43| TEMPAT BERBAGI CERITA

Mulai dari awal
                                    

"Aku ada salah," ujar cowok itu.

"Aku bilang kamu kayak anak kecil padahal kamu cuma cemburu. Harusnya aku nenangin kamu yang lagi cemburu, bukannya ngebela diri sendiri,"

Oke. Arona benar-benar speechless lagi. Dia bahkan hanya bisa mengerjap-ngerjapkan matanya tanpa mengatakan apa-apa.

"Bubu?" hingga panggilan Atlas akhirnya membuat Arona tersadar dari lamunannya.

"Hah? apa?" tanya Arona yang malah terlihat linglung.

Atlas menatap Arona dengan lekat. "Aku minta maaf ya bu?" ujarnya lagi.

Arona bersandar pada sandaran sofa sambil melipat tangannya didepan dada. Gadis itu memilih manatap ke arah lain— bukan ke arah Atlas.

"Minta maafnya karena tau kesalahannya dimana atau supaya aku udahan aja ngambeknya?" ujar gadis itu tanpa menatap Atlas.

Cowok itu menahan senyum, alih-alih merasa tersinggung dengan pertanyaan Arona yang meragukan permintaan maafnya, cowok itu malah merasa gemas.

"Tau kok letak salahnya dimana," jawab Atlas dengan sabar.

Arona perlahan menoleh.

"Bener?" tanya gadis itu memastikan.

Atlas mengangguk.

Dengan bibir masih mengerucut, Arona menjawab. "Yaudah,"

"Aku dimaafin?" tanya Atlas memastikan.

Arona menjawab dengan anggukan.

Senyum lega terlihat jelas diwajah Atlas. Cowok itu tiba-tiba merentangkan tangannya.

"Kalau gitu sini peluk," ujar Atlas.

Dengan pipi yang mengembung lucu, Arona bergerak mendekati Atlas lalu memeluk cowok itu dengan dagu yang bersandar pada bahu Atlas. Mereka berpelukan dengan posisi duduk.

Atlas bergerak mengusap rambut Arona dengan lembut sembari mengecup surai gadis itu.

Dengan pelan Arona berujar.

"Jangan berantem lagi. Gak suka," ujarnya.

"Iya. Gak mau berantem lagi," ujar Atlas.

"Gak boleh putus," ujar gadis itu tiba-tiba dengan rasa takut kehilangan.

"Iya. Gak boleh," ujar Atlas.

Setelah berpelukan cukup lama, Arona bergerak keluar dari pelukan Atlas.

"Kenapa?" tanya Atlas tiba-tiba sambil meneliti wajah Arona— menebak jenis ekspresi yang ditampilkan oleh gadis itu.

"Laper?" tebak Atlas.

Dengan polos Arona mengangguk.

"Sialan lo Arsena. Pacar gue lo ajak jalan tapi gak di kasih makan!" ujar Atlas dengan nada marahnya. Tingkahnya membuat Arona tertawa.

"Emang gajelas dia," ujar Arona yang tampak setuju dengan pacarnya.

Atlas tertawa kecil lalu mengusap rambut Arona. "Yaudah. Bubu mau makan apa? mau nyari ke luar atau mau pesen aja?"

Arona tampak berpikir. "Pesen aja ya? kamu kan baru pulang. Capek pasti. Jadi, kita pesen aja ya?" ujar Atlas peka ditengah-tengah Arona yang masih berpikir.

"Boleh deh," ujar gadis itu dengan anggukan setuju.

Atlas kemudian mengeluarkan ponselnya lalu menyerahkannya pada Arona agar gadis itu memesan makanan yang dia mau.

🌏

Galateo tengah berada dirumah Angel sekarang, keduanya duduk sambil mengupas jeruk yang baru saja diambil oleh Angel dari dalam kulkas. Sepasang kekasih itu duduk diatas karpet dengan posisi berhadapan dan tangan yang sibuk mengupas jeruk.

ATARONA [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang