Suspected

285 43 3
                                    

Draco menatap lurus ke lingkungan sekitar hogwarts, entah dia melihat danau hitam, whomping willow, atau hutan terlarang. Rory diam diam melihatnya—melihat lengan kirinya yang tertutup jas hitam. Ia membayangkan tanda kegelapan terukir disana. Tubuh Draco jadi lebih tinggi sekarang, ia juga semakin kurus. Rory menyadarinya saat ia menatap Draco dari jarak se dekat ini.

"Apa?" kata Draco tanpa melihat ke arah Rory.

"Apanya yang apa?" tanya Rory santai.

"Kau memperhatikanku kan" jawab Draco, kini ia menatap Rory.

"Memangnya kenapa? aku tidak boleh?" kata Rory berusaha tenang karena Draco mengetahui kalau ia memperhatikannya diam diam.

"Kau terlihat seperti orang bodoh" cerca Draco dengan wajah datar, hampir menyerupai Snape.

"Hhh, kau tidak berubah" kata Rory, pandangannya lurus lagi ke hutan terlarang.

"Ada milikmu yang terbawa olehku" kata Draco sambil merogoh saku jas bagian dalamnya.

"Apa?" tanya Rory sambil menoleh.

Draco mengeluarkan secarik kertas berwarna krem keemasan. Ia membuka dua lipatan kertas itu kemudian menyodorkannya pada Rory. Rory mengernyit lalu menatap Draco bingung. Itu merupakan gambar wajah Draco buatan Rory.

"Maksudmu? ini bukan punyaku" kata Rory mendorong tangan Draco pelan.

"Ini gambarmu kan?" Draco menyodorkan kembali gambar itu.

"Yeaa, but i drew you" kata Rory—alisnya terangkat.

"And you're not mine" lanjutnya diikuti tawa pelan.

"Tidak tidak aku serius, simpan saja. Untukmu" kata Rory, kemudian ia berjalan ke arah tangga.

Draco diam saja, ia melihat Rory menuruni tangga tanpa menahannya untuk tetap disana walaupun dia ingin. Ia melipat lagi kertas itu dan memasukannya ke saku jas bagian dalam.

****

Rory berjalan di koridor bersama Hermione dan Harry. Kecuali Ron, akhir akhir ini dia sering menghabiskan waktu dengan Lavender. "Kau sudah menentukan akan mengajak siapa, Harry?" tanya Rory pada Harry.

"Belum, rahasia" kata Harry senyum senyum.

"Kau harus hati hati memilih pasangan, Harry" Hermione mengingatkannya.

"Yeaa, Hermione benar. Beberapa orang terobsesi karena menganggap kau adalah yang terpilih" terang Rory.

"Kau lihat dia" Hermione melirik ke arah seorang murid perempuan dengan rambut gelap yang sedari tadi memperhatikan Harry.

"Itu Romilda Vane, dia salah satu orang yang seperti Rory bilang. Dia diam diam hendak memberimu amortentia" tutur Hermione dengan volume suara yang pelan.

"Tapi aku memang yang terpilih" kata Harry. Hermione memukul kepalanya dengan gulungan kertas. Sedangkan Rory tertawa karena hal itu.

"Baiklah maaf hanya bercanda" kata Harry memelas.

"Lagi pula, kenapa tidak ajak Rory saja" kata Hermione sambil melihat ke Harry dan Rory bergantian.

"Aku sudah tahu jawabannya tanpa bertanya dahulu" kata Harry menaikkan alisnya kemudian melihat Rory.

"Kenapa kau tidak mau?" tanya Hermione.

"Entahlah, aku mau Harry mengajak seseorang yang mau dia ajak bukan karena itu temannya. Lagipula aku tidak membawa gaun bagus untuk menghadirinya" terang Rory.

"Padahal aku memang mau mengajakmu" kata Harry.

"Sudahlah Harry, aku tahu sebenarnya siapa yang ingin kau ajak.." Rory meledek Harry, namun Hermione memotong ucapannya.

MOONSTONE  [ Draco X OC ] (done)Where stories live. Discover now