Waktu menunjukan pukul 8 malam ketika Atlas berhasil sampai di tempat lomba. Dia bergegas keluar dari mobil dengan cepat.

"Kak tungguin!" teriak Cherry namun Atlas tidak peduli. Dia langsung mengunci mobilnya menggunakan remot yang ada setelah Cherry keluar. Cowok itu sedikit berlari. Dia baru berhenti ketika matanya melihat Arona yang mulai turun dari panggung. Gadis itu sempat menoleh dan menghentikan langkahnya ketika melihat Atlas.

"Kak!" Cherry datang dari samping dan langsung menghampiri Atlas.

Arona turun dari panggung dengan perasaan kecewa yang memenuhi relung hatinya. Rasa kecewanya begitu besar hari ini. Kalah dalam lomba, Atlas yang datang namun terlambat ditambah kedatangan Cherry.

"Gapapa girls. Namanya juga lomba. Kalah menang udah biasa. Yang penting, kita udah kasih yang terbaik. Kita kalah secara terhormat. Tetap semangat ya!" Ciara sebagai leader langsung menyemangati teman-temannya walaupun dia sendiri juga kecewa namun dalam posisi ini Ciara harus bisa menjadi orang yang lebih tegar agar kekecewaan teman-temannya tidak berlarut dan tidak putus asa hanya karena satu kekalahan. Ciara yakin, mereka akan bisa menang dilain waktu. Mungkin hari ini memang bukan rezeki mereka.

Arsena mendadak jadi lesu karena adiknya kalah lomba. Cowok itu yang tadinya begitu bersemangat kini tampak muram.

"Arsena, kamu jangan lemes gitu! nanti kalau Arona liat dia jadi makin sedih tau! Kita harus tetap ceria biar bisa nyemangatin Arona," ujar Jeje pada kekasihnya.

"Bener bang, kalau kita nunjukin kekecewaan kita yang ada Arona makin down," tambah Galateo.

"Duh kasian banget adek gue," ujar Arsena.

"Itu Atlas kan?" ujar Luna tiba-tiba ketika matanya menangkap kehadiran Atlas yang berdiri tidak terlalu jauh dari mereka. Cowok itu tidak sendiri. Ada seorang gadis disebelahnya.

"Mana?" Arsena tampak mencari-cari.

"Woi Atlas!" teriak Arsena tanpa malu. Yang dipanggil langsung menoleh ketika mendengar namanya diteriaki.

Atlas lantas berjalan mendekati Arsena dan yang lainnya sementara Cherry setia mengekor dari belakang.

"Baru dateng bang?" tanya Galateo karena sedari tadi dia memang tidak melihat Atlas.

"Sorry gue telat," ujar Atlas merasa bersalah.

"Arona sama timnya gak dapet juara," ujar Arsena sementara matanya fokus pada Cherry yang berdiri disebelah Atlas.

Nih cewek siapa dah? mukanya bikin gue emosi. Batin Arsen yang mendadak kesal.

"Gaes, itu Arona," ujar Angel ketika melihat Arona kini tengah berjalan menuju mereka.

Gadis itu tidak tersenyum sama sekali.

"Arona, tetap semangat! kalian keren kok!" ujar Angel begitu Arona sudah berdiri dihadapan mereka.

"Makasih ya," ujar Arona.

"Sorry kalau kalian dateng cuma buat liat gue kalah," ujar gadis itu dengan senyum pahit.

"Woi jangan ngomong kayak gitu lah!" ujar Arsena jadi sedih karena kalimat Arona.

Dia menatap Atlas lalu beralih pada Cherry.

Arsena, Jeje, Gerhana, Luna, Galateo dan Angel tampak menyadari suasana tidak mengenakan disekitar mereka.

"Ayo balik bang." Arona tidak mengatakan apa-apa pada Atlas. Dia langsung mengucapkan keinginannya untuk pulang pada Arsena. Bahkan tanpa menunggu respon kakaknya, Arona sudah melangkah pergi lebih dulu.

ATARONA [SUDAH TERBIT]Where stories live. Discover now