BAB 14 : PERGI?

83.5K 8.1K 4.4K
                                    

Banyak-banyak istighfar yah kalau baca Perjanjian Dua Surga♥

Semangattt vote dan spam komen sebanyak-banyaknya♥

Panasin Perjanjian Dua Surga se panas hati dan pikiran pas ngebacanya♥🦁

Spam 🔥🔥🔥 buat cerita ini♥

Follow wattpad author juga dongs Nabila lovers♥♥♥

♥♥♥

"Cintai sesuatu itu sewajarnya. Jangan melebihi cinta kita kepada Nya. Allah itu pencemburu. Jangan pernah menduakannya, mentiga-kannya apalagi berpaling darinya. Padahal Allah lah yang menciptakan kalian"

Sadam kembali ke rumah besar yang ia tinggali dulunya hanya bersama Nabila, simbok dan mang Imad. Sekarang rumah besar di depannya ini sudah ada penghuni baru tidak lain istri keduanya Indira, putra kecilnya Syakiel dan juga bunda Tania.

Seharusnya rumah ini akan menjadi rumah mewah dengan banyak kebahagaian seperti bayangan Sadam. Nyatanya kebahagiaan itu sulit sekali ia wujudkan.

Sadam berjalan menuju ruang kerjanya di lantai tiga. Tapi dirinya kembali turun menuju mushala kecil di rumah nya ini.

Sadam bahkan hampir lupa jika dirinya belum sholat dzuhur. Padahal waktu menunjukan pukul 14.27.

Masih ada sedikit waktu sholat walaupun ia sedikit lalai. Kemarahan masih menguasai dirinya pasca mendengar semua jawaban dari Nabila.

Sadam tidak bodoh untuk tidak dapat memahami arti dari kata-kata yang Nabila ucapkan setelah ia mengutarakan kejujurannya tadi.

Sayangnya, kedua adik ipar kembarnya itu keburu menerobos masuk setelah mendengar ia berteriak dan juga mendengar tangisan Nabila yang begitu tersedu-sedu.

Sadam menggulung kemeja biru langitnya sampai sikut. Kemudian ia juga menggulung celana bahannya untuk mengambil wudhu.

Kemarahannya sedikit padam setelah ia selesai berwudhu. Api jika di padamkan dengan air memang akan mati, begitupula kemarahan yang di padamkan dengan berwudhu.

Makadari itu Nabila juga sering membacakan hadist itu padanya.

Sadam mulai membentangkan sajadahnya di mushala kecil rumahnya itu.

Memulai takbir.

Allahu Akbar

Sadam menggerakan tubuhnya mengikuti gerakan-gerakan dalam sholat sampai empat rokaat. Terakhir ia ucapkan salam. Memijat kedua matanya, Sadam mulai mengangkat tangannya. Berdo'a pada pemilik dunia beserta isinya.

"Ya Allah, yang Maha Pengasih lagi Maha Penyanyang. Ya Allah, Engkau lah zat dari segala zat di muka bumi ini,-" satu tetes air mata Sadam jatuh di atas tangannya.

"Ya Allah, penuhi hati ini dengan nama Mu. Ampunilah segala dosa-dosa hamba, kedua orang tua hamba dan istri-istri hamba,- kembali air mata Sadam jatuh di kedua pelupuk matanya.

"Ya Allah, bantu hamba. Hanya kepada Mu lah hamba menyembah dan memohon pertolongan,-" isakan Sadam lolos dari bibirnya.

"Bantu hamba untuk mempertahankan rumah tangga hamba... Hamba mohon Ya Rabb. Hamba mencintainya. Sangat mencintainya. Jadikanlah istri hamba bidadari dunia dan surga dalam hidup hamba. Jangan Engkau pisahkan hamba dengannya,- sungguh hamba tidak bisa Ya Allah." isakannya begitu menyakitkan. Hingga membuat seseorang yang berdiri di belakangnya bahkan ikut menitikan air mata.

Perjanjian Dua Surga (END | LENGKAP)Место, где живут истории. Откройте их для себя