Chapter 45 : A Little Bit More

Mulai dari awal
                                    

Renjun
Jaemin, kau sudah bangun?

Demammu tidak parah, 'kan?

Haechan
Aku sudah mendapatkan beberapa informasi dari blog tersembunyi milik anonim.

Kami akan berdiskusi setelah kau sembuh.

Jeno
Kau sudah bangun?

Haechan menemukan beberapa informasi tambahan.

Kita bisa berdiskusi melalui video call jika kondisimu masih belum sembuh.

Renjun
Jika kau butuh sesuatu, segera hubungi kami.

"Ini bukan waktunya bermalas-malasan." Gumamnya yang di mana kalimat itu ia tujukan pada dirinya sendiri. Ia lalu beranjak dari kasur dan berjalan menuju meja komputernya.

Jaemin mengetik semua informasi yang kemarin sudah ia dapatkan. Mulai dari pemeriksaan gedung laboratorium ilegal milik Ham Minhyuk, hingga acara diskusi yang ia dan ketiga temannya lakukan di markas.

Setelah semuanya sudah ia ketik, ia lalu mengirimkan berkas itu ke laptop milik Jeno yang ada di markas melalui email. Ia juga menyertakan pesan yang ditujukan pada ketiga temannya agar mereka dapat mengetikan informasi yang mereka dapat serta kejadian apa saja yang mereka alami selama menjalankan tugas-tugas yang mereka kerjakan di hari kemarin.

Di akhir pesannya, Jaemin meminta Renjun untuk menggabungkan berkas tersebut dengan berkas-berkas informasi lain yang sebelumnya sudah Renjun susun dalam sebuah map.

"Sedikit lagi. Sedikit lagi kasus ini akan selesai."

Jaemin menumpu dahinya dengan kedua tangan yang ia kepal di atas meja. Kepalanya masih terasa pusing karena demam. Tetapi tidak lama kemudian ia beranjak dari tempatnya dan keluar dari kamar. Ia ingin mengisi perutnya yang kosong.

Saat Jaemin menuruni tangga, ia melihat Jaehyun yang berada di ruang santai sedang menonton televisi. Ia melangkahkan kakinya dengan perlahan agar tidak menimbulkan suara dan supaya Jaehyun tidak sadar akan keberadaan dirinya.

Namun, Jaehyun yang seolah-olah memiliki ikatan batin kuat dengan Jaemin dengan mudah menyadari keberadaan Jaemin walau pun sang adik melangkahkan kaki tanpa menimbulkan suara sama sekali.

"Na!" Seru Jaehyun. Ia lalu berjalan menghampiri Jaemin.

Jaemin yang hendak masuk ke dapur akhirnya menghentikan langkahnya saat mendengar seruan panggilan dari Jaehyun.

"Sudah merasa lebih baik?" Tanya Jaehyun sambil menyentuh dahi Jaemin yang masih terpasang plester kompres yang sebelumnya Jaehyun pasang. Jaemin membalas ucapan Jaehyun dengan anggukkan kepala.

"Kau lapar? Bibi Shin tadi membuatkan bubur untukmu." Ucap Jaehyun. Jaemin kembali mengangguk. Mereka lalu masuk ke ruang dapur.

Jaehyun meminta Jaemin untuk menunggu di meja makan, sedangkan Jaehyun yang akan menyiapkan bubur untuknya.

Tak butuh waktu lama, Jaehyun sudah menyajikan semangkuk bubur dengan toping irisan daging ayam dan taburan nori serta sedikit biji wijen yang tersusun rapi di atasnya. Jaehyun juga tak lupa untuk menyiapkan segelas air untuk Jaemin.

"Hyung sudah makan siang?" Tanya Jaemin dengan suara serak sebelum ia mulai menyantap bubur yang ada di hadapannya.

"Sudah." Jawab Jaehyun. Jaemin lalu mulai menyantap bubur yang ada di hadapannya.

Hening.

Tiba-tiba saja suasana menjadi canggung karena tak ada lagi yang bersuara di antara keduanya. Jaemin fokus menyantap makanannya, sedangkan Jaehyun fokus memperhatikan sang adik yang menyantap makanan dengan perlahan.

[✔] 𝗠.-'𝟬𝟬'𝟳 : 𝗔 𝗣𝗶𝗲𝗰𝗲 𝗼𝗳 𝗚𝗹𝗮𝘀𝘀Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang