34| BABA BUCIN

7.7K 1.6K 2.9K
                                    

Yok! Mana yang kangen sama cerita ini?

1070 vote dan 2800 komen buat next chpater yah.

Happy reading!

34| BABA BUCIN

Acara berakhir dengan baik, tidak ada hal-hal yang menganggu jalannya acara hingga selesai. Rasa bangga tidak dapat disembunyikan dari raut wajah para panitia acara dan juga para anggota HIMME. Kerja keras mereka tidak berakhir sia-sia, jadi untuk merayakan keberhasilan mereka, Johnny sebagai Ketua HIMME ingin mentraktir teman-temannya, makan-makan bersama begitu.

Seruan penuh kehebohan datang dari Reynald dan Cello yang terlihat paling bersemangat saat tahu akan ditraktir oleh Pak Ketua.

"Gue seneng nih yang kayak gini-gini," ujar Cello dengan wajah sumringah.

"Makan... makan uhuy," sahut Reynald sambil berjoget ria.

"Gue ajak cewek gue bisa kan?" tanya Atlas pada Johnny.

"Bisa banget bro," ujar Johnny memperbolehkan. Atlas mengangguk lalu berjalan menghampiri Arona yang tampak duduk di kursi dengan mata sibuk menatap ponsel.

"Bubu," panggil Atlas begitu dia sudah berdiri didekat Arona.

Gadis itu mendongak. "Udah selesai ba?" tanya Arona sambil memasukan ponselnya kedalam tas yang dia pakai.

Atlas mengangguk lalu mengulurkan tangannya. "Bang Johnny mau traktir makan. Ikut ya?" ujar Atlas begitu Arona sudah berdiri setelah meraih uluran tangan cowok itu.

Arona belum menjawab, gadis itu membawa pandangannya menuju teman-teman Atlas yang berdiri tidak jauh dari mereka, sebelum akhirnya kembali melempar tatap kepada sang pujaan hati. "Emang boleh?" tanya Arona.

"Boleh." Atlas menjawab dengan anggukan.

Pada akhirnya Arona mengangguk— setuju untuk ikut.

"Oh iya tadi aku lihat Gala udah balik duluan," celetuk Arona karena tadi Galateo sempat pamit padanya.

"Iya. Dia udah balik tadi," jawab Atlas. Keduanya bergerak melangkah mendekati teman-teman Atlas yang lain.

"Mau makan dimana?" tanya Johnny pada teman-temannya yang mungkin mempunyai saran tempat makan yang bagus.

"Kemana aja deh, intinya makan," timpal Dexa. Cowok itu seperti sudah tidak sabar untuk mengisi perutnya.

"Yaudah, ke restaurant langganan aku aja," sahut Alora. Dia tahu tempat dengan makanan yang enak.

"Boleh tuh," setuju Rendra. Lagipula mereka tidak punya waktu lagi untuk berdebat soal tempat makan.

"Emang masih buka jam segini?" tanya Kenzie sambil melihat jam yang melingkar pada pergelangan tangannya. Waktu sudah menunjukan pukul 11 malam sekarang.

Alora mengangguk. "Masih, buka 24 jam soalnya,"

"Gaskan lah!" seru Reynald.

"Oke kalau gitu," timpal Johnny.

"Yang bawa mobil ada gue, Atlas, sama Dexa. Terserah mau ikut mobil siapa," ujar Johnny lagi.

"Gue sama Johnny aja deh," kata Reynald dengan cepat.

"Gue sama bang Dexa aja," ujar Cello.

"Gue juga sama Dexa," ujar Rendra.

"Sama," timpal Kenzie.

"Kenapa pada di mobil gue sih? Atlas kek," ujar Dexa.

"Mental gue gak kuat liat orang pacaran," ujar Cello yang langsung mendapat anggukan setuju sari Rendra dan Kenzie.

ATARONA [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang