"Kita duluan," ujar Arsena pamit lalu membawa Jeje bersamanya.

"Wah gak bener," komentar Gerhana tiba-tiba.

"Arona ngambek lo dateng telat atau karena lo datengnya bareng cewek lain?" tebak Luna sementara Atlas hanya diam.

"Dua-dua sih," ceplos Gerhana kelewat jujur.

"Lagian lo kenapa telat?" tanya Luna dengan mata memincing.

"Gue ada urusan tadi," jawab Atlas. Kini pikirannya penuh dengan Arona. Gadis itu pasti kecewa karena Atlas datang terlambat ditambah dirinya bersama dengan Cherry.

Bodoh.

"Udah kak. Arona gak pantes ngambek kayak gitu. Lagian tadi telat karena macet juga kan?" ujar Cherry dengan rasa tidak bersalah.

"Idih- idih si najis," celetuk Luna frontal. Padahal dia tidak mengenal Cherry namun mendengar gadis itu berucap demikian membuat Luna kesal.

"Heh," tegur Gerhana sambil menyenggol lengan Luna. Mohon maaf tapi mau bagaimana lagi? Luna memang frontal.

"Dahlah. Semoga tidak putus," ujar Luna lagi.

"Kita duluan." pada akhirnya Gerhana langsung pamit dan menarik kekasihnya pergi sebelum terjadi bakuhantam antara Luna dan Cherry.

"Kak Atlas, jangan lupa minta maaf ya. Arona kayaknya kecewa banget soalnya kakak telat ditambah lagi timnya gak dapet juara," jelas Angel baik-baik.

Atlas hanya mengangguk.

"Duluan bang," pamit Galateo.

"Lebay. Timnya kalah tapi ngambeknya berlebihan," komentar Cherry.

"Mending lo diem," ujar Atlas tajam.

"Pulang sendiri. Gue gak ada kewajiban buat nganterin lo balik," ujar Atlas lalu pergi meninggalkan Cherry begitu saja.

Yang ada dipikirannya sekarang hanya Arona. Sudah jelas tujuan Atlas sekarang adalah rumahnya Arona.

🌏

Arona meminta Arsena untuk mengantarnya lebih dahulu lalu setelah itu baru mengantar Jeje. Dia hanya ingin sendiri di rumah dulu. Seperti biasa, kedua orang tua mereka sibuk dengan kerjaan. Mungkin juga Arsena masih mau jalan-jalan bersama Jeje.

Ketika sudah sampai di rumah, Arona langsung membuka pintu mobil. Arsena menurunkan kaca mobil lalu berpesan pada adiknya itu.

"Jangan lupa istirahat, baik-baik ya. Abang usahain pulang cepet," ujar Arsena sementara Arona mengangguk.

"Hati-hati," ujar gadis itu. Arsena menarik senyum kecil. Dia tahu suasana hati adiknya sedang tidak baik. Ketika Arona sudah memasuki rumah, Arsena langsung melajukan mobilnya pergi.

Tepat setelah mobil Arsena pergi, Atlas sampai. Dia langsung keluar dari mobil dan mengejar langkah Arona yang kebetulan baru hampir sampai di depan pintu.

"Bubu!" teriakan itu tak lantas membuat langkah kaki Arona berhenti . Dia tidak perlu berbalik untuk memastikan siapa yang memanggil dirinya. Hanya ada satu orang yang memanggil Arona dengan panggilan 'Bubu' yaitu Atlas.

"Bubu," panggil Atlas lagi ketika dia berhasil meraih pergelangan tangan Arona namun gadis itu menepisnya.

Dia menatap Atlas tajam. "Gue capek. Mau istirahat," ujarnya ketus.

Atlas sedikit tersentak ketika mendengar cara bicara Arona yang berubah, namun lebih dari itu, mata Arona yang tampak memerah lebih membuat Atlas khawatir.

Dia maju selangkah untuk lebih dekat dengan Arona namun gadis itu memilih mundur.

"Bubu, maaf aku telat dateng," ujar Atlas yang langsung menyampaikan permintaan maafnya.

"Telat karena jemput Cherry?" sinis Arona. Dia benar-benar kecewa karena hari ini Atlas tidak ada saat dia tampil lalu kemudian tim nya kalah. Tidak hanya sampai disitu, Arona yang masih kecewa karena kekalahan timnya harus melihat Atlas datang bersama Cherry.

"Aku gak jemput dia Bu, tadi itu dia maksa..."

"Udahlah. Intinya lo sama dia datangnya barengan kan? kalaupun dia maksa, kok lo gak bisa nolak? lo sama aja kayak Cherry. Sama-sama gak jelas! " cara bicara Arona semakin menunjukan kalau dia emosi. Sayangnya Atlas tampak tidak suka dengan cara gadis itu menyampaikan kalimatnya.

"Aku gak suka kamu ngomong kayak gitu. " Atlas berujar dengan nada pelan.

"Gak peduli juga," ujar Arona.

"Aku telat karena ngurusin laporan HIMME sama Bang Dexa dan Kak Alora," ujar Atlas berusaha tetap sabar. Dia tahu letak kesalahannya maka dari itu cowok itu lebih memilih untuk menjelaskan situasi yang membuat dia terlambat tadi kepada Arona.

"Gue gak peduli," jawab Arona lagi. Efek dari kekecewaannya hari ini membuat Arona menutup telinga dari fakta yang dia dengar.

"Arona," tegur Atlas dengan nada rendah. Dia masih berusaha sabar.

"Aku gak bohong sama kamu," ujar Atlas lagi. Dia terlambat tadi bukan tanpa alasan. Kewajiban dia sebagai BPI HIMME juga tidak bisa ditinggalkan begitu saja.

"Urus aja organisasi sialan lo itu sama si Cherry itu. Gue gak mau peduli," ucap Arona kelewatan.

Sayangnya keadaan saat ini membuat Arona menjadi keras kepala. Ucapannya berhasil membuat Atlas jadi marah. Dia juga manusia yang memiliki batas kesabaran. Atlas benar-benar tidak suka dengan respon Arona. Keningnya berkerut tidak suka.

"Hanya karena tim lo kalah bukan berarti lo bisa lampiasin semunya ke gue kayak gini, Arona. Gue tau gue salah karena telat datang tapi itu semua ada alasannya. Soal Cherry juga gue minta maaf tapi daritadi yang lo bilang adalah lo gak peduli sama penjelasan gue. Niat gue baik," ujar Atlas yang mulai ikut emosi karena ucapan Arona sebelumnya.

"Gue udah capek ngurus organisasi tapi masih berusaha buat selalu ada untuk lo. Hanya karena satu kesalahan hari ini lo langsung gak mau peduli. Gue sampai ninggalin tanggung jawab gue yang belum selesai demi lo, tapi lo malah egois kayak gini," lanjut Atlas lagi. Menurutnya Arona sangat bersikap egois sekarang.

Arona yang memang tengah sensitif ketika mendengar ucapan Atlas padanya semakin sakit hati.

Arona melangkah mundur.

"Capek kan pasti? ngurus organisasi dan ngurus cewek egois kayak gue?" Arona bertanya pelan namun terdengar menyedihkan.

"Lo bisa berhenti sekarang..." lanjut gadis   itu.

Atlas membuka mulutnya ingin menyela namun Arona kembali bersuara.

"Bukan organisasi. Tapi gue. Berhenti ngurus cewek egois kayak gue," lanjut gadis itu lalu masuk ke dalam rumah.

Atlas menarik nafas dalam dan menghembuskannya kasar.

"Fuck!"

bersambung...

Sudah emosi belum baca part ini? AHAHAHAHHA koment yg banyak

Lebih kesel sama siapa?

Atlas?

Arona?

Spam PUMA

Spam ATARONA

SEE YOU!!

Big Hug, Suk

ATARONA [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang