Battle

240 40 0
                                    

Api lentera kembali menyala terang. Suara itu tidak lagi terdengar. Semua murid menatap Harry, mereka seperti ingin menyuruh Harry pergi menemui Voldemort.

"Apa yang kalian tunggu? Siapapun tangkap dia!" Pansy berseru sambil menunjuk Harry.

Mendengar itu para anggota Laskar Dumbledore segera berdiri mengelilingi Harry, termasuk Rory. "You better shut up!" tukas Rory pada Pansy.

"You such a..." belum selesai Pansy mengumpat. Seseorang tiba tiba berteriak teriak dari luar aula besar. Ia berlari dengan kikuk sambil menggendong kucing kesayangannya.

"Para murid di koridor! Para murid di koridor!" teriak Filtch dengan suara seraknya.

"Mereka memang seharusnya di luar tempat tidur, Filtch!" ucap McGonaggal sambil berkacak pinggang.

"Maaf, Nyonya" kata Filtch dengan canggung.

"Baiklah lupakan saja. Sebenarnya, Mr. Filtch. Jika kau bisa, aku ingin kau membawa Ms. Parkinson dan semua murid asrama Slytherin, pergi dari aula besar" kata McGonagall sambil menunjuk murid murid Slytherin.

"Tepatnya ingin mereka dibawa kemana Nyonya?" tanya Filtch lagi.

"Ke bawah tanah" jawab McGonagall sambil menyeringai.

Seketika semua murid dari asrama Gryffindor, Ravenclaw, dan Hufflepuff bersorak dan bertepuk tangan. Sedangkan murid asrama Slytherin menunduk dan beberapa diantaranya terlihat sangat jengkel. Karena Filtch menyuruh mereka buru buru.

Setelah itu suasana kembali bersemangat. Semua murid kecuali murid asrama Slytherin berkeliaran untuk segera mengamankan kastil dan berkumpul bersiap bersama teman teman mereka. Rory juga demikian. Ia berjalan cepat bersama Neville dan banyak lainnya untuk mengamankan kastil. Namun Luna memanggilnya.

"Rory, kau tahu di mana Harry?" tanya Luna pada Rory.

"Yaa, jika tidak salah dia tadi menuju asrama Ravenclaw. Itu dia!" Rory dapat melihat Harry di tengah kerumunan murid.

Menyadari itu, Luna segera berlari mengejar Harry. "Ada apa Luna?" tanya Rory bingung.

"Ia hanya buang buang waktu mencarinya kesana" kata Luna menjelaskan.

Rory jadi mengikuti Luna untuk mengejar Harry yang teramat sulit untuk dihentikan. Mereka memanggilnya berkali kali namun Harry tetap saja mengacuhkan mereka. Dia sangat ambisius dalam hal seperti ini.

"Harry Potter, kau dengarkan aku sekarang!" Luna akhirnya berteriak juga.

"Yeaa dengarkan dia dulu!" kata Rory dengan tangan bersedekap.

"Baiklah, ada apa?" tanya Harry menuruni satu anak tangga.

"Kau ingat apa yang dikatakan Cho tentang diadem Rowena Ravenclaw? Tak ada orang hidup yang melihatnya" kata Luna dengan suara lembutnya.

"Hantu" kata Rory tiba tiba.

"Benar, kau harus bicara pada orang yang sudah mati Harry" Luna menyetujui ucapan Harry.

"Helena Ravenclaw, kau harus bicara padanya" kata Rory bersemangat.

"Aku tahu dia berada di mana" kata Luna, matanya terbuka lebar.

"Kita bisa mengantarmu!" sambung Luna lagi.

"Luna bisa mengantarmu. Aku akan pergi dulu, dah" Rory kemudian menuruni tangga.

Ia berjalan menuju lorong pembatas kastil dan hutan terlarang. Ia terkejut ketika melihat segerombolan pelahap maut berdiri diluar lingkaran pelindung. Rory berdiri di samping Neville. Neville menoleh ketika ia menyadari seseorang berdiri di sebelahnya.

MOONSTONE  [ Draco X OC ] (done)Where stories live. Discover now