengan raut bosan seperti Fang.

Bergurau senda, merumpi, tertawa seperti Taufan, Blaze, Gopal dan Frostfire.
Battle siapa cepat dan tepat seperti Yaya dan Ying.

Memanfaatkan waktu 5 menit untuk mengerjakan tugas seperti, Halilintar, Gempa, Tiah dan Solar.

Kringg~ kringg~

Penghuni sekolah tersenyum lebar, menyimpan buku secepatnya. Ketua kelas menyiapkan kelas, mereka berdoa, lalu menyalam guru secara bergantian. Mereka langsung pecut ke lantai dasar menunggu jemputan.

"Duh, aku lupa bawa jaket. Gimana dong?" Blaze mengintip-intip isi tasnya.

"Terobos aja. Numpung kita jalan kaki," sahut Taufan seperti biasa menunjukkan senyum andalannya.

"Jangan! Ntar sakit aku juga yang susah," cibir Gempa. Ia berjalan menjauh menuju ke ruang guru. Tugas rutinan anak kesayangan guru~

"Kan cuma ngurus makan doang," respon Taufan

"Ngurus makan doang~ awas nanti kau merengek kayak bayi," tiru Yaya.

"Hoaamm... mana bang Gem?" tanya Ice sembari mengucek-ucek mata. Kelihatan sekali baru saja bangun tidur.

"Ke... ruang guru~~"

"Oh." Ice membulat mulut. Mengedarkan pandangan ke sekitar koridor di mana mereka menunggu Gempa. Ekor matanya melihat Frostfire tengah berlari kencang ke arah mereka.

Splassh!

Tanpa sengaja kaki Frostfire menginjak ember berisi air. Air tersebut terciprat ke wajah Ice.

Makhluk kebo itu sih tidak masalah ketika air menyentuh permukaan kulitnya. Tetapi, air yang ini adalah air bekas pel kelas.

"FROSTFIIRREEE!!!"

Permata [✔]Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz