BAB 34: INDIRA DIPERMALUKAN

63.5K 8.5K 2.2K
                                    

Dear readers Obi tersayang,

Long time no see 🤗

Kritik dan saran Obi buka selebar-lebarnya asal menggunakan bahasa yg baik dan sopan 🤗

Semoga Happy sama Bab ini 🍓

♥♥♥

"Apa yang salah dari mencintai? Kita bahkan berhak dicintai dan mencintai. Jika seseorang salah, apakah kalian berhak menghakimi segalanya? Kalian hanya manusia bukan Allah yang Maha Adil"

Indira sampai di caffee and Resto tempat ia akan meeting bersama dengan clientnya.

Sejak tadi banyak orang yang memperhatikannya dengan tatapan aneh yang membuatnya risih. Bahkan tadi tukang parkir yang membantu memarkirkan mobilnya terlihat menertawakan sesuatu.

Tidak ingin membuang waktu untuk memikirkan sesuatu yang tidak penting, Indira langsung masuk sambil sesekali merapikan rambut bergelombangnya.

Sampai di meja kasir Indira menanyakan meja nomer dua puluh satu yang sudah di pesan oleh Riska asistennya, lalu salah satu dari mereka berinisiatif mengantarnya menuju meja tersebut.

Setelahnya Indira mengucapkan terima kasih dan langsung duduk untuk menunggu clientnya datang.

Dua belas menit kemudian dua orang pasangan yang akan menjadi clientnya datang mengucapkan kata basa-basi karena telah membuatnya menunggu lama.

Saat itu juga Indira mengumpati orang di depannya dan Riska asistennya habis-habisan dalam hati.

Malam bu Indira

Maaf bu, saya tidak bilang kalau client yang tidak bisa saya gantikan untuk menemuinya menggantikan ibu, itu Ibu Naysila.

Saya takut ibu menolak untuk datang.

Sekali lagi maafkan saya bu Indira.

Itu pesan yang masuk bersamaan dengan datangnya Naysila dan Gerry tadi.

"Saya pesankan minum dulu atau makan-makanan berat untuk Bu Nay dan Pak Gerry, sebentar yah bu, pak." ujar Indira masih tetap menjalankan kode etik dengan clientnya.

"Saya dan Mas Gerry cukup minum aja, Bu Dira. Kebetulan saya haus banget gara-gara emosi liat itu di depan ada tontonan." jawab Naysila sambil mengipas-ngipas wajahnya dengan tangan karena sedikit gerah meski pendingin ruangan menyala.

"Ah, kalau gitu mungkin ibu butuh yang manis-manis? Kebetulan dessert di sini recomen semua bu Nay. Apalagi dessert Mousse Cake nya, itu paling best seller yang saya tahu." beritahu Indira menawarkan dengan ramah pada Naysila dan Gerry yang ternyata menolak dengan halus.

"Minum aja bu, kebetulan tadi balik dari kantor kami sempatkan makan di Gultik pinggir jalan. Saya kangen makan disana sama sahabat saya. Kebetulan Gulai disana favorite saya dan sahabat saya sejak SMA dulu."

"Wahh bu Nay, ngga takut maaf kalau berat badannya naik saat hari pernikahan nanti?" tanya Indira hati-hati.

"Iya nih Alhamdulillah badan saya sudah terlahir model, kan yah Mas?" Naysila menjawab sambil meminta kebenaran dari calon suaminya, Gerry.

"Jadi saya tuh walaupun makan-makanan kaya gitu atau sebanyak apapun tetep stay di berat badan sekarang, Bu Dira. Makanya saya tuh ngga kenal diet-dietan. Sahabat saya juga gitu."jelas Naysila dengan kekehan ringan.

"Sahabat ibu ngga ikut kesini aja sekalian? Abis makan Gultik barengan kan, yah?" tanya Indira tentu saja basa-basi.

Mendengar pertanyaan itu wajah Naysila tampak sendu. Tapi ia tidak ingin orang lain melihatnya kecuali keluarganya.

Perjanjian Dua Surga (END | LENGKAP)Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt